Fasilitas Rahasia di Bawah Sekolah

3.9K 267 3
                                    

Malam semakin larut, tetapi pikiran keempat anggota Agent-X justru semakin tajam. Rahasia yang baru saja mereka temukan di perpustakaan bukan hanya sekadar dokumen biasa, melainkan peta menuju sesuatu yang lebih besar dan berbahaya. Fasilitas rahasia di bawah sekolah mereka bukan sekadar mitos—itu nyata dan kini mereka memiliki bukti.

"Kita harus bergerak cepat," ucap Athena, memandangi peta dengan sorot mata penuh tekad.

Afrodit mengangguk. "Aku bisa merasakan ada sesuatu yang disembunyikan di sini. Sesuatu yang sangat berbahaya."

Hera menggigit bibirnya, matanya berkedip penuh waspada. "Jika mereka begitu mati-matian melindungi tempat ini, pasti ada sesuatu yang mereka tak ingin kita temukan."

Artemis menatap ketiga rekannya. "Kalau begitu, ayo kita temukan." Ia menarik busurnya, bersiap menghadapi segala kemungkinan.

---

Mereka kembali menyusup ke dalam sekolah, kali ini dengan target baru: ruang bawah tanah yang tersembunyi di balik lorong rahasia. Peta menunjukkan bahwa fasilitas rahasia itu terletak di bawah gedung utama, tepat di bawah laboratorium sains. Namun, akses masuknya tidak mudah. Ada sistem keamanan tingkat tinggi yang harus mereka hadapi.

"Kita harus menemukan pintu masuknya," bisik Athena.

Afrodit memejamkan mata, merasakan getaran energi di sekitar mereka. "Ada sesuatu di sana," katanya, menunjuk ke sebuah dinding batu besar di sudut laboratorium.

Artemis mendekat, menggunakan sensor pada mata bioniknya untuk menganalisis struktur dinding. "Ini bukan dinding biasa. Ada mekanisme tersembunyi di baliknya."

Hera mengeluarkan perangkat hacking-nya, mulai mengotak-atik panel tersembunyi di dekat rak buku. "Berikan aku waktu sebentar... dan—" Klik! Sebuah celah terbuka di dinding, mengungkapkan tangga spiral yang menurun ke dalam kegelapan.

"Bagus sekali, Hera," puji Athena. "Sekarang, ayo masuk."

---

Tangga itu membawa mereka ke koridor panjang yang dipenuhi lampu merah redup. Dindingnya terbuat dari logam hitam berkilau, memberikan kesan modern sekaligus mengancam. Mereka berjalan dengan hati-hati, setiap langkah terasa berat dengan ketegangan.

"Aku tidak suka ini," gumam Artemis, tangannya erat menggenggam busurnya.

Afrodit tiba-tiba berhenti. "Tunggu... ada seseorang di sini."

Dari balik bayangan, sosok bertopeng macan tutul yang mereka temui sebelumnya muncul, kali ini tidak sendirian. Ia didampingi dua pria bersenjata lengkap.

"Aku sudah menduga kalian akan datang ke sini," ucapnya dengan nada santai. "Sayangnya, perjalanan kalian berakhir di sini."

Athena menatap tajam. "Kami tidak akan berhenti sampai mengetahui apa yang kalian sembunyikan di sini."

Sosok itu tertawa kecil. "Baiklah, kalau begitu... mari kita lihat seberapa kuat kalian."

---

Pertarungan pecah di lorong sempit. Artemis menembakkan anak panah bertubi-tubi, memaksa dua pria bersenjata itu berlindung. Afrodit menggunakan telekinesisnya untuk menghambat pergerakan lawan, sementara Hera berusaha meretas sistem untuk membuka pintu menuju fasilitas utama.

Athena berhadapan langsung dengan pria bertopeng macan tutul. Pukulan mereka bertemu di udara, menciptakan gelombang kejut yang menggema di seluruh lorong. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama cepat.

"Kau bukan lawan yang mudah," gumam Athena sambil menahan tendangan lawannya.

"Begitu juga kau," balas pria itu dengan senyum tipis di balik topengnya.

Afrodit berhasil menjatuhkan salah satu pria bersenjata dengan serangan telekinesis, sementara Artemis menembakkan anak panah listrik ke arah lawan lainnya, membuatnya jatuh tak sadarkan diri.

"Hera! Cepat!" seru Athena.

"Sedikit lagi... hampir selesai..." tangan Hera bergerak cepat di atas perangkat hacking-nya.

Klik! Pintu besar di ujung lorong terbuka. Seketika, Athena memberikan sinyal mundur. "Ayo masuk!"

Mereka bergegas melewati pintu sebelum sosok bertopeng macan tutul bisa mengejar. Pintu menutup otomatis di belakang mereka, mengunci pria itu di luar.

"Ini belum selesai!" teriaknya dari balik pintu.

Athena menghela napas lega, lalu menoleh ke sekeliling. Mereka kini berada di dalam fasilitas rahasia.

---

Ruangan itu jauh lebih besar dari yang mereka bayangkan. Dindingnya dipenuhi layar holografik yang menampilkan data-data rahasia. Di tengah ruangan, sebuah tabung kaca besar berdiri, berisi cairan biru berpendar dengan sesuatu mengapung di dalamnya.

Artemis mendekat, matanya melebar. "Astaga... ini manusia."

Afrodit menyentuh kaca tabung, merasakan energi aneh yang terpancar darinya. "Bukan manusia biasa... ini hasil eksperimen."

Hera membaca data yang terpampang di layar. "Mereka melakukan rekayasa genetika. Menciptakan manusia super."

Athena mengepalkan tangannya. "Kita harus menghentikan ini."

Tiba-tiba, suara alarm kembali berbunyi. Layar holografik berubah, menampilkan wajah seorang pria tua dengan sorot mata tajam.

"Selamat datang, Agent-X," suaranya bergema di seluruh ruangan. "Kalian sudah melangkah terlalu jauh."

Mereka saling berpandangan, menyadari bahwa misi ini baru saja berubah menjadi lebih berbahaya dari yang mereka duga.

Bersambung...

AGENT-X [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang