0.3 | | Polaroid

15 1 0
                                    

Vella hanya melihat makanan yang kini berada di depannya. Edgar yang sedang ingin menyuapkan sesendok nasi, Edgar langsung menaruhnya kembali di piring berwarna putih.

"Makan." lagi-lagi Edgar mengulang kata itu. Makan, makan dan makan.

"Sakit perut lagi nanti." lanjut Edgar sambil menatap Vella tajam.

Vella mendongak. Apa yang barusan Edgar katakan? berbeda. Sangat berbeda. Vella menemukan sisi care dari Edgar di balik sikapnya yang super dingin itu.

"Ya, gue makan." Vella mulai menyuapkan sesendok nasi. Vella mengunyah nasi itu dengan perlahan.

Setelah selesai makan, Vella mengajak Edgar untuk pulang, karena waktu sudah menunjukan jam 7 malam.

Di perjalanan, Vella hanya memalingkan wajahnya kearah jendela mobil Edgar yang kini di bahasi oleh air hujan. Tak sengaja lagu favorit Vella terputar di radio mobil milik Edgar, yaitu Ed Sheeran - Perfect.

Tanpa mereka sengaja mereka menyanyikan lagu itu secara bersama. Dan kini mata mereka saling bertemu karena, mereka merasa menyanyikan lagu itu bersamaan.

"Suka?" tanya Edgar pada Vella .

Vella memang sosok gadis yang dingin. Namun kali ini Vella tidak mengerti apa maksud perkataan Edgar. Edgar yang sadar Vella tidak mengerti akan pertanyaannya, ia langsung menjelaskan pertanyaannya. "Suka lagunya?"

"Oh, iya." jawab Vella sambil menengok sebentar ke arah kursi pengemudi.

"Sama." Vella hanya mengangguk kecil dengan jawaban Edgar barusan.

✨✨✨

Vella turun dari mobil Edgar begitu pula dengan Edgar. "Mampir?"

Belum Edgar menjawab, Maudy sudah ada di abang pintu utama rumah Vella. "Edgar, mampir dulu sini. Tante bikin cupcake."

Edgar pun mengiyakan tawaran dari Bunda Vella. Vella memasuki rumahnya lalu di susul oleh Edgar di belakangnya.

"Sini," ujar Maudy menyuruh Edgar dan Vella untuk duduk di meja makan.

Sejujurnya, Edgar sudah kenyang. Namun, Edgar ingin menghargai tawaran Bunda Vella yang sudah mengajak makan.

Maudy meletakan cupcake di depan Vella dan Edgar dengan senyuman yang lebar. "Yuk di coba."

Edgar mulai memakan cupcake buatan Bunda Vella itu. Enak. Itu yang ada di pikiran Edgar.

Maudy menaikkan alisnya. "Gimana? enak kan?"

Vella tersenyum. "Enak dong."

"Gimana nak em---" tanya Maudy kepada Edgar. Namun, ia menggantungkan ucapannya karena Bunda Vella masih belum tau nama Edgar.

"Edgar tante." Edgar menyambungkan ucapan Maudy, karena dia tau akan ketidak tahuan Bunda Vella akan nama dirinya.

"Oh iya, nak Edgar. Gimana? enak kan cupcake buatan tante?" Maudy melanjutkan pertanyaannya.

Edgar mengganguk. "Enak tante."

Maudy yang mendengar pujian dari Vella dan Edgar, ia merasa senang. Setelah selesai makan, Edgar pun berpamitan pulang.

"Pulang tante." Edgar mencium punggung tangan Maudy secara perlahan.

Maudy tersenyum ketika punggung tangannya dicium. "Eh iya, main lagi ya kapan kapan."

VedgarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang