"Mau tau cerita lucu gak ?"
"Apaan ??"
"Wo Ai Ni."
"Ih. Ga lucu sumpah Cheng."
"Eh masa ?? Wah gagal dong."
"Udah ah. Sana pulang."
"Iya iya."
.
.Siang itu Chengcheng mengendarai motor Scoopy nya dengan pelan. Teramat pelan. Sampai-sampai ia tidak sadar telah menabrak teman sekolahnya sendiri yang sedang berjalan.
"Chengcheng !! Lu punya mata jangan buat nonton bokep mulu makanya. Liat noh jalanan."
Sang empu tertabrak ngomel-ngomel dalam keadaan duduk di emperan jalan. Tangannya kotor terkena tanah dan celana bagian tumitnya robek setelah bergesekan dengan aspal.
"Ya salam. Sorry bro, sorry. Duh gw ga fokus tadi waktu nyetir."
ChengCheng buru-buru menghampiri sosok tersebut, membantunya berdiri dan duduk di trotoar terdekat.
Si korban sibuk membersihkan tangannya dan mengusap bagian yang perih.
"Eh sakit ya." Tanya Chengcheng dengan goblok nya.
"Ga, ini nikmat. Ya sakit lah njeng."
Chengcheng cuma bisa nyengir gugup.
"Tanggung jawab pokoknya."
"Lah. Gw harus apa ?"
"Antar gw pulang. Titik."
"Yaudah ayok."
"Ya bantuin gw berdiri, babi."
"Duh ngegas mulu."
.
.Chengcheng kini mengendarai motornya dengan hati-hati sekarang, karena ada sosok yang juga ia bonceng.
"Cheng, lu knapa tadi bisa nabrak gw ?" Si yang dibonceng memulai obrolan.
"Ah mungkin takdir."
"Takdir pala lu."
Dan seketika hening sampai akhir perjalanan.
"Bisa turun gak ?? Ato mau gw gendong ?" Tanya Chengcheng setelah sampai ditujuan.
Jawaban yang diterima adalah geplakan keras mengenai helm yang dikenakannya, Chengcheng mengadu sambil tertawa.
"Makaseh. Kapan-kapan nabrak lagi, gw suruh lu anter jemput gw tiap hari."
"Ya ga apa, gw mau kok."
"Gila nih anak, terus gw di cap sebagai pelakor antara lu ama Zhengting ??? Ga, makaseh."
Mendengar hal tersebut Chengcheng kembali menggalau, teringat kembali alasannya kehilangan fokus.
"Gw nembak aja ditolak hehehe."
"Ditolak ??? Bagus dah."
Chengcheng tertohok seketika, ia memegangi dadanya dengan dramatis.
"Lo kok tega sih kun, sakit ati abang."
Sosok yang di panggil Kun, atau bernama lengkap Cai Xukun itu menggeleng melihat tingkah absurd temannya.
"Lu terlalu baik buat dia. Masa anak osis pacaran ama langganan bk, ga elit banget."
Chengcheng makin terperangah.
Tidak kah menjadi perbuatan dosa mengatakan jujur yang menyakitkan ??
Dengan bibir dikerucutkan Chengcheng menyedekapkan kedua tangannya.
"Kayak lu orang baik aja ngomong gtu."
"Emang gw ngomong klo gw baik ??"
"Oke karna lu ga baik, berarti lu cocok ama gw."
"APAAN. TEORI DARI MANA ITU !!"
Xukun berteriak sangsi. Ia menatap Chengcheng yang kini tengah menampilkan smirknya.
Pemuda tersebut memarkirkan Scoopynya dengan benar sembelum mendekati Xukun yang menatapnya waspada.
"Ngapain lu deket-deket !" Teriak Xukun spontan.
"Mendekatkan diri dengan jodoh."
"JODOH MIMPIMU. JIJIK GW !!."
Dan sore itu dipenuhi teriakan serta makian dari arah teras rumah keluarga Cai.
Lirikan matamu, menarik hati ~