"LOU! CEPET IH! KESIANGAN NIH!" Teriak gue dari ruang makan, memanggil Louis sambil terus memperhatikan jam yang sekarang menunjukkan pukul tujuh pagi.
Setengah jam lagi gerbang sekolah akan ditutup, tapi Louis belum juga turun dari kamarnya.
Tau gitu naik grab aja tadi.
"Louis belum turun, dek?" Tanya mama yang baru aja dateng dari dapur.
"Be-"
"Ayo berangkat, dek," kata Louis memotong pembicaraan gue dan mama.
Setelah pamit sama mama, kita berdua langsung jalan tergesa-gesa menuju garasi. Yap, berangkat naik motor Louis.
Tapi kok motor dia gak ada di garasi sih? Cuma ada sepeda mama. Jangan bilang...
"Lah, Lou? Motor lu mana?" Tanya gue bingung plus was-was.
"Di bengkel,"
"Lah terus berangkatnya naik apa?" Sumpah ini si Lou bikin gue takut,
Takut kesiangan.
"Ya naik sepeda, keburu kok, masih ada waktu dua puluh tujuh menit lagi," jawabnya seraya memberikan gue helm sepeda berwarna navy.
Ku ingin marah~
"Anjir ah, Lou. Udah kesiangan, harus naik sepeda pula. Mampus aja dah," timpal gue dengan perasaan menahan amarah. Lalu mengambil helm yang Louis sodorkan tadi.
"Buruan naik makanya kalo gak mau telat, gosah ngomel. Lu duduk di belakang, gue boncengin," kata Louis dengan tangan menunjuk ke tempat duduk yang ada di bagian belakang sepeda perempuan ini.
"Bang-"
"Buru,"
Baru aja mau ngomong bangsul.
"Iya."
Setelah memakai helm dan berhasil duduk dengan (gak) nyaman, Louis pun menjalankan sepeda mama ini ke sekolah.
"Lou! Cepetan ih bawa sepedanya! Dua puluh menit lagi nih," kata gue pas kita baru aja sampai di lampu merah deket perumahan.
Masih jauh dari sekolah, woy:'(
"Sabar, bego, masih merah tuh lampunya,"
Gila aja lampu merahnya lama amat, masih dua menit lagi.
Sambil menunggu lampu hijau menyala, gue melihat-lihat ke arah pengendara motor yang sama-sama berhenti di lampu merah ini. Banyak anak sekolah yang bawa kendaraan sendiri, ada juga yang boncengan.
Tapi ada satu penampakan yang berhasil bikin gue gak mau melihat ke arah lain.
Liam.
Dia memberhentikan motornya tak jauh dari tempat gue berhenti. Motor vario 125 hitamnya begitu mudah untuk gue kenali. Apalagi ia yang kini tengah memakai helm motor berwarna hitam-merah, sangat memperjelas penglihatan gue bahwa itu adalah Liam.
Si Lou ngeliat dia kagak ya?
"Eh Lou, itu bukannya-"
"LIAM!!"
Si bangsul malah manggil orangnya.
"Eh, Lou!" Jawab Liam setelah membuka kaca helmnya.
"Lou, ngapain dipanggil sih elah," bisik gue ke Louis yang sekarang tengah tersenyum bodoh ke arah Liam.
Stres emang si Lou mah.
"Liam, gue boleh minta tolong kagak?" Tanya Lou. Perasaan gue gak enak nih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Move On // H.S
FanfictionBaca aja ceritanya ya:) Siapa tau ketagihan hehe:v Highest rank: #70 in #harrystyles (29/01/19) Cover by: Fadhaqi Mazda