PART4
Move on
Hari ini aku dan taylor bersemangat untuk masuk sekolah, karna nanti sore ada latian band. Seluruh kelas berkumpul di lapangan, ketos disekolah berdiri di tengah-tengah lapangan dan mulai menjelaskan kegiatan untuk ujian tengah semester ini, ada lomba menyanyi group/solo/band, ada lomba sepak bola, dan yang terakhir lomba kekompakan kelas. Ariana memilih aku untuk menjadi penyanyi di band kelas, aku hargai itu dan taylor menjadi gitaris. Ketos masih sibuk menjelaskan aturan-aturannya sedangkan aku dan taylor duduk di lapangan dan tidak mendengarkan yang ketos bicarakan. Taylor tau aku dan austin sudah putus, taylor juga menginginkan kejadian ini dari dulu. Semalaman aku menangis, semalaman juga aku tidak melihat handphone. Saat aku menghidupkan handphone ku, aku mendapat sms dari justin.
"Lo putus sama austin? Kenapa."
Aku tidak membalas pesan tersebut. Aku melihat austin dan ariana sedang berdiri berdua di pinggir lapangan, but no problem.. I just search my true love, i don't need austin for my life. Taylor sedang bercanda dengan jack, aku pun ikut bercanda bersama mereka. Setelah ketos sudah selesai berbicara di depan lapangan, semua murid disekolah ini masuk ke kelas masing-masing. Disaat aku melewati kelas justin, justin sedang menepati posisi duduk dibawah lantai kelasnya, bersama temen-temannya. Dia tersenyum kepadaku, aku membalas senyumannya.
Sampai dikelas aku duduk dibangku milikku, ariana berada di depan kls dan menulis nama-nama yang akan mengikuti kegiatan besok.
"Jadi selena, taylor, jack, putra besok akan mengikuti kegiatan lomba nyanyi/musik untuk besok."
Ariana menjelaskan, dan semua kelas bertepuk tangan. Jack dan putra mendekati bangku ku dan taylor.
"Kapan latian? Persyaratan harus pakek lagu cipataan sendiri loh." Kata putra
"Jangan becanda lo!" Taylor membalas ucapan putra
"Gue ga becanda, makanya liat dulu dong di papan pengumuman."
"Eh tay, lo kan waktu itu buat lagu tuh. Pake lagu lo aja nanti kita coba. Studio siapa yang kita pake?" Tanyaku
"Tenang sel, john bilang kita latian dirumah justin. Kan dirumah justin ada studio tuh, okay."
Hah? Rumah justin? Baiklah. aku dengar-dengar putra adalah sahabat justin juga. Meski dia bukan termasuk band justin tapi justin selalu menganggap putra sebagai sahabat sejatinya. Putra pernah bilang kepadaku, justin selalu menyayangi teman-temannya, dia tidak ingin teman-temannya disakiti.
Siang harinya sekitar jam 1 aku pergi menjemput taylor dan jack. Diperjalanan taylor sibuk menelpon john sedangkan jack sibuk dengan makanan yang ada ditangannya. Kami sampai dirumah justin pukul 2 siang, kemacetan dijalan membuatku, jack dan taylor terlambat. Sampai disana sudah ada putra, john, dan temen-teman justin lainnya.
"John, handphone kamu kemana? Kok aku nelfon gak aktif?"
"Handphone ku ada dirumah lagi dicharger maaf deh lupa gak bilang."
John dan taylor berbincang aku hanya melihat ke arah justin yang sedang bercanda dengan teman-temannya.
"Eh, ke studio langsung aja. Gak ada yang ditunggu lagikan?"
Tanya justin, semua mengambil peralatan yang diperlukan. Sampai di studio mataku terpanah melihat ruangan ini, besar, megah, dan mewah ada 2 studio yang dipisahkan oleh tembok yang sangat tebal. Taylor mengeluarkan beberapa kertas, ya lagu yang dibuatnya. Aku mengambil salah satu kertas itu, lagu yang dibuat taylor judulnya "Slow Down" aku membaca lyricsnya dan aku mulai jatuh cinta dengan lagu ini. Lalu taylor mengajari putra dan jack untuk memainkan lagu ini, terakhir taylor mengajariku. John hanya duduk melihat, kami pun mencoba memainkannya bersama. Satu kali mencoba kacau, dua kali mencoba lumayan lancar, setelah yang ketiga kamipun bisa memainkannya. Band justin keluar dari studionya dan melihat kami dari jendela kaca distudio. Aku tidak mengetahui justin melihat kami, saat aku melihat ke jendela suaraku mulai pelan, saat ini juga aku menatap mata justin begitu pula dengan justin yang sedang menatap mataku. Aku mulai mengalihkan pandanganku, saat itu juga lagu yang kami mainkan selesai. Kamipun istirahat, jack mengeluarkan beberapa makanan dan membagikannya kepadaku, taylor, john, dan putra. Justin dan bandnya masuk.
"Itu lagu lo?"
Tanya justin sambil bergegas duduk di lantai bersamaku.
"Ini lagu ciptaan taylor."
Jawab putra, justin mengambil segelas air didepannya. Aku mulai menatap justin, dia berkeringat. Aku ingin sekali menghapus keringatnya. Tiba-tiba justin mulai menatapku juga, dan memberhentikan minumnya. Di studio kama ramai, karna taylor, john, jack dan yang lainnya sedang bercands. Mereka tidak memperhatikanku dan justin yang sedang bertatapan. Justin mulai mendekati telingaku dan berkata..
"Gue denger lo udah putus sama austin ya?"
"Umm.."
Gumamku sambil melihat kearah makanan yang aku pegang. Kira kira 10 detik aku melihat ke arah makananku lalu aku kembali lagi melihat kearah justin yang masih saja melihatku.
"Iya.."
Jawabku pelan sambil tertawa kecil, justin pun tersenyum lebar ke arahku. Aku tidak mengerti kenapa tiba-tiba dia tersenyum lebar.
"Lo uda move on dari austin?"
Tanyanya lagi, aku tidak tau aku sudah berhasil melupakan austin atau tidak tapi sejak aku mengenal justin seakan-akan aku tidak mengenal lagi siapa pacarku itu.
"Ngga tau, gue bingung aja. Sebenernya gue ituu suka.."
What? Aku hampir aja keceplosan bilang suka sama justin. Otakku bingung, justin pun menunjukkan mimik muka bingung.
"Suka apa?"
"Emm.. Emm.. Suka makanlah, hahaha."
Aku tertawa lebar yang sebenarnya itu tidak lucu sama sekali. Justin pun ikut tertawa sambil menutupi mulutnya yang sedang tertawa dengan tangannya itu.
10 menit berlalu dengan cepat, 10 menit juga aku berbincang dengan justin. Taylor yang sedang tidur di bahu john dan aku yang hanya duduk didekat justin membuatku mulai tidak waras lagi. Ya! Gila, dari pertama aku bicara dengan justin aku selalu tersenyum saat melihat wajahnya itu, dan seakan-akan aku dan justin adalah sepasang kekasih.
"Ayoo.. Ayoo latian.."
Teriak putra yang langsung berdiri dari sofa distudio itu. Jack, aku, dan taylor pun ikut berdiri. Justin dan teman-temannya tersebut pergi ke studio mereka, kami mulai latihan lagi. Saat aku bernanyi, aku menutup mataku dan mulai mengingat mata justin yang sangat indah itu. Austin pun datang dalam bayanganku, aku mulai mengingat austin yang sedang memelukku dari belakang saat ulang adiknya itu. Aku membuka mataku lagi, dan mulai fokus dalam bernyanyi. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, kami pun bersiap-siap untuk pulang.
Sekarang aku menyadari justin sedang memperhatikanku. Aku tidak mempedulikannya, karna jika aku melihat ke arahnya aku akan gila lagi dan lagi. Aku dan yang lainnya berjalan bersama menuju ruang tamu disana ada bibi justin yang sedang memasak, dia tersenyum kepadaku.
"Sudah latiannya?"
Tanya bibi itu.
"Sudah bi, kami pamit pulang dulu ya."
Jawab kami serempak, justin mengantar kami keluar rumahnya. Aku tersenyum kepadanya saat aku menaiki mobilku. Jack pulang bersama putra, taylor sendiri pulang bersama john. Aku membuka kaca jendela ku dan justin tersenyum dan melempar kertas ke arahku. Aku tersnyum kepadanya.
Saat aku sudah keluar dari pagar rumah justin aku berhenti sebentar, dan melihat apa yang ada di dalam kertas ini. Aku membukanya, dan isinya adalah "Confident" ternyata orang yang dari dulu melempar dan menaruh kertas dimeja ku adalah justin. Aku memngeraskan volume lagu di mobilku, lagu milik bryan adam - heaven terputar. Aku lupa ini adalah kaset milik austin, aku melempar kaset itu keluar mobilku, dan ada beberapa barang yg diberikan austin kepadaku seperti gelang yang aku taruh di mobil aku buang semuanya sekarang. Setelah itu aku melanjutkan perjalanan ku pulang kerumah, aku menempel kertas yang dari justin di dekat setir mobil.
Aku berhasil melupakan austin, aku sudah membuang kenangan bersamanya. Sampai dirumah aku membuka handphone ku, wallpaper masih bergambar aku dan austin aku merubahnya menjadi gambar mickey mouse. Aku membuang semua foto-fotoku dan austin. Sekarang aku merasa lega akan hal itu. Aku sudah melupakan austin, dan sekarang aku jatuh cinta dengan justin.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOOSE TRUE LOVE
FanfictionLove is two people who love each other. Love is also an option. Dan selena juga harus memilih antara Justin dan Austin yang sangat mencintai selena. Selena juga harus memilih cinta sejatinya dari hati selena.