ex-husband

1.6K 94 1
                                    

Kami telah lama menikah, 3 tahun bukankan itu waktu yang lumayan lama. Kami menikah karna saling mencintai.

Awal pertemuan karna tidak disengaja. Aku yang seorang karyawan mendapat tugas untuk keluar kota selama seminggu saat itu bersama tiga rekanku haikal, radit dan della.

Saat itu aku yang tengah kelaparan karna kami sibuk diproyek hingga lupa waktu. Dari pagi hingga hampir sore sibuk dengan kerjaan sampai lupa belum makan saat itu. Akhirnya aku dan della memutuskan mencari makan diwarung dekat proyek.

Disana azka suamiku itu makan dan lupa membawa dompetnya. Bukan karna aku bertanya makanya tau tapi karna dia sibuk dengan ponselnya. Ntah menelpon siapa tapi dengan suara yang cukup bisa kami dengar karna kami duduk tidak jauh darinya.

Karna waktu itu aku kasian apa lagi melihat penampilannya yang sangat miris itu. Aku memutuskan membayar makannya setelah aku dan della makan tentunya. Saat itu dia tidak tau jika makanannya sudah dibayar. Ntah bagaimana dia mengejar kami dan meminta nomor ponselku. Alasannya karna akan mengganti makanan yang aku bayar tadi.

Aku sudah menolak tapi dia malah makin memaksa. Hingga aku memberikan nomorku padanya juga.

Dari sana kami dekat dan akhirnya ya seperti saat ini. Kami menikah walau sampai saat ini ada yang kurang dari pernikahan kami. Anak, ya kami belum diberi kepercayaan untuk memiliki anak. Aku sering melihatnya menatap layar tv jika menunjukan bayi lucu disana. Dia sangat berbinar melihatnya. Tapi miris bagiku karna belum juga bisa memberinya anak.

Hingga kejadian yang tidak aku inginkan terjadi. Saat aku yang bosan dirumah akhirnya menghubungi sahabatku andin. Mengajaknya berbelanja.

"ran lo beneran yakin mas azka keluar kota?" tanya andin saat kami tengah makan direstoran setelah pulang dari berbelanja.

Aku mendongak menatapnya dan menanggukan kepala menjawab pertanyaannya.

"coba lo telpon deh ran." serunya membuatku mengernyit dahi heran.

"ngapain! Dia lagi sibuj kerja din yang ada gue ganggu dia ntar." ujarku.

"oke kalau gitu, pria dan wanita diujung sana lo kenal mereka berdua gak?" tanya andin membuatku menatapnya.

Dia menunjuk ke ujung restauran. Akupun mengikuti arah yang ditunjuknya itu.

Degg

Apa maksudnya ini? Apa aku salah lihat! Disana diujung restauran. Aku melihat mas azka dengan mertuaku tengah duduk dengan dua orang paruh baya dan wanita dengan pakaian yang sangat rendah itu.

"din, it-itu." suaraku tercekal aku menatap mereka dengan mata berkaca-kaca.

"sabar ran. Kit samperin mereka. Biar tau semuanya yaa." ujar andin sambil mengelus pelan bahuku.

"ayo kita kesana, biar lo tau apa yang terjadi." ujarnya lagi yang sudah berada di depanku dan menarik tanganku.

Dengan bergetar aku melangkah mendekati mereka yang tengah tertawa bahkan wanita disamping mas azka dengan tidak tau malunya menyenderkan kepalanya dibahu suamiku itu. Sementara mas azka sendiri hanya diam saja.

Yaallah apa yang terjadi sebenarnya. Kenapa dengan mereka. Apa yang aku lewatkan hingga aku tidak tau tentang ini.

"ma-mas azka." panggilku lirih membuat mereka menatapku. Aku bisa melihat mertuaku terkejut dan mas azka yang membelalak. Aku yakin dia sama kagetnya.

"ran." ujarnya lalu berdiri dari duduk melangkah mendekatiku yang masih dalam rangkulan andin yang setia disampingku.

"apa ini mas? Bukannya kamu diluar kota dari seminggu lalu.!" kataku menatapnya dengan pandangan terluka. Ya, aku terluka sangat terluka saat ini.

collection of short storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang