7

140 25 5
                                    

Busan,South Korean

Woojin memandang kearah luar rumahnya yang langsung menghadap ke pantai. Tak ada yang bisa dilakukan dia selama dirumah. Percuma juga dia kembali,pikirnya. Setelah dia kembali ke Busan, orang tua nya kembali mengabaikannya. Myungsoo masuk kedalam kamar Woojin yang ada di lantai 2. Woojin tepatnya berada di balkon kamarnya. Myungsoo membawa bubur dan juga sepotong ice cream cake.

"Woojin,makan dulu"

Myungsoo yang meletakkan nampan berisi makanan tersebut di meja kecil di hadapan Woojin yang tersedia. Woojin hanya memandang sekilas kearah ice cream cake itu. Seketika dia teringat Jihoon. Bagaimana kabar Jihoon di Seoul? Masih bersama Renjun kah dia?. Myungsoo duduk di kursi dekat Woojin sambil memandangi pemandangan dari kamar Woojin yang view nya memang langsung ke pantai.

"Apa kau punya kekasih?"

"T-tidak"

"Baiklah"

"Wae?"

"Tidak, kulihat kau selalu melamun semenjak kembali ke Busan...kukira kau merindukan kekasihmu"

"Untukku...ini sebuah cinta yang tertunda

"Hah?? Ada masalah?"

"Tidak"

Woojin menyantap bubur buatan kakak kesayangannya itu. Tangannya meraih sendok bubur. Matanya menatap kosong pada makanan itu. Dessert yang dibawakan kakaknya membuatnya mengingat Jihoon. Sudah seminggu dia meninggalkan Seoul. Dia berusaha melupakan Jihoon yang jelas-jelas sudah menjadi milik orang lain. Pasti sekarang Jihoon dengan Renjun sedang bersenang-senang.

"Mama papa kenapa belum pulang,hyung?"

"Kenapa kau bertanya begitu? Sejak dulu kita sering di tinggal berdua dirumah kan"

"Kenyang"

Woojin meninggalkan piring yang berisikan kue favoritnya itu. Myungsoo semakin heran melihat tingkah adiknya itu. Pergi hanya mengucapkan kata kenyang saja lalu pergi. Woojin pergi keluar rumah berjalan kaki. Dia juga memakai hoodie berwarna gelap. Tangannya memainkan ponselnya selama dia berjalan.

Bugh!

Bukan! Itu bukan suara hantaman. Bukan orang berkelahi. Itu suara seseorang yang menabrak Woojin. Seorang gadis tiba-tiba datang memeluk dirinya. Woojin terdiam setengah sadar saat gadis itu mempererat pelukannya. Woojin mengerjap-ngerjapkan matanya mendengar isakan tangis gadis itu.

"Nuguya?"

"Woojin-ah"

'Suara itu?'

Woojin seketika terpaku. Dia kenal suara gadis yang tengah memeluknya itu. Dia sangat hafal suara itu. Tangannya perlahan menyentuh pundak gadis itu agar gadis itu melepas pelukannya. Gadis itu menunduk setelah melepaskan pelukannya di tubuh Woojin. Woojin terdiam memandangi tubuh gadis mungil dihadapannya yang tengah menunduk.

"Park Jihoon?"

"Wae?"

"Mwoya ige? Kenapa kau kemari?"

"Bertemu denganmu"

"Jauh-jauh dari Seoul ke Busan hanya untuk bertemu denganku? Mianhada,kau sudah ada Renjun..tak perlu kau buang-buang waktumu untuk pergi ke Busan dan bertemu denganku..temui saja kekasihmu"

"Aku-..."

"Daebak! Ternyata kau pergi kemari,Park Jihoon?! Kau pergi menemui teman baikmu?"

Di belakang Jihoon muncul lah Renjun. Orang yang membuat Jihoon berdecak kesal saat melihat orang itu mendekat. Wajah Renjun sudah terlukis ekspresi marah. Tentu saja dia marah pada mereka berdua. Renjun mengepal kedua tangannya. Buru-buru Woojin menjauh dari Jihoon.

Ice Cream Cake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang