4

89 10 4
                                    

Percayalah, kamu lebih rumit dari matematika. Disaat matematika menanyai kabar si X atau Y,entahlah. Kamu malah bertanya“Memangnya kita ini apa?”lalu kamu mau jawaban seperti apa? Toh sampai saat ini kita tak terikat apa-apa.

-uknown-

-----------------------------------------------------------

"Gimana tadi put rapatnya?" tanya chandra.

"Gue di suruh beli dekorasi"

"Iya apa!! Trus lo sama siapa?" ucapnya berantusias.

"Kevin sama gibran"

"Ahaha...akhirnya lo bisa deh deket sama kapten basket!"

"Apa sih chan" ucapku sebal namun chandra hanya membalasnya dengan terus menerus tak ada habisnya menggodaku dengan gibran.

Tiba-tiba saja handphone ku berdering yang menandakan ada sebuah notif dari whatshapp.

Kevin :

Put, pulang sekolah ngumpul ya di perpus, mau ngomongin dekorasi.

Aku hanya membaca pesan dari kevin, tanpa harus membalasnya. Jahat? Iya, karena aku memang tidak pandai untuk memulai sebuah percakapan, ya aku memang hambel namun dengan orang-orang tertentu saja tanpa melalui via sosial media, kalian tahu sosial media itu hanya mendekatkan kita pada yang jauh namun melupakan orang-orang yang berada di sekitar ataupun di dekat kita!!. Dan selama ini yang ku tahu dari buku yang ku baca bahwa chattingan itu merubah pribadi seseorang ketika ia tak pandai menjafi dirinya!!, namun itu juga belum pasti semua itu tergantung dan kembali kepada diri kita masing-masing.

"Kenapa put?" tanya chandra penasaran.

"Ini si kevin, katanya ntar pulang sekolah ngumpul"

"Ciee, ntar lo ketemu bebeb gibran deh ahah"ucapnya dengan menyenggol bahuku.

"Aduh seterah lo deh!! Lo ngapain chan, tumben baca buku!!"

"Gini ya put, sebagai anak yang paling cantik dan kemayu, gila ini buku seruu banget lo harus baca!"ucapnya yang menyodorkan sebuah buku kepada ku.

"Iyain, tentang apa?" aku hanya sekedar melihatnya.

"Jadi bukunya itu tentang psikolog, jadi yang gue baca itu ketika seseorang takut jika kebohongannya terungkap dia bakal keringet dingin gitu trus gugup, ya pokonya lo baca aja deh"

"Oh gitu, gue gak minat, gue ahli gizi bukan psikolog eheheh" dari muka chandra nampak jelas sekali ia kesal dengan jawaban ku.

Karena aku memang tidak minat memasuki jurusan psikolog, tapi tunggu..... Kata dia jika seseorang takut jika kebohongannya terungkap ia akan berkeringat dan gugup, aku jadi teringat peristiwa tadi pagi, ciri-ciri itu sangat mengarahkan pada gibran, 'apa dia?' pertanyaan terbesarku.

Namun tidak sepenuhnya seperti itu!! Mungkin aku harus lebih mencari bukti-bukti siapakah lelaki puisi itu!, dia yang telah membuatku berfikir keras nomor ke-2 tentunya setelah pelajaran kimia, dia orang pertama yang membuat aku sibuk berperang dengan fikiran yang hanya memikirkannya, sungguh misterius. Ini bukan cinta, namun sebuah rasa penasaran yang tak kunjung terjawab oleh waktu, namun entah nanti atau kapan akan menyukainya atau tidak, hanya waktu yang menjawab!!. Sekeras-kerasnya batu jika selalu terkena oleh tetesan air terus menerus akan lapuk, bukan?.

🌹🌹🌹

Dentangan detik jam terus berbunyi dan terasa cepat. Angin sore hari ini begitu menyejukkan mengisi ruangan melalui jendela kelas yang hanya di huni oleh 2 orang wanita, yaitu aku dan chandra yang sedang bertelponan entah dengan siapa. Namun yang ku dengar itu adalah pacarnya, dia belum menceritakan kepadaku, aku tidak memaksanya untuk terus bercerita, karena seorang sahabat takkan mengekang sahabatnya, tugas ia hanya ada saat dibutuhkan ataupun tidak, yang selalu memberikan arti sebuah pemahaman serta saling mendukung satu sama lain, selagi apa yang di kerjakan itu benar.

TulipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang