0.2 | | Toko Sepatu

11 2 0
                                    

Vareza Edgarial added you as a friend.

Vella langsung bangun dari kasurnya ketika melihat notif yang muncul di handphonenya itu.

"Hah? dia dapet nomor gue dari mana?" tanya Vella pada dirinya sendiri.

Vareza Edgarial
ntr w jmpt.
jam 4.

Vella mengernyitkan dahinya ketika membaca pesan yang dikirim oleh Edgar.

Renatha Savella
ke?

Vareza Edgarial
tunggu aja.

Renatha Savella
ya.

Setelah membalas pesan itu, Vella langsung membaringkan badannya dikasur kesayangannya. Matanya tertuju pada langit-langit kamarnya yang dilukis olehnya dengan kakanya.

Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu terdengar dari dalam kamar Vella. "Masuk!"

Kintan-- kaka Vella membuka pintu kamar Vella dengan perlahan. Setelah menutup pintu kamar Vella, Kintan langsung duduk dikasur Vella.

"Vel, jadi model gue lagi ya."

"Lagi?"

Ya, kaka Vella adalah seorang make up artist terkadang Vella digunakan oleh Kintan untuk menjadinya modelnya lalu mempromosikan Kintan supaya mendapatkan job.

Vella memang dingin, tapi saat di rumahnya, Vella menjadi sedikit lebih hangat. Walaupun perbedaannya hanya tipis. Bedanya, Vella tidak mengeluarkan satu sampai dua kata saja. Namun tetap, Vella selalu memasang wajah datarnya.

"Iya lo, mau siapa lagi Vel. Lo tuh udah cocok jadi model. Jadi, buat apa gue sewa model buat promosi usaha gue."

Vella menghembuskan napasnya. "Hari ini ga bisa."

"Yah, emang kenapa?"

"Mau pergi."

"Sama siapa? cowok ya." ucap Kintan menggoda Vella sambil mendorong pelan pelan adik kesayangannya itu.

"Ih, apaan sih ka!"

"Udah ya, hari ini fotonya cuma dikamar lo kok. Sekalian aja gue make up buat lo pergi."

"Iya deh, terserah lo." jawab Vella pasrah.

Secara langsung, Kintan memeluk adik tersayangnya itu. "Makasih Vella, adik ku tersayang."

"Kalo gini aja, muji-muji." Vella memutarkan bola matanya.

Kintan hanya terkekeh. "Yaudah gue mulai make up sekarang."

Setelah memakan waktu 25 menit untuk bermake up, tiba saatnya untuk memfoto diri Vella yang sudah dirombak oleh kakanya itu.

"Oke, tahan ya Vel."

"1..2..3!"

Cekrek

"Nah, bagus nih!" kata Kintan.

"Iya deh iya. Gue apus ya make upnya."

"Ih, jangan!"

"Ga mungkin gue pergi kaya gini."

"Yaudah, gue make up lebih natural lagi aja ya."

"Iya,"

Kini, Kintan merubah make up diwajah Vella menjadi lebih natural. Baru saja selesai bersiap diri, pintu kamar Vella sudah diketuk oleh Maudy-- bunda Vella. "Vella, ada teman kamu dibawah."

VedgarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang