Tawuran

341 38 3
                                    

Didalam ruang tamu besar itu terlihat 5 anak cowok sudah babak belur. Baju basket merahnya sudah kotor dan ada yang terkoyak tak beraturan. Luka lebam di lengan, pipi, sudurlt bibir, mata dan banyak lagi sudah tak terhitung.

Sedangkan di seberangnya sudah terlihat beberapa anak cowok dengan umur lebih tua yang menatap mereka tajam dan menusuk.

Seorang cowok berambut hitam dan berkulit tan itu menatap mereka dengan tangan terlipat didada dan tatapan bengis.

"Udah gue bilang berapa kali buat stop tawuran sama anak sebelah?" Cowok berkulit tan itu hanya menatap dingin para adiknya yang ada didepannya itu.

"Mereka duluan yang mulai." Cowok dengan lebam paling banyak dan duduk dipaling pojok itu akhirnya memilih bicara setelah keheningan yang ada diantara mereka sedikit mereda.

"Gak ada yang namanya mulai duluan kalau kalian gak gangguin mereka." Sekarang jawaban itu terlontar dari cowok tampan yang ada disebelahnya.

"Mereka duluan yang usilin Lisa! Apalagi si Cheetah itu, grepe-grepe badan cungkring Lisa!" Jawaban tidak santai itu muncul dari seorang cowok tinggi bersuara husky yang sekarang sedang asyik menulis sesuatu di handphonenya.

"Chittaphon bego namanya! Bukan cheetah." Gadis yang dibicarakan tadi akhirnya angkat bicara setelah temannya diungkit-ungkit.

"Nama aja belibet. Apalagi idupnya. Lagian lo nemu dimana sih temen begitu? Gak sopan."

"Can you two stop arguing that stupid thing? Yang dibahas disini itu kenapa kalian berantem sama anak SamTown, bukan masalah nama orang yang belibet." Si cowok berambut hitam itu langsung bangun dari kursinya dan berjalan kearah cowok tampan yang duduk di sofa single. Cowok itu punya lebih banyak lebam daripada yang lain.

Bugh!

Suara itu menggema diseluruh ruangan. Beberapa cowok yang ada disana dan si cantik Lisa cuma bisa melongo menatap abang rambut hitam yang habis memberikan pukulan ke salah satu adiknya.

Cowok yang diberi bogeman mentah itu tersungkur jatuh dari atas kursi dan terduduk dibawah.

"Bang Mino!" Teriak semuanya.

"Lo harusnya kalo jadi ketua mereka itu bisa ngasi tau member lo. Jangan malah lo yang pertama asal main bogem sembarangan cuma karena urusan sepele." Mino memilih pergi dari hadapan para adiknya itu menuju kamarnya sambil menghisap sebatang rokok. Sedangkan para cowok yang ada disana hanya bisa melongo menatap kepergian Mino.

"Lo gak papa, Mbin?" Si cantik Lisa akhirnya bertanya setelah Mino pergi. Berlari kearah cowok yang sudah tersungkur dihadapannya itu.

"I'm fine." Hanbin hanya bisa tersenyum kaku karena sudut bibirnya yang terluka akibat hantaman Mino. Lisa memilih membawa tubuh besar Hanbin yang terluka kearah paviliun miliknya untuk diobati.

🔫🔫🔫🔫🔫

Hanbin, June, Bobby, Chanwoo dan Donghyuk sekarang dirawat oleh dokter pribadi keluarga mereka. Hanbin yang mengalami luka paling parah, sekarang bahkan sudah tertidur di sofa bed karena diberi obat.

June dan Bobby sudah asyik memamah biak dengan memakan ramyeon instan dan hotbar lengkap dengan soda dan aneka camilan. Berbeda dengan Donghyuk yang malah tertidur di sofa sambil memeluk bantal.

Chanwoo yang sambil diobati masih asyik memeluk baseball stick miliknya yang sudah dipakai dalam tawuran memilih tiduran saat diobati.

"Maafin abang gue ya, maklum lagi sensi gara-gara seminggu lalu markas diserang." Kata Jennie sambil membagikan kaleng cola ke beberapa sepupunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rebel CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang