Haechan berjalan meninggalkan kantin sambil menggenggam tangan Nana yang sedikit bergetar, Ia terus mempercepat derap langkahnya tanpa memperdulikan Nana yang bersusah payah mengimbangi langkahnya
Kini mereka menjadi pusat perhatian, setiap koridor yang tadinya ramai dengan suara penghuni sekolah kini menjadi hening saat Haechan dan Nana lewat
"Keluar sekarang!!" Perintah Haechan saat ia sudah memasuki ruang kelasnya
Seluruh siswa yang tadinya sedang asik mengobrol sambil makan siang segera berlari keluar kelas, pasalnya mereka tahu apa yang akan terjadi jika Haechan marah.
Setelah kelasnya benar-benar kosong, Haechan menutup pintu kelas itu cukup keras, hingga kaca-kaca pada ruang itu bergetar
Ia menarik Nana menuju bangku yang mereka singgahi, Haechan melepas jas almamater gadis itu lalu menggantikannya dengan jas miliknya yang diletakkan di atas mejanya, belum selesai dengan itu, Ia meraih tas ranselnya dan mengambil handuk kecil miliknya yang biasa Ia gunakan untuk mengelap keringat saat bermain basker dengan teman-temannya,
Ia mengusap pelan rambut Nana, tanpa Ia sadari kedua sudut bibirnya terngkat membentuk lengkungan yang tercetak cukup jelas, Ia merasa hatinya kini sedang bergejolak, Ia tak tahu kenapa hatinya kini seperti menyuruhnya untuk memiliki gadis didepannya ini
Tiba-tiba pundak Nana bergetar, lalu mulai terdengar suara isak tangisnya tanpa disadari tangan Nana kini sudah meremas ujung kemeja milik Haechan
Tanpa pikir panjang, Haechan langsung meletakan kembali handuknya keatas meja dan mendekap gadisnya, Ia terus mengusap lembut rambut gadis itu untuk menyalurkan rasa nyaman disetiap sentuhannya
Tangan Haechan beralih kepundak gadis itu lalu menyetarakan tinggi mereka kemudian mendekatkan wajahnya kedepan telinga gadis itu
"Tidak apa, keluarkan saja semuanya, aku disini bersamamu", setelah itu Haechan mengeratkan dekapannya dan mengecup singkat daun telinga gadis itu
Nana menangis cukup lama sambil terus teringat kejadian yang baru saja terjadi di kantin
°×°
Brakk
Suara gebrakan meja itu datang bersamaan dengan seorang gadis sedang yang menghantam bangku yang tadi didudukinya
Yuyu langsung melepas genggaman Jeno dari tangannya dan beranjak bangun untuk membantu sahabat barunya itu
Haechan yang melihat hal itu, langsung membalikan badannya menghadap ke yeoja kurang ajar itu
"Jaga perilakumu JALANG, Aku bisa saja mengeluarkanmu dari sekolah ini jika aku mau, Camkan itu"
Datar tapi membunuh, itulah definisi yang tepat untuk nada bicara Haechan, siapapun yang mendengar itu pasti tahu bahwa Ia kini benar-benar marah, kini Haechan beralih ke gadisnya, Ia membantu Nana berdiri dan membawanya pergi dari tempat yang lama-lama bisa membuat dirinya berubah menjadi Penguasa Neraka saat ini,
Saat Yuyu berjalan hendak meninggalkan kantin untuk menyusul sahabatnya, tiba-tiba ada tangan yang menggenggam pergelangan tangannya dan membawanya pergi dari kantin
Seisi kantin kini menyaksikannya dengan tatapan tidak percaya, pasalnya, baru saja mereka dikejutkan dengan kedekatan seorang Haechan, anak kepala yayasan dengan gadis kampung yang bersekolah disini hanya dengan beasiswa, dan kini(?) yang benar saja seorang Jeno(?) handsome boy urutan kedua setelah Jaemin dekat dengan gadis culun yang sejak tahun lalu selalu ditindas oleh yeoja-yeoja karna dirinya yang dinilai tidak pantas bersekolah disini,
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Mine || Haechan
Fiksi Penggemar"Dia adalah gadisku, dan dia akan tetap menjadi gadisku! Jika kalian ingin mengambilnya coba saja kalau kalian bisa" Langsung baca aja kalo kepo:3 Annyeong yeorobuen:*