4 -HEH?

56 7 4
                                    

"Gak nyesek Ave?"

"Kalian kenapa sih?" Aku yakin wajahku sangat bodoh saat ini, karena aku gak tau obrolan macam apa ini.

"Hati Aldo itu batu Ave! Berhenti nyakitin hati lo sendiri! Dia gak bener-bener bisa lo cinta. Lo coba deh liat si Bima, dia suka sama lo kan? Coba buka hati lo buat Bima." Jawab Aza.

Ok, berkat ucapan Aza aku jadi paham menjurus kemana obrolan ini. Bima itu temanku, teman kita semua lebih tepatnya. Aku tau Bima suka aku tapi gak semudah itu lah ngebuang perasaanku ke Aldo. Dan lagipula aku gak suka sama Bima. Bima memang tampan, baik, kapten tim basket pula, Tapi dia gak bisa bikin orang disekitarnya tertawa lebar. JAIM! Itu yang aku lihat dari dia. Dan bukan tipeku.

"Aku gak suka sama Bima. Dan aku itu sukanya sama Aldo." Aku berharap mereka berhenti membahas masalah ini dengan ucapanku barusan, dan benar mereka mengganti topik. Dengan polosnya mereka bilang mau pergi jalan dan ninggalin aku ditaman sendiri. Eh tapi Rava menyuruhku ke lapangan futsal katannya ada Aldo.

"Ave gue mau ajak Aza jalan, lo gak apa ya kita tinggal? Tapi daripada disini sendiri mendingan lo ke lapangan futsal aja, ada Aldo. Sono gih!" tanya Rava sambil menggandeng tangan Aza. Dan lagi-lagi aku balas dengan anggukan.

"Dahhh Ave" Aza melambaikan tangan dengan semangat lalu aku tersenyum mengingat ucapan Rava yang mengingatkanku bahwa dilapangan futsal ada Aldo.


***

Aku berjalan santai menuju lapangan futsal. Dan benar saja ada Aldo lagi mainin ponselnya. 3 meter dari tempatnya duduk aku hampir memanggilnya tapi mendengar dia mengoceh. Aku berhenti, bukan untuk nguping tapi ucapannya terdengar begitu saja olehku dan mendadak dadaku sesak.

"Ya terus harus gimana? Gue aja nganggap Ave cuman temen doang, Sayang dia? Enggak tau, duhh apa-apaan ini, cetek-cetek deh otak gue, udahlah gue jauhin aja dia kalo gue butuh aja gue datengin" Aldo gak sadar ya ada aku dibekangnya.


Aku meremas bajuku yang aku rasakan dadaku benar-benar sesak. Dan aku menangis. Aku berjalan mundur, dan pergi dari tempat ini.

 Aku berjalan mundur, dan pergi dari tempat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


CAVERIA

Aku baru saja keluar dari perpus. Kampus mulai sepi, hanya ada beberapa mahasiswa yang sedang berlatih dance dan bergerombol di koridor. Saat mataku melihat ke lapangan ada sesuatu yang membuatku diam, Aldo duduk dipinggir lapangan dan fokus memperhatikan Dancer Burn University yang lagi berlatih, ada apa sebenarnya? Ah sudahlah aku sedang malas mencampuri urusan Aldo. Aku bergegas pergi menemui Kak Drois, Droisco Lorendi Sharfid, Kakakku satu-satunya. Dia sekarang di depan Loby kampus yang sudah meneleponku berpuluh kali karna aku yang keasyikan di perpus.

FINALLY NOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang