Prolog

248 20 47
                                    

Bento yang lezat terhidang rapi di atas tikar. Selain nasi hangat yang sudah dibentuk seperti kucing dengan tambahan nori, ada udang tempura, daging wagyu, serta kimchi dan telur dadar yang melengkapinya. Senyum semringah dari pemilik bento tak mau pudar, terlebih ketika matanya kembali menyapu suasana sekitar.

Teduh, relaks, nyaman, enjoyable, serba merah muda dan jangan lupakan juga hiruk-pikuk yang masih berlangsung. Ia benar-benar merasakan kentalnya kehangatan antarsesama manusia di sini meski sedang sendiri.

Manda meraih cangkir kayunya, lalu menuangkan matcha tea dari ceret. Matcha tea itu masih mengeluarkan kepulan asap dan aroma khas yang selalu disukainya. Di saat orang-orang di sekitarnya meneguk sake, Manda lebih memilih matcha tea sebagai teman menyaksikan para orang-orang tua yang sedang menari di tengah lapangan.

Datang seorang diri dan menikmati festival Hanami* yang sedang berlangsung nyatanya bukan hal buruk bagi Manda. Sudah sejak kecil ia bermimpi bisa berada di sini, di tengah-tengah mekarnya bunga sakura.

"Excuse me," tegur Manda sopan ketika seorang pemuda menutupi jarak pandang matanya.

Pemuda tadi dengan tidak bersalahnya malah membentangkan tikar di depan tikar Manda dan menghalangi penglihatan. Namun alih-alih bergeser si pemuda justru menyuruh beberapa pemuda lain dengan tampilan serba hitam untuk ikut duduk di atas tikar mereka yang sudah terbentang.

Manda berdecak kesal. Ia tau ini bukan negaranya, tapi apa pemuda ini tidak bisa sopan sedikit? "Can you understand that what was I said?"

Manda masih dalam posisi duduknya. Hanya saja, ia sedikit menaikkan nada bicara untuk berteriak agar didengar. Dan bodohnya, hal itu malah mengundang perhatian beberapa orang di sekitar mereka. Sedang sekumpulan pemuda yang ditegur tidak ada yang menoleh seorang pun.

Manda geram, ia bangkit dari duduknya lalu mendatangi tikar itu.

"Jauhkan tikarmu dari tempatku. Aku tidak bisa menikmati festival ini karena kalian," seru Manda dengan bahasa inggris lancarnya. "Aku jauh-jauh datang dari Eropa hanya untuk menyaksikan hari ini, bukan menyaksikan punggung kalian."

Ia berkacak pinggang untuk mendukung  protesannya. Tapi tetap, mereka semua masih bergeming. Kini malah ada beberapa dari mereka yang menatap Manda dengan kerutan kening. Ada juga yang tidak menghiraukan sama sekali.

Apa jangan-jangan mereka tidak bisa berbahasa inggris? Bagaimana ini? Manda membatin sembari menelan ludahnya. Seketika ada rasa malu yang menjalar karena sudah marah-marah tanpa direspon. Ah ralat, mungkin lebih tepatnya tanpa dimengerti.

"Bagaimana jika kau bergabung saja dengan kami?" Tawaran dari belakang punggungnya membuat Manda sontak membalikkan badan cepat.

Betapa terkejutnya ia ketika menangkap sosok itu. Mata bulatnya mendelik hampir keluar, mulutnya menganga tidak percaya, bahkan hidungnya pun seperti tidak mau menghirup oksigen untuk beberapa detik.

"Jangan menampilkan ekspresi seperti itu, Nona. Nanti lalat akan masuk ke mulutmu, dan orang-orang akan semakin memperhatikan kau kemudian mentertawakan dirimu di festival yang seharusnya meriah karena sakura bermekaran bukannya gadis aneh yang kebakaran emosi."

Manda mengerjapkan matanya. Mulutnya langsung terkatup rapat-rapat. Kalimat berbahasa inggris itu lancar, panjang-lebar dan juga terasa menyebalkan. Entah bisikan dari mana, Manda mengintip dari ekor matanya untuk memastikan, dan ternyata memang benar sih. Jantungnya bertalu-talu tak keruan.

Manda meringis samar, bodohnya aku! Ini kan tempat umum wahai nona cantik. "Aku tidak akan jadi bahan perhatian jika bukan karena pemuda-pemuda ini," gumamnya pelan masih membela diri. "Eh tapi...boleh aku meminta selfie bersamamu, Tuan?"

Bukannya melanjutkan protes, Manda justru mengeluarkan ponsel dari sling bag yang dibawanya. Cepat sekali ia meninggalkan kekesalannya hanya karena melihat pemuda di depannya itu.

"Ah, lucu sekali." Pria yang diajak berfoto berkomentar. "Jadi kau tidak mau melanjutkan protesmu?"

Manda rasa mukanya kini sudah merah dan panas karena malu. Yang benar saja, ia barusan memarahi bintang film ternama dari Korea! Astaga, lain kali ia harus lebih berhati-hati agar tidak semalu ini. Lagi pula, sebagai penikmat drama dari negeri ginseng, siapa yang tidak mengenal Gong Yoo? Pria oriental yang memerankan Kim Shin di serial  Goblin itu melejit seantero pecinta Drakor berkat akting nan memukau.

"Tidak. Biar aku saja yang pindah." Manda tersenyum kikuk. "Jadi...boleh aku berfoto denganmu sekarang?"

Gong Yoo berdeham lalu tersenyum mengejek sikap Manda yang tidak peduli beberapa menit lalu tengah marah-marah dan dengan tidak tau malunya malah meminta foto bersama sekarang. "Tentu saja."

Memasang ekspresi wajah senang dengan binar mata bak anak anjing lucu, Manda dengan cepat mengarahkan ponsel pipihnya untuk mereka berfoto. Ia mendekat ke arah badan Gong Yoo, lalu memasang senyum lebar tiga jarinya.

Sekali. Kamera ponsel Manda sudah mengabadikan foto pertama mereka.

Dua kali. Kamera itu menangkap pose Manda yang memeluk erat sang bintang tanpa penolakan.

Hingga foto yang ketiga mereka masih dalam jarak yang cukup dekat. Terlintas di pikiran Manda untuk memberi ciuman pada pipi pria itu. Namun baru saja hendak memajukan bibir untuk mengecup, Manda merasa ada yang salah dengan bokongnya.

***

*Hanami; Festival yang berisi kegiatan dalam menyambut bunga sakura yang mulai mekar di musim semi ala negara Jepang dan sekitarnya. Pada acara ini, masyarakat biasanya menggelar tikar sembari makan-makan di bawah pohon sakura. Ada pertunjukan kecil-kecilan yang juga hadir di tengah festival.

Hai hai ^^
Insyaallah lapak ini akan update setiap hari— eh tapi kalau enggak setiap hari pun, aku usahakan untuk update seminggu empat kali deh. Berhubung ini cerita ikut event yang memakai batas waktu, so, diriku harus mengejarnya.

Siplah, itu aja sih😀😁
Semoga kalian betah di sini ya, aamiin. Ah iya, tetap pesan yang sama lho, JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK MANJA NAN NYATANYA temansss❤💞

NBd17, Bengkalis - Riau.
Senin, 21 Mei 2018

DAME ROSE #WYSCWPDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang