Prolog

149K 8K 410
                                    

"Vin, lo tau jawaban nomor 10 nggak?" Sharen bertanya dengan berbisik ke arah Malvin. Dimana cowok itu yang duduk di bangku paling depan, dan dirinya duduk di belakang.

Saat ini kelas 11 sedang melaksanakan ujian kenaikan kelas. Dan Sharen sama sekali tidak belajar satu mata pelajaran pun. Dia lebih asik untuk ngevlog, ngeblog, dan freelance apapun. Yang dipikiran Sharen hanya uang dan uang.

Sedangkan menjadi Malvin adalah hal yang membosankan menurut Sharen, dalam hidup Malvin hanya ada belajar dan basket. Selain anak terpintar di kelas, Malvin juga menjadi ketua tim basket di SMA Laurensia. Tigers, andalah nama club basket sekolah mereka.

Kembali lagi pada aktivitas mereka, dimana Sharen yang terus berusaha untuk mendapatkan jawaban dari Malvin. Dan Malvin sendiri terlihat tertekan dengan Sharen.

Malvin itu pelit kalau soal jawaban.  Dia tidak mau membagi kepada siapapun.

"Vin! Psttt!" Sharen memanggil Malvin dengan suara lirih tapi penuh penekanan. Bagaimana tidak, kurang 20 menit dari 50 soal dia hanya menjawab 10 saja. Memang tidak patut untuk dicontoh sebagai murid.

"Malvin!" Sharen memanggil namun sayangnya cowok itu tidak memperdulikan teriakan merana Sharen.

"Gue sumpahin biar budek beneran lo!" jengkel Sharen karena tidak mendapat jawaban dari Malvin.












***

Jangan lupa vote dan komen setelah baca yaa

Ini sequel dari cerita Prestige

Hello, MalvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang