Pemandangan pertama yang dilihat Mino dari dance floor adalah dua orang yang asyik meminum coctailnya dengan santai di meja bar. Sedangkan Mino memilih menatap keduanya dari dance floor sambil menikmati sebotol beer dan sebatang rokok.
Gadis itu masih asyik bercanda dengan si cowok yang tadi datang. Sekali lagi Mino masih memikirkan siapa cowok itu. Karena jika firasatnya benar, maka gadis itu terlarang untuk disentuh.
Itulah yang membuat Mino masih menahan kakinya untuk berjalan kearah gadis itu. Meskipun hatinya sangat ingin. Terlebih saat si cowok membisikan sesuatu ke gadis itu yang membuat si gadis tertawa.
Beberapa saat menatap kedua orang itu, akhirnya si cowok pergi dari duduknya dan si gadis menepuk lengannya santai. Setelah saling melambaikan tangan, cowok itu meninggalkan tempat duduknya dan membiarkan sang gadis sendirian.
Tak tega melihat gadis cantik sendirian, Mino memilih menambah minumnya dengan berjalan kearah bar.
"One martini, please." Mino memilih duduk disebelah si gadis itu sambil menatap kearah bartender.
Mino tahu sebenarnya gadis itu menatapnya, tapi Mino masih merasa harus membiarkannya sebentar. Jaim dong.
Hening lama hadir diantara mereka. Sibuk dengan minuman masing-masing, mereka memutuskan tidak berbicara satu sama lain.
Sampai akhirnya Mino menyerah.
"Hey." Sapa Mino dengan memutar kursinya menghadap gadis itu.
Menoleh, dan hanya memberikan senyum, gadis itu terlihat santai menghadapi sapaan Mino. Padahal dalam hati, jantung Mino sudah deg-degan parah.
"Kok sendirian?" Lagi, Mino memilih lebih banyak berinteraksi dengan gadis ini.
Masih memilih diam, gadis itu malah memesan sebuah minuman daripada menyapa cowok disampingnya itu.
Mino mencoba peruntungan, dia mengarahkan tangannya kearah paha mulus yang terpampang didepannya itu.
"Hey."
Mino tahu gadis itu kaget terhadap perlakuannya. Tapi bukannya marah atau apa, gadis itu malah memegang tangan Mino, meremasnya pelan dan menyingkirkan tangan berkulit tan itu.
"Yes, Birthday Boy?" Senyum sumringah muncul diwajah berkulit tan itu.
"Do you know me?"
"Yes. The birthday boy, Yang Mino? Semua orang juga tahu kali. Happy birthday!" Gadis itu mengangkat gelas coctailnya bermaksud mengajak Mino untuk bersulang. Lalu dia menyambut ajakan itu dan bersulang.
"But I didn't know you. Who you?" Balas Mino dengan tatapan heran.
"HitamJambon's tutor di kampus. Just call me noona."
"Namanya? Biar gampang gitu kalo nyimpen contactnya." Lagi-lagi Mino hanya bisa tertawa saat noona ini berusaha jual mahal. Oh ayolah, ini Mino loh yang minta nomernya.
"Noona aja. Daripada nanti kalo tahu nama malah kecewa." Gadis itu hanya tersenyum manis saat Mino berusaha mencari tahu namanya.
"Ok. Everything for you lah noona. Btw, wanna dance?" Mino mengulurkan tangannya kearah noona dan disambut hangat olehnya.
Mereka memilih mengikuti irama lagu dan berdansa diantara lautan manusia yang ikut turun menari bersama mereka.
Tangan Mino tak berhenti mengelus tubuh noona itu, dan si noona fine-fine saja dengan perlakuan itu bahkan menikmatinya.
Sentuhan, remasan dan cumbuan yang dilakukan Mino ke noona, disambut baik oleh noona. Begitupun noona, selain menerima dia juga melarikan tangannya kearah pusat tubuh Mino yang jauh dari kata mini sedang berkembang dan mengembung besar dicelananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebel Couple
General FictionI'm an arc above the horizon, just for you If you're by my side, that place is treasure island I'll save you from the prison of gray buildings Just rest on the sand under the blue sky English Translation of Island - Winner 🔫🔫🔫🔫🔫 Gak ada namanya...