Justin ➿ Xukun

416 35 15
                                    

"Kamu, pergi bersihkan musholla sendirian. Sekarang."

"Yahh pak. Masa saya sendiri ?."

"Berangkat sekarang, ato saya tambah hukumannya ?."

"Yaudah deh. Untung saya anaknya rajin."

.

.

"GA ADA ANAK RAJIN YANG BERANGKAT SEKOLAH SELALU TELAT, TELUR AYAM !"

.

Justin tengah melangkah santai menuju ke Mushollah di sekolahnya. Lagi-lagi ia dihukum karena telat, alasannya sama ; yaitu macet.

Para guru bilang itu alasan klasik, tapi memang benar adanya. Justin tidak mengibul atau mencari cari alasan, ia memang telat karena macet.

Salahkan saja kenapa harus ada lampu merah dijalan, membuat ia yang mengejar waktu malah harus berhenti sekian menit menunggu lampu hijau kembali nyala.
Kalau tidak ada lampu merah pasti ia dapat menghemat waktu dan cepat sampai tujuan.

Setelah sampai di tujuan, Justin segera melepas sepatu dan kaos kakinya. Disaat itulah ia melihat siluet seseorang sedang sholat.

"Pagi-pagi gini sholat apa ya ??" Pikir Justin lola yang memang jarang sembhayang.

Ia mengintip dari sela pilar tempatnya bersandar. Dapat ia lihat sosok khusyuk tersebut dengan balutan seragam sepertinya dengan kopyah hitam tengah memejamkan mata dengan khidmat.

Melihat wajahnya saja membuat damai. Justin tersenyum kecil.

"woy bro, lu ngapa ngintip kek maling di musholla ? Mau nyuri al-qur'an lu ??" Suara berbisik di samping telinganya membuat Justin serangan jantung mendadak.

Ia menoleh seketika dan berbenturan dengan jidat seseorang.

"Adawww." Aduh keduanya reflek menyentuh jidat masing-masing.

"Lu nongol gitu aja udah kek mahluk alus borr." Seru Justin saat tau sosok yang menganggu aksi mengintipnya adalah teman sekelasnya sendiri, si Fan Chengcheng.

"Yee enak aja, lo tuh kurang kerjaan ngintip orang sholat. Percuma, ga bakal kecipratan pahalanya."

"Gw lagi dihukum  bersihiin musholla, makanya gw heran kok udah ada orang nya aja pagi-pagi gini."

Si Chengcheng menduduk kan diri di pelataran musholla dan ikut membuka sepatu dan juga kaus kakinya.

"Ya bagus dong, berarti mushola disini bukan pajangan doang. Gimana sih lu."

Justin memanyunkan bibir.

"Ga faedah ngomong ama lu. Btw yang didalem sapa sih ??" Tanya Justin akhirnya karena terlalu penasaran.

Chengcheng mendongakkan wajah, menatap kearah Justin dengan raut heran.

"Lu gak tau dia ?? Udah 2 tahun sekolah tapi lu ga tau nama kakak kelas lu sendiri ??. Kemana ae lu ntin .?" Tanya Chengcheng sambil geleng geleng kepala.

Justin makin cemberut.

"Ya Sorry aja, gw sekolah kan buat nyari ilmu bukan nyari perhatian." Jawab Justin lancar yang mengundang suara tersedak dari Chengcheng.

"Uhhuuk, gw diceramahin ama anak yang suka telat." Gumam nya selirih mungkin, namun dapat didengar Justin.

Emang sengaja sih.

"Lebih baik telat daripada tidak sama sekali." Sela Justin

Chengcheng diam seketika. Malas juga membalas. Sosok didepannya ini seperti punya kamus cadangan diotaknya yang bisa menjawab semua pertanyaan apapun. Yah walaupun nyeleneh.

"Itu kak Kunkun, anak MPK."

"Owhh." Justin memandang penuh arti kearah si Kunkun dengan penuh arti.

"Jangan aneh-aneh lu Tin." Sela Chengcheng melihat Justin yang mengeluarkan smirk anehnya.

"Siap-siap lu dapet PJ dari gw Cheng."

Setelah itu anak tersebut berlalu.

Mangkir dari hukuman membersihkan mushollanya.

Dengan diiringi tatapan tidak percaya dari teman sekelasnya, Chengcheng.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
9% DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang