Gadis imut dengan poni dan rambut panjang yang menambah kesan imut diwajahnya, tengah meringkuk di kasur queen size berlukiskan anime favoritnya, No Game No Life.
Ia adalah Jina. Anak bungsu dari pasangan Kim Jihyun dan Kim Nicholas. Seorang adik dari Juna dan June.
Hime hime hime suki suki daisuki hime
Dering ponsel terdengar nyaring. Ia menggeliat, tangannya bergerak mencari sumber suara.
Masih dengan mata terpejam, Jina kini bersuara,
"Yoboseyo?" Jina mencoba membuka sedikit matanya, melirik jam di ponselnya, 5.45 AM. Masih terlalu pagi untuk menghabiskan waktu tidur di akhir pekan.
"Jina-ah. I miss you so much" Kata seseorang tersebut di seberang telepon dengan lantunan lagu Beautiful-WannaOne.
Diliriknya nama si pemanggil dari ponselnya. Kang Daniel sunbae, begitulah yang tertera di ponsel gadis itu.
"Daniel-sunbae, ini baru hari kedua kita tak saling bertemu." Kata Jina dengan suara khas bangun tidurnya.
"Dua hari tak melihatmu itu rasanya seperti dua abad bagiku. Mari kita bertemu akhir pekan ini"
"Sunbae, kau terlalu berlebihan. Akhir pekan ini, aku punya janji dengan June-oppa. Jadi, kita tidak bisa bertemu akhir pekan ini."
"Jam berapa memangnya?"
"Jam 4 sore nanti, sunbae"
"Kalau begitu, pagi ini. Jogging bersama. Bagaimana? 15 menit lagi aku jemput. Siap-siap ya Jina-ah nya Daniel. Luv U."
"Aish, Daniel-sunbae. Kau membuatku ingin mual."
"Baiklah baiklah. Aku tau. Aku tutup telepon ya. Dan jangan lupa mandi Jina-ah. Aku tau kau akan jadi sangat malas mandi ketika akhir pekan. Ha ha ha. Sampai jumpa" Diiringi gelak tawa. Daniel mengingatkan gadis pujaannya itu.
Yang tak lain dan tak bukan adalah Kim Jina. Adik dari teman sekelasnya Kim Juna, yang baru saja menduduki bangku kelas sepuluh sekolah menengah atas.
Kaki jenjang nya melangkah menyentuh lantai putih dan berjalan santai mengambil satu buah kaos putih polos ditambah dengan celana training hitam. Setelah menyiapkan sepasang pakaian yang akan ia kenakan, Jina kemudian berlalu menuju toilet.
***
Tak sampai 10 menit, gadis itu keluar dari toilet dengan balutan handuk di tubuh mungilnya.
Diraihnya sepasang pakaian yang telah disiapkannya tadi, lalu mengenakannya.
Beralih ke meja rias, Jina memberi sedikit bubuhan bedak ke wajah dan tak lupa mengoles tipis liptint di bibir ranumnya. Untuk rambut, Jina menggeraikan rambut panjangnya dan menjepit separuh poni nya ke samping. Dan selesai.
Tepat jam 6.00 AM, Jina telah rapi dan siap untuk keluar pagi ini.
Tok Tok Tok
"Nona Jina, apa anda sudah bangun? Kami telah menyiapkan beberapa menu makanan untuk sarapan pagi ini. Nyonya dan Tuan Kim telah menunggu anda di meja makan." Ujar salah seorang pelayan dirumah keluarga Kim
Jina yang mendengar suara khas bibi Han pun, segera membuka pintu kamarnya.
"Iya bibi"
Gadis itu pun melangkah meninggalkan kamarnya dan berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan keluarga.
"Selamat pagi" Jina menyapa dengan suara khasnya dan sedikit senyum tipis di bibir pink nya.
"Pagi" Seru keluarga besar Kim bebarengan.
Jina menarik kursi, lalu didudukinya kursi tersebut.
"Selamat makan" seru mereka bersamaan.
Suara dentingan antara sendok dan piring saling beradu.
"Hei Jina, kau mau kemana? Tumben sekali jam segini sudah rapi. Biasanya juga masih terbaring di kasur" June melontarkan pertanyaan pada Jina yang baru saja akan memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"Jogging. Memangnya kenapa, oppa?"
"Kau tidak lupa dengan janji kemarin kan?" Tanya June penuh tatapan selidik
"Tidak" Balas Jina singkat
"Eomma, Appa, ijinkan aku pergi pagi ini. Kumohon." Pinta Jina dengan wajah memelasnya
"Tidak. Tetaplah dirumah dan jangan kemana-mana." Tn. Kim menolak dengan tegas. Melarang putri kesayangannya pergi tanpa diawasi.
"Appa kumohon. Aku tidak pergi sendiri. Ada Daniel-sunbae yang menjagaku. Takkan terjadi apa-apa. Percayalah appa." Lagi lagi Jina mendesak ayahnya dengan raut wajah yang makin memelas.
"Appa, ijinkan saja Jina jongging bersama senior nya. Lagi pula, bukankah Daniel adalah putra dari Tn. Kang, kerabat kerjamu itu. Percayakan semua padanya, aku yakin dia orang yang bisa menjaga amanah." Ny. Kim mencoba membujuk suaminya agar putri tercinta nya bisa menikmati sejuknya udara di pagi hari.
"Tetaplah dirumah, Jina. Oppa khawatir jika nanti terjadi sesuatu. Lagipula sudah appa bilang bukan? Bahwa kau tidak diizinkan keluar tanpa awasan dari kami." Juna menasihati adik kecilnya itu.
"Ayolah Juna-oppa. Bantu aku membujuk appa. Everything gonna be okay, right."
Seorang pelayan mendatangi meja makan. Ia membungkukkan badan sebagai tanda hormat.
"Permisi Tn dan Ny. Kim seorang tamu datang mencari nona Jina."
"Suruh dia masuk"
"Baik Tn." Pelayan itu pun menurut dan melangkah pergi mempersilakan tamu itu masuk ke ruang makan.
Beberapa saat kemudian, seorang namja dengan tubuh ideal dan wajah tampan namun berwibawa muncul dari ruang tamu menuju ruang makan.
Daniel melemparkan senyum manisnya kearah Jina tentunya lalu ke seluruh anggota keluarga Kim.
"Annyeonghaseyo" Daniel menyapa sembari membungkukkan badannya.
"Jadi itu kau?" Wajah Tn. Kim yang tadinya memerah akibat menahan amarah untuk melarang putri kecilnya keluar rumah pun terkejut saat melihat Daniel datang.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My bf is an Idol
Fanfiction"Ini gila. Benar-benar gila. Sialan. Yang benar saja? aku harus menjalani hidup tenangku bersama Jinyoung-sunbae, kakak kelasku yang terkenal dingin, cuek dan ketus hanya karna menyelesaikan tantangan dari June-oppa. Aku harus apa? Mengikuti alurnya...