Tempat Spesial Untuk Citra

32 3 9
                                    

Disini dua sepasang sejoli tengah menatap langit. Seorang laki - laki mengajak gadis nya ke tempat yang ia sukai. Rumah pohon yang sederhana mampu membuat gadis bernama citra senang dan memeluk Fariz.

Walaupun terbuat dari bahan sederhana, Fariz ingin membuat citra senang. Ia sudah lama membuat rumah pohon tersebut, gadis yang pertama ia perlihatkan sudah meninggalkan nya, dulu ia sangat mengharapkan goldie bersama nya. Tetapi pikiran itu sudah tidak ada. Yang sekarang ia cintai gadis di depan nya.

Hembusan angin sepoi menerpa wajah cantik citra, Fariz pun tersenyum melihat citra begitu bahagia. Ia pun sangat bahagia. Melihat citra tidak seperti tadi yang murung dan menangis. Ia tak suka melihat gadis nya menangis atau pun disakiti orang lain.

"kalau boleh tau, kapan bikin rumah pohon ini" tanya citra yang menatap lurus kedepan, Fariz menengok dan tersenyum.

"sejak dulu, dulu gue bikin untuk seseorang tapi dia udah ninggalin gue gitu aja" ucap Fariz tersenyum masam dan masih menatap lurus pemandangan di depan.

"oh ya, tempat ini sekarang milik lo. Kalau lo sedih atau apapun itu. Lo bisa kesini buat nenangin diri" Lanjut Fariz sambil merangkul pundak citra.

"thanks" ucap citra sambil menatap Fariz tersenyum. Fariz pun mengangguk pertanda jawaban

"lo bisa cerita ke gue, pundak gue selalu ada buat lo. Lo keluarin semua unek - unek yang pingin lo ceritain. Tapi gue gak maksa, saran gue keluarin aja biar gak ada beban di diri lo" ucap Fariz sambil mengusap bulir air mata citra. Ia tak tega melihat citra seperti ini.

"bokap nyokap gue cerai, gue gak tau lagi harus gimana. Tiap hari mereka bertengkar gara - gara gak ada yang urusin gue. Bokap nyokap gue sibuk dengan dunia bisnis nya sampai - sampai ia lupa kalau dia punya anak yang harus di perhatiin di rumah. Sebenarnya gue gak masalah, gue udah biasa kaya gak punya orang tua. Hiks.. Hiks...hi...ks...hiks.."Jeda citra karna tak kuasa menahan tangisan. Ia tak sanggup mengalami ini. Hati nya Bagai tertusuk ribuan pedang. ia selalu berdoa agar orang tua nya terus bersama sampai lanjut usia. Ternyata tidak ia tak mau keadaan seperti ini.

"Dari kecil gue di urusin bi inah. Bibi yang selalu rawat gue, besarin gue. Bokap nyokap gue gak peduli sama gue, cuma kasih uang perbulan untuk hidup gue. Abis itu pergi ke luar negeri. Gak tau masalah nya apa tiba - tiba gue di telepon bibi. Ada pengacara dari nyokap yang dateng ke rumah kasih surat perceraian. Gue bingung kak, gue harus apa. Hiks.. Hiks.." cerita citra panjang lebar sambil memeluk Fariz, ia tak tau lagi harus bagaimana. Walaupun orang tua nya tidak mengurus citra dari kecil ia tak mau sampai keluarga nya harus hancur begitu saja.

"hustt.. Udah udah saran gue lo harus berusaha untuk memperbaiki hubungan antara bokap dan nyokap lo. Mungkin perceraian pasti mereka pulang dan ini kesempatan lo untuk ngomong sama mereka, lo perbaiki semuanya walaupun itu sulit. Tapi gue percaya lo bisa" saran Fariz sambil mengusap punggung citra citra masih sesugukkan.

"hiks.. Kalau tetep keukeh cerai gimana kak hiks.. Hiks" ucap citra menangis

"Tidak ada yang tidak mungkin. Lo harus berusaha dan berdoa. Pasti ada jalan keluar nya" nasihat Fariz yang mampu menenangkan hati citra.

"udah ah jelek lo nangis gini. Kaya monster abis kena aer comberan" ketawa Fariz menggelar. Iangsung di hadiahi oleh citra cubitan pedas.

"aww..aww.. Sakit sayang" goda Fariz yang tak henti menggoda citra. Ia ingin melihat citra tak nangis lagi.

"wah apa tuh di pipi merah - merah gitu" Fariz menggoda citra. Citra merona di panggil sayang

"setiap masalah harus di hadapi bukan di hindari. Kalau kita berusaha dan berdoa pasti akan selesai" Fariz memberi tahu citra agar ia tak selalu menghindari masalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AthafarizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang