PHS : Chap.1

124 10 5
                                    

Kegiatan belajar mengajar sudah dimulai sejak 2 bulan yang lalu. Setiap malam, siswi kelas 1 akan mengendap-endap ke kamar katingnya dan mengobrol hingga jam 9 malam. Beruntung bangunan asrama hanya satu bangunan saja. Jadi mereka bisa pulang ke kamar dengan mudah.

Sekarang, Chaeyeon, Yuju dan Mina ada di kamar Si Kembar Nayoung dan Nayeon. Membicarakan kabar tentang pembunuhan yang tersebar ke satu sekolah.

"Selama aku bersekolah disini, aku baru mendengarnya. Kalian tau dari mana?" Tanya Nayeon.

"Banyak sekali teman-teman kami yang membicarakan itu," ucap Chaeyeon yang mendapat anggukan dari temannya yang lain.

"Heol, hebat sekali mereka dapat berita yang katingnya saja tidak tahu," ucap Nayeon sarkas. Lalu mendapat jitakan di kepalanya dari Nayoung.

"Lu aja yang kudet. Gue udah tau dari awal masuk sini kok". Nayeon mengerucutkan bibirnya.

"Eh iya, kalian gak pulang ke kamar? Udah hampir larut loh ini. Gak belajar?" Ucap Nayoung, Nayeon memandangnya heran.

"Tumben, Young? Biasanya lu yang paling males belajar,"

"Mengingatkan gapapa kali, Yeon"

"Yaudah, kami pulang ke kamar dulu ya. Dadah kakak-kakak!" Ucap Mina. Mereka memakai sandal tidur dan berlari menuju kamar mereka.

"Emang itu beneran, Young?" Tanya Nayeon setelah adik tingkat mereka sudah benar-benar pergi.  Nayoung yang sedang menarik selimut sebatas pinggangnya berdehem sebagai jawaban 'iya'.

"Kok lu bisa tau sedangkan gue enggak sih?" Tanya Nayeon lagi. Kini, Nayoung sudah memejamkan matanya.

"Karena gue pernah jadi saksi waktu itu, Yeon". Lalu hening malam itu.

***

Paginya, mereka berdua bangun seperti tanpa ada hal yang terjadi kemarin. Mereka mandi, pakai seragam, dan mengambil tas mereka lalu turun ke bawah untuk pergi ke kantin. Kebetulan kamar mereka berada di lantai 2 asrama.

Kantin disini juga terpisah menjadi dua, bagian putra dan putri. Kantin asrama ini bisa menampung semua siswi untuk makan pada pagi dan malam hari, siangnya mereka akan makan di kantin sekolah.

Para adting dan kating duduk bersama dan mengobrol. Seperti yang dilakukan girls squad—begitu mereka menamainya.

"Kak Jennie, kakak tau tentang pembunuhan disini gak?" Chaeyeon yang pada dasarnya berkeingintahuan tinggi itu bertanya tanpa henti. Ia ingin mendapatkan jawaban terpuas baginya.

Jennie yang sedang mengunyah langsung mendongak saat mendengar pertanyaan itu, lalu melirik Nayoung sekilas, kemudian menelan makanannya.

"Tau, memangnya kenapa?" Jennie melihat kearah Nayoung yang berada di seberangnya duduk. Merasa dilihat, Nayoung melihat Jennie.

"Bagaimana ceritanya? Kenapa orang itu bisa terbunuh? Cewe atau cowo? Kelas berapa?" Jennie pening mendengar runtutan peetanyaan Chaeyeon. Kemudian berbicara pada Nayoung.

"Lu aja yang jelaskan, Young, kepala gue tiba-tiba pusing," Nayoung yang sudah selesai makan melihat Chaeyeon dengan wajah tenang. Kemudian tersenyum.

"Yang di bunuh perempuan, namanya Park Sooyoung, biasa di panggil kak Joy. Kakak tingkatku," Chaeyeon menganggukkan kepalanya mengerti.

"Kok kakak bisa tau?" Chaeyeon masih terus bertanya. Ia meminum susu coklat yang diberikan penjaga kantin tadi, kemudian menjawab pertanyaan Chaeyeon.

"Soalnya aku jadi saksi waktu itu," yang lain shock. Nayoung, Nayeon, dan Jennie biasa saja.

"Saat itu Kak Joy sedang berjalan di koridor lantai 2 asrama dan aku sedang keluar dari kamar untuk membeli keperluan pribadi. Aku bertemu dengannya saat kak Joy sedang berjalan menuju jendela. Ia berjalan tak tentu arah, aku bertanya namun ia hanya tersenyum. Dan besoknya kak Joy di temukan di bawah jendela dengan luka di kepalanya akibat terkena batu," Nayoung mengakhiri ceritanya dengan senyuman. Senyuman pahit.

Semua yang ada disana menatap Nayoung. Nayeon yang ada di sampingnya merangkul kembarannya itu dari samping.

"Sampai sekarang pembunuhnya belum ketangkep?" Tanya Yuju, Nayoung mengangguk.

"keluarganya menghentikan pencarian pembunuh kak Joy. Karena, kak Joy udah gak ada. Apa lagi yang mau dituntut?" Semuanya menunduk.

"Ah, sebentar lagi masuk. Ayo ke sekolah sekarang."

***

Jam istirahat pertama telah tiba. Para girls squad dan boy squad berkumpul di markas mereka. Lab fisika.

"Pembunuhan itu kelihatannya aneh," ucap Wonwoo. "Masa CCTV gak merekam kejadian setelah kak Joy sampai dijendela itu? Lagipula, mana mungkin kak Joy bunuh diri. Kalian bayangin deh, kak Joy itu baik, perfect lagi, semua guru menyukainya, gak mungkin kan dia di bully?" Semuanya nampak berpikir.

Wonwoo melanjutkan, "Guru-guru yang berpatroli juga katanya gak ngeliat."

"Wonwoo. Semua penjelasan lu ada benarnya juga. Tapi ini kejadian  setahun yang lalu. Mana mungkin penjahatnya masih ada sampai sekarang," ucap Youngjae . Wonwoo masih saja mengotot.

"Kalau pelakunya orang dalam gimana?" Wonwoo membuat mereka semua terdiam.

"Jika itu orang dalam, siapa? Guru? Mana mungkin," Doyoung mengibaskan tangannya.

"Bisa jadi," Wonwoo membalas.

"Guru mana yang tega membunuh anak muridnya? Apalagi kak Joy itu berprestasi, Cantik lagi." Ucap Daniel. Nayoung memukul kepala Daniel yang menimbulkan umpatan dari yang punya kepala.

"Kak Joy is gone. Masih mau dikerdusin juga?" Nayoung menatap Daniel sebal, begitu juga sebaliknya.

"Hei,hei. Kita disini untuk berdiskusi. Bukan untuk bertengkar" lerai Hoshi. Mereka terdiam namun tetap melempar tatapan sengit.

"Huh, Young. Kak Joy gak pernah bikin masalah disini 'kan?" Tanya Coups.

"Ya gak lah. Lu pikir kak Joy berandalan kea gue?" Ucap Nayoung. Mereka tampak berpikir.

"Gimana kalau pulang sekolah kita ke tempat kejadian? Kali aja ada barang bukti yang masih ketinggalan," ucap Hoshi. Yang lain mengangguk.

Bel berbunyi menandakan istirahat telah selesai. Mereka mengakhiri diskusi mereka dan masuk ke kelas masing-masing.

Saat mereka semua keluar, ada seseorang yang masuk ke lab itu. Sambil menyeringai.

***

Tbc🔜

Vomment ya❤❤

Plaedeos High School ; 95, 96, 97 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang