Part 01

763 56 10
                                    

*****

Kota Seoul sekarang tengah di selingi oleh hujan deras. Padahal ini masih dalam suasana pagi hari. Ini adalah hari minggu. Anak-anak asrama di salah satu bangunan bertingkat tak bisa melakukan aktivitas remaja karena hujan. Sama hal nya dengan gadis di salah satu kamar asrama wanita. Dia tengah bersantai sambil memainkan kuku nya. Tak lama pintu kamarnya ada yang mengetuk.

"Park Jihoon, buka pintunya sebentar"

Gadis yang diketahui namanya Park Jihoon itu segera membuka pintu kamar kos nya. Nampak lah pemilik asrama berdiri di depan pintu dengan seorang pria (?).

"Ada apa bibi?"

"Eum... aku akan memperkenalka kamu dengan teman sekamarmu.. Park Woojin kemarilah"

Pria itu muncul sambil menyeret kopernya lalu berdiri di depan Jihoon. Jihoon nampak terkejut. Ini kejadian langka sekali di asrama nya. Padahal kan tidak dibolehkan pria di asrama nya pria dan wanita tinggal di satu kamar.

"Eoh? Tapi kan bibi bilang pria dan wanita tidak boleh satu kamar?"

"Kamar asrama lain sudah penuh"

"Tapi-... tapi kan bisa di tinggal di kamar Donghan atau tidak di kamar Kenta kan bibi?"

"Kamar yang lain sudah melebihi batas"

"Melebihi batas bagaimana bibi?"

"Kamar kan batas kamar kan isinya 5 orang.. lah yang lain malah 6, 7 bahkan ada yang 8 orang"

"Tambah satu kan tidak masalah bibi"

"Sudah jangan banyak bicara... Woojin masuklah.. Jihoon kau beri tahu tentang kamar saja"

"Tapi-..."

"Sudah masuklah"

Woojin dan Jihoon sudah ada di dalam kamar asrama Jihoon. Atau bisa juga dibilang kamar mereka berdua sekarang. Jihoon mendiamkan Woojin saja dan berbaring di kasurnya lalu kembali memainkan kukunya.

"Tidak mau membantuku?"

Jihoon menoleh malas kearah Woojin yang tengah menata barang-barangnya. Tempat tidur di kamar mereka ada dua hanya di batasi dengan 1 nakas ditengah-tengah tempat tidur mereka. Jihoon melangkah kearah meja di dekat tempat tidurnya mengambil plester berwarna merah itu.

"Minggir!"

Jihoon mendorong Woojin hingga terjatuh di kasur nya. Jihoon menempelkan plester merah itu di lantai hingga pintu. Woojin mengerutkan keningnya heran. Kenapa Jihoon melakukan itu?.

"Apa yang kau lakukan?"

"Diam saja, ini batas wilayah tempat tidurmu dan kamar tidurku"

"Tunggu, bagaimana kalau aku ingin mandi atau pergi ke kamar kecil?"

"Ya lewati saja batasnya... tapi jangan sekali-kali melewati batas dibagian wilayah tempat tidur"

Jihoon kembali berbaring di kasurnya. Woojin menggeleng dan membaringkan tubuhnya juga di kasurnya. Sesekali melirik kearah Jihoon yang sekarang sedang memainkan ponselnya.

"Kau sekolah dimana?"

"Kau menanyakan siapa?"

Woojin memutar bola matanya malas. Menatap Jihoon kembali yang juga menatap kearahnya.

"Di kamar ini hanya ada aku dan kau... tentu saja aku menanyakanmu"

"Aku sekolah di SOPA, kenapa?"

"Tidak, aku hanya bertanya"

"Eum.... kau sendiri?"

"Korean Arts School"

Ice Cream Cake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang