chapter 11

1.9K 247 16
                                    

"Nal, segini aja dulu deh..besok kita lanjutin lagi,udah sore juga."

Gue menoleh ke arah sumber suara bariton milik Agus temen sekelompok gue. Sejak siang hari usai kelas,kami ber-4 memutuskan untuk mengerjakan project kelompok kami. Duduk lesehan di teras rumahnya Uty salah satu temen kampus dan satu kelompok juga.

"sip ! besok gimana?". Tanya gue pada ketiga rekan yang kini sedang membereskan peralatan tulisnya.

"Besok langsung survey aja ke lokasi,gimana?nanti kabar-kabarin di group aja. Gue duluan ya Nal,Al...ty makasih jamuan nya." pamit Agus.

Gue,Alvin dan Uty melambai saat agus mulai melangkah keluar gerbang rumah uty.

"Udah biarin Nal,biar gue aja yang beresin". Ucap Uty

"Nggak papa ty... Kayak ama siapa aja !".

Gue membantu Uty membawa gelas kosong ke dapur rumahnya. Tak lama,gue pun pamit padanya.

"Lho?Al ? Masih di sini?kirain udah balik". Ucap gue yang membuatnya tersentak kaget.

"Eh?ini juga mau balik kok Nal,hehe". Sahut nya gugup lalu menunduk menatap ranselnya.

"Bilang aja pengen pulang bareng kinal, lagi nungguin kaaannn". Ucap uty yang berjalan di balakang gue. Lalu melirik jail pada alvin dan itu membuatnya salah tingkah.

Gue cuma senyum melihat ekspresi malu nya alvin.

"Uty,gue pulang ya..thank's udah mau di repotin".

"Santai aja Nal, kalian hati-hati ya..".

Gue melambai,lalu keluar gerbang bersamaan dengan alvin yang mendorong motornya.

"Motor loe kemana Nal?"

Gue noleh ke belakang,tentunya pada Alvin yang masih mengikuti langkah gue yang berjalan ke depan komplek rumah uty. Ke arah halte depan tepatnya.

"Motor gue,lagi di bengkel. Tadi pagi juga,gue nebeng viny . loe kenapa belum pulang?motor loe kenapa?kok di dorong?"  tanya gue mengernyit.

Alvin menggaruk tengkuk nya,dengan wajah merona nya menatap malu ke gue.

"gue anter pulang,gimana?". Ucap nya begitu pelan,namun gue bisa baca gerak bibirnya.

"Hah?loe ngomong apa Al?". Tanya gue membuatnya mendongak.

"umm, gue anter loe pulang...gimana?". Ucap nya gugup lalu kembali menunduk.

"Boleh deh, lagian kayaknya udah ga ada bus yang lewat juga".

Alvin terlonjak kaget,kedua mata nya berbinar saat gue menerima tawarannya. Dia memang sering ngajak pulang bareng bahkan sering ngajak nonton atau makan juga. Alvin juga pernah menyatakan perasaan nya sama gue dulu. Saat awal-awal masuk kuliah. Tapi gue tolak secara halus,karena gue emang nggak ada perasaan apa-apa sama dia. Tapi dia nggak sama sekali tersinggung lalu jauhin gue. Alvin adalah pria baik dan ramah,walaupun dia tau kalau gue nggak bisa bales perasaannya.

"Mana helmnya?". Tanya gue.

Alvin dengan antusias memberikan helm yang ia bawa,lalu mengkode gue untuk naik ke boncengan motor sport miliknya.

Tiga puluh menit kemudian,motor sport merah milik Alvin berhenti di depan kost gue. Gue turun,lalu memberikan helm padanya.

"Thank's ya Al.. Mau mampir dulu?" . Ucap gue

"Nggak deh Nal,gue langsung balik aja." ucap nya dengan senyum. Gue pun mengangguk sambil membalas senyumnya. saat hendak berbalik,tangan Alvin mencegat lengan kanan gue.

Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang