Prolog

13 4 0
                                    

Aku benar-benar merasa gugup sekarang. Entah karena akan menyelesaikan tantangan dari June-oppa atau hanya perasaanku saja.

Aula ini begitu ramai. Sangat. Saking ramainya, aku merasa kepanasan. Bahkan pendingin ruangan yang seharusnya dingin, malah seakan tak berfungsi sama sekali. Mungkin karna banyaknya orang yang ingin berjumpa dengan idol kesayangan mereka.

Aku memang tidak terlalu mengidolakannya. Lagipula salah satu dari member boygroup itu adalah temanku. Daehwi, si berisik yang selalu mengganggu ketenanganku. Jika bukan karena tantangan dari June-oppa, mana mungkin aku datang kemari, di fansign WannaOne. Daniel-sunbae beberapa kali mengundang ku untuk datang, tapi aku menolaknya. Aku lebih memilih menonton anime di kamar daripada harus menghabiskan waktu di ruangan ramai, berisik apalagi panas seperti sekarang.

Tiba giliranku, diurutan pertama aku menyerahkan album WannaOne yang beberapa hari lalu diberikan Daniel-sunbae saat ia mengajakku ke taman.

Dengan sedikit keterpaksaan aku harus menyerahkan album itu untuk ditandatangani Daehwi si berisik.

Kebetulan aku mendapat urutan pertama untuk meminta tandatangan dan sedikit berbincang dengan member WannaOne. Di urutan ke dua, aku tidak begitu yakin bahwa ia orang Korea, jadi dengan sedikit santai aku bisa memaki Daehwi atau menyatakan perasaan ku pada Jinyoung-sunbae. Lagi pula, kondisi ruangan sangat mendukung. Tak terlalu sunyi karna hingar-bingar suara dan lampu ruangan membuat orang tak terlalu mendengar pembicaraan orang lain.

"Jina-ah? Tumben sekali kau datang di acara seperti ini? Seseorang memaksamu datang, eoh? Daniel-hyung memintamu datang?" Daehwi sedikit terkejut melihat kedatangan ku di acara seperti ini.

"Hm" aku berdehem mengiyakan perkataan Daehwi daripada harus membuang tenaga berbicara dengannya.

"Ck, kau ini. Selalu saja cuek padaku. Padahal kau tak pernah cuek pada June-hyung, Juna-hyung, Daniel hyung." Daehwi berdecak kesal karna tanggapan ku tadi.

"Itu karna kau berisik. Aku malas berdebat denganmu. Membuang waktu berharga ku. Sudah kau tandatangani semuanya?" Balasku santai lalu menanyakan album untuk mengalihkan pembicaraan.

"Belum. Albummu banyak sekali. Ngomong-ngomong sebenarnya kenapa kau kesini? Aku yakin mereka bukan hanya memaksamu datang ke sini, ketempat paling memuakkan bagimu, bukan? Apa tujuanmu datang kesini, Jina-ah?"

"Aku mendapat tantangan dari June-oppa untuk menyatakan suka pada Jinyoung-sunbae" aku menyisirkan rambutku kebelakang dan memijit dahi mencoba menghilangkan pikiran yang menumpuk di kepalaku.

"Mwo? Kau ini gila atau bagaimana? Kau mau harga dirimu direndahkan di depan umum, eoh? Dia bisa saja membuatmu malu seumur hidup. Tapi, aku juga tak tau pasti, sih. Bisa jadi juga ia menerimamu dan menjadikanmu bawahannya."

"Jinjja? Ini gawat. Benar-benar gawat. Kalo seperti  itu jadinya aku lebih memilih tak mengatakannya."

Drtt Drtt Drtt

Sesuatu bergetar dari dalam tas kecilku. Kuraih ponsel di dalam tas. Deretan pesan WhatsApp dari June-oppa memperingatkanku untuk menyelesaikan tantangan itu atau semua poster, koleksi miniatur, jaket, sweeter, data-data anime. Akan lenyap ditangannya. Tidak. Lebih tepatnya, ia menyita seluruh barangku yang berhubungan dengan anime dalam kurun waktu yang tak ditentukan.

"Fight. Aku sudah selesai. Ini album-album mu yang telah ditandatangani oleh seorang idol tampan sepertiku. Ah iya, berjuanglah Jina-ah"

Kulemparkan tatapan tajam pada Daehwi si berisik.

Selanjutnya, ku serahkan semua album pemberian Daniel-sunbae itu pada Jinyoung-sunbae.

"Hi Jina-ah? Apa kabar?" Sapa Jinyoung-sunbae basa basi.

"Umm hi. Baik. Bagaimana dengan mu sunbae?"

"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja. Ngomong-ngomong, tumben sekali kau datang di acara seperti ini?"

"Ah iya, June-oppa menyuruhku datang. Umm, sunbae?"

"Ah begitu rupanya. Wae yo?"

"Sunbae, will you be my bf?"

Jinyoung-sunbae terkejut. Namun, detik selanjutnya ia malah tersenyum manis dan berkata,

"I will to be your bf, chagiya"

"Mwo?"

"Wae yo, chagiya?"

"Kenapa kau tak menolaknya sunbae? Itu berarti sunbae" tak sempat ku melanjutkan perkataanku, Jinyoung-sunbae memotong.

"Itu berarti kau adalah milikku Jina-ah. Milik Bae Jinyoung. Hanya milikku. Ini Albummu sudah kutandatangani semuanya"

"Ah ne, gomawo yo sunbae-nim"

Setelah memberikan album-albumku ini pada member boygroup WannaOne yang termuda. Dari Daehwi, Jinyoung-sunbae, lalu selanjutnya adalah Guanlin.

Yang kutahu dari Guanlin, ia tak begitu lancar menggunakan bahasa Korea. Jadi, aku lebih memilih menggunakan bahasa Inggris yang dengan mudah ia pahami.

"Hello Guanlin, How are you?" Tanyaku basa basi.

"I'm so good. How about you, Jina-ah?"

"I feel so bad." Balasku jujur

"Why?" Tanyanya penasaran

"Nothing. Forgot it, please?"

"Sepertinya kau sedang tak ingin menceritakan nya. By the way, bagaimana perasaan mu pada Daniel-hyung? Apa kalian sudah menjalin hubungan?" Guanlin-sunbae bertanya mengalihkan topik pembicaraan.

"Eh? Daniel-sunbae?"

"Iya. Memangnya kau tidak tau kalau Daniel-hyung menyukaimu? Padahal ia terlihat jelas sekali menyukaimu. Entah kenapa ia juga sering terlihat sedih akhir-akhir ini" Ujarnya

Jinyoung-sunbae tiba-tiba menoleh ke arah kami. Apa ia mendengar pembicaraan kami?

Tak berlangsung lama, ia menoleh lagi pada seorang fangirl yang yang tengah meminta tanda tangan juga padanya.

Guanlin menepuk bahuku beberapa kali. Aku tidak tau berapa kali ia menepuknya, yang pasti ia hanya menepuk lalu memberikan album-album ku kembali.

"Thanks for your time, Guanlin"

Dilanjutkan dengan beberapa member lainnya, dan tiba saat menyerahkan album ke Daniel-sunbae.

"Kau benar-benar datang Jina-ah? Aku sangat senang kau bisa datang. Beberapa kali aku mengundangmu datang ke acara fansign, fanmeet, maupun konser, kau selalu saja punya alasan untuk menolak"

"Mianhae sunbae. Aku hanya malas datang ke acara seperti ini. Jeongmal mianhae"

"It's okay Jina-ah. Aku paham kok. Datang ke acara seperti ini hanya akan membuatmu lelah, bukan? Lagipula, hanya untuk meminta tandatangan. Aku bahkan akan memberikan ribuan tandatangan untukmu tanpa harus datang di acara seperti ini."

"Gomawo yo sunbae."

"Ne"

***

Apa menurut kalian para reader, ingin cerita ini dilanjutkan? Jika ya, silahkan kirim di kolom komentar.

Umm, hi!!
Salam kenal readers 😁✌
aku masih amatir dalam menulis cerita, jadi ya mohon dimaklumi kalo banyak kesalahan di tanda baca, EYD, dll.

Buat Voment, itu tergantung kalian para readers, kalo memang ceritanya menarik silahkan tekan tombol ☆ dan jika perlu dengan krisar/kritik saran.

Cerita ini hanya akan dilanjutkan jika kalian yang menginginkannya.

Karna, yang nikmatin ceritanya kan kalian para readers. Kalo para readers ga pengen dilanjutkan buat apa juga author capek2 ngetik, ya kan? Sama aja buang waktu.

Salam manis,

ChocolateCoffee

My bf is an IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang