- [ temen abang ]

1.1K 186 33
                                    

Malam ini Lisa terbangun tepat tengah malam karena perutnya yang meronta meminta diisi. Padahal jika diingat, sebelum sampai di rumah dia dan June sempat mampir di salah satu restoran untuk mengisi perut karena mereka tahu jika ibu dan ayah mereka sedang pergi ke luar kota. Sebenarnya, Momi berpesan untuk memanaskan makanan yang sudah dia sediakan di kulkas tapi dua anak kembar itu terlalu pemalas untuk melakukannya. Jadi, sesampainya di rumah, Lisa bergegas mandi dan pergi tidur. Katanya dia kelelahan, padahal yang dia lakukan sepulang sekolah hanya duduk diam menemani June latihan band sambil merengek ingin cepat pulang, membuat June luar biasa kesal.

Iya, tipikal Lisa.

Kali ini juga sama, Lisa terus merengek kelaparan pada June yang sedang asyik bermain pes. Rasanya, jika tidak mengingat Lisa itu saudara kembarnya, June hampir melakban mulut Lisa dan memasukan gadis itu kedalam karung lalu dia lempar ke sungai. Namun June masih punya perasaan, dia tidak mau merepotkan orang-orang yang mesti berbondong-bondong ke sungai untuk sekedar menemukan sosok gadis menyebalkan seperti Lisa.

"Lama amat sih, gue ngantuk nih." June mengomel, entah keberapa kalinya.

"Sabar napa, bawel banget lu." Balas Lisa, sambil mengaduk-aduk mie gorengnya.

"Gue tinggal nih!" June mengancam sambil menegakkan tubuhnya yang tadi bersandar di kulkas, memandangi gadis berpiyama mickey mouse itu sambil menguap lebar.

"Ih jangan, gue takut bego!" sebelah tangan Lisa menarik kaos hitam polos yang June kenakan.

"Lagian lo tuh takut gendut dikit napa makan tengah malem gini," June kembali mengomel sambil menepis tangan Lisa.

"Yaelah, sujud sukur gue kalo gendut." Gumam Lisa pelan sambil mematikan kompor.

June tiba-tiba tertawa, ia sadar jika mau seberapa banyakpun Lisa makan, berat badan gadis itu sangat mustahil untuk bertambah. "Gue lupa lo cacingan lis," kata June.

"Bacot."

"Sakit bego," June mengumpat sambil mengusap kepalanya yang jadi pelampiasan kekesalan Lisa.

"HAHA!" balas Lisa, "Minggir, gue mau ngambil minum,"

"Gak usah dorong-dorong bego!" June menoyor kepala Lisa membuat gadis itu meringis sambil mendelik kearah kembarannya.

"Ih!" teriak Lisa sambil melotot kearah June.

"Tuh, tuh..., suara apaan tuh, lis?" June tiba-tiba diam, dia lalu menatap Lisa dengan wajah tegangnya.

"Ih apaan," Lisa menatap June parno, dia lalu beranjak memeluk lengan June. "Gak ada suara apa-apa ih bego bikin takut aja!" teriak Lisa, masih takut.

"Ada, dengerin makanya jangan bacot mulu,"

Hening sebentar sampai Lisa kembali mendorong tubuh June dengan kesal.

"Itu suara mobil abang kunyuk," hardiknya menendang tulang kering June yang sedang tertawa.

"Makanya pinter dikit jadi orang,"

"Bodo." Lisa meraih piring mie-nya lalu berjalan mendahului June. Gadis itu berlari pelan menuju ruang depan, ingin mengadu tingkah menyebalkan June kepada kakaknya yang baru saja datang.

"Abang!!!"

"Lah, napa belom pada tidur berdua?" Mino sempat kaget melihat adik kembarnya yang masih terbangun dini hari seperti ini.

Lisa juga cukup kaget, gadis itu langsung berhenti berlari kearah kakak pemudanya itu saat melihat Mino tidak datang sendiri melainkan bersama tiga orang pemuda lain yang berdiri dibelakangnya menatap kearah Lisa. Bukan apa-apa, gadis itu merasa cukup malu sekarang. Bagaimana bisa dia berdiri di depan tiga orang pemuda tampan dengan keadaan seperti ini.

Sumpah demi apa, Lisa kucel banget. Muka bangun tidur yang sama sekali gak pakai make up, piyama dengan motif mickey mouse dan rambutnya yang digelung acak-acakan. Belum lagi, dia membawa piring berisi mie goreng dan segelas jus jeruk.

Kalau bisa, dia ingin putar balik dan pergi langsung ke kamar sekarang tapi bakalan lebih malu-maluin kalau Lisa keliatan banget malunya sama mereka.

"Mampus, dimana tuh muka!" ledek June sambil melengos menghampiri Mino. "Gak sama si sipit bang?"

"Nih abang bawa martabak tapi udah dingin." Kata Mino mengangkat kantong plastic putih yang dia bawa. "Kagak, lagi ke cimahi dia, adek tingkat gue," Mino menunjuk tiga pemuda dibelakangnya.

"Buat gue aja semua, Lisa udah bikin mie goreng bang, dua lagi!" katanya sambil tersenyum lebar kearah Lisa yang meringis. "Udah ah gue mau main pes lagi," June menaikan kedua alisnya kearah Lisa dengan wajah sok ganteng.

"Jijik." Balas Lisa pura-pura ingin muntah. Enggak, beneran ko.

"Pes bareng jun di ruang tengah," kata Mino, menahan June yang baru saja berbalik hendak menuju kamarnya.

"Sip gua bawa dulu dikamar bang," katanya melengos pergi lalu mengacak rambut Lisa saat berjalan melewati gadis itu.

Lisa cemberut sambil berbalik berjalan mengikuti June sebelum Mino menahannya dengan berkata, "Liat kita main aja de,"

Lisa memicing, "Gak mau, mau ke kamar aja." Kata gadis itu dengan bibir mencuat sebal.

"Mau ngapain ke kamar?" Mino bertanya lagi, sambil berjalan mengikuti Lisa untuk menaiki tangga. Ia terkikik pelan, tahu betul adik perempuannya sedang kesal.

"Mau tidur,"

"Masa tidur bawa piring, de?"

"Iyakan makan dulu terus tidur,"

Mereka tersenyum geli. Pemuda dengan topi berwarna ungu menyahut, "Gendut loh kalo tidur udah makan,"

Lisa melirik sekilas sambil menaiki tangga, "Gapapa, bagus kalo gendut."

Mino berdecak pelan, "Nanti gak ada yang suka de," katanya.

"Bodo amat," balas Lisa.

"Aku mau kok meskipun gendut," kata pemuda dengan hoodie putih yang berjalan tepat disebelah Mino.

Lisa tidak bisa melihat wajahnya karena dia malu jika harus menoleh kebelakang. Gadis itu hanya bergumam, "Apaan sih,"

"Wuih nyerempet tuh bang," kata yang lainnya, suaranya seperti pemuda bertopi ungu tadi.

"Amankan amankan," sahut pemuda dengan model rambut belah tengah sambil tersenyum.

"Adek gua nih, bin!" kata Mino jenaka sambil meremas pundak pemuda itu.

Dia tersenyum sambil terus menatap kearah Lisa, "Ampun bang, abisan ade lo gemesin gitu, mana tahan," katanya sambil tertawa pelan.

Lisa sebenarnya ingin menoleh tapi dia masih jaga gengsi makanya sedari tadi dia terus diam selagi berjalan menuju kamarnya.

"Masih gue liatin bentar lagi gue seleding nih," kata Mino, "Bobo yang nyenyak dek," lanjut Mino kepada Lisa saat mereka melewati kamar Lisa, berjalan menuju ruang tengah.

"Iya," balas Lisa pelan dengan kedua mata yang mengikuti arah mereka berjalan. Ia menatap pemuda yang berjalan tepat disebelah Mino, lelaki yang berani menggoda Lisa dihadapan abangnya. Gadis itu otomatis membuang wajah saat dengan senyuman tipis orang yang dia pandangi itu menoleh kearahnya.

"Apasihh!" gumamnya segera membuka pintu dan menutupnya cukup keras. 


.


ehehehehehe lanjut tida?

Haidi's Twin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang