Still Dea's POV
"Geser,"
Sumpah nih orang enak banget dah ngomongnya, gue yang duduk duluan di pinggir, dia seenaknya minta gue ngegeser ke pojok. "Ogah, lu aja sana duduk di pojok, gue duluan yang duduk di sini." Kata gue ketus sambil memutar bola mata. Iyalah bola mata, ya kali bola anu.
"Cuma geser doang apa susahnya sih? Ntar gue ribet keluar-masuk kalo lu yang di pinggir,"
"Kalo lu yang di pinggir juga gue susah keluar-masuk." Kata gue gak mau kalah.
"Harry? Bisa kamu duduk sekarang? Saya mau ngasih tugas lagi nih," kata Bu Vina memotong perdebatan antara gue dan Harry yang sama-sama pengen duduk di bagian pinggir.
Ya, kita bakal duduk semeja, barengan.
Mana duduknya juga di barisan pojok paling kanan deket pintu. Sangat strategis.Setelah pembagian nilai tadi, Bu Vina ngatur ulang denah tempat duduk jadi sesuai dengan nilai yang didapatkan masing-masing murid. Dan itu menyebabkan gue harus duduk bareng Harry (karena nilai kita beda tipis), sekaligus menyebabkan gue pisah sama Jasmin -sumber contekan gue-.
Dan sekarang, dengan terpaksa Harry yang duduk di pojok. Dia pasti takut karna dipelototin Bu Vina. Haha, gue menang!
"Oke, karna saya males ngadain remedial, yang nilainya di bawah tujuh puluh bakal saya kasih tugas tambahan. Dan yang nilainya tujuh puluh ke atas, kalian bebas,"
Wah, gak adil nih guru. Masa' yang nilainya jelek doang yang dikasih tugas, yang bagus kagak. Harus protes nih gue.
"Bu," kata gue sambil mengacungkan tangan berniat mencuri perhatian guru berbadan pendek itu, "Kok yang nilainya bagus gak dikasih tugas, Bu? Gak adil dong, Bu, kalau kayak gitu."
"Dea, kalo kamu gak mau saya kasih tugas tambahan, kamu harus bisa dapet nilai bagus. Bukan protes karna merasa gak adil." Jawab Bu Vina sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Wah, aku kesal, genks:'). Gue lebih memilih diam, gak mau membalas lagi, dan membiarkan Bu Vina melanjutkan kata-katanya.
"Sekarang, buat tugas tambahannya, kalian buka buku cetak halaman 69, bagian dua yang tugas kelompok. Kalian kerjakan bersama teman semeja kalian, dan jawabannya ditulis di kertas folio aja." Katanya tanpa beban.
Eh bentar,
Semeja?!
Bareng Harry dong.
Ogah banget, mending gue kerjain nih tugas pengamatan sendiri aja. Ya walaupun nilai fisika gue (sering) kecil, tapi sepengetahuan gue, kalo ngerjain tugas sekelompok sama cowo pasti ujung-ujungnya cewe-lah yang akan ngerjain, sendiri.
Gue emang gak terlalu deket sama Harry, gak terlalu kenal juga, tapi semua cowo sama aja 'kan? Dan gue gak mau itu sampai terjadi. Sama aja bohong kalo cuma gue yang ngerjain, mending gak usah sekelompok.
"Lusa harus sudah selesai."
Dan yang lain pun mulai berdiskusi sama temen sebangkunya.
Sial, harus gimana nih? Elah, segala harus semeja sama Harry. Nilai dia aja lebih kecil dari gue, pasti sulit buat ngerjain tugas ini karna kita sama-sama gak bakat di fisika.
"Eh," panggil seseorang dari pinggir gue, ya siapa lagi kalo bukan si Harry.
"Gue punya nama, kali," jawab gue malas.
"Iya itulah, bodo amat, gue mau nanya nih," katanya mulai memutar badan ke arah gue.
"Nanya ya nanya aja,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Move On // H.S
FanfictionBaca aja ceritanya ya:) Siapa tau ketagihan hehe:v Highest rank: #70 in #harrystyles (29/01/19) Cover by: Fadhaqi Mazda