" terkadang cinta bukan hanya tentang sebuah pembalasan perasaan. Karena cinta tidak selalu tentang sebuah kebahagiaan".
"Adakalanya cinta dapat menerbangkan kita ke angkasa dengan seribu kata puitisnya, namun kita juga harus berfikir bahwa cinta juga dapat menjatuhkan kita ke dasar bumi hanya dengan satu tarikan nafas".
***
06.00
Pagi ini adalah hari dimana seluruh murid SMA CENDEKIA kembali ke rutinitas awal mereka, setelah hampir sebulan lamanya mereka beristirahat untuk tidak pergi ke sekolah.
Begitu pula dengan Jaquenza Aracelly, ia sudah bangun sejak pukul 05.00, dan seperti biasanya ia telah berseragam lengkap dan akan segera turun untuk sarapan.
Sejenak ia berdiri di depan cermin untuk memoleskan bedak tipis yang tak lupa juga ditambahkan dengan lipbalm untuk mempercantik penampilannya.
Ia kemudian tersenyum merasa bahwa lengkap sudah semua peralatan yang akan ia bawa ke sekolah.
" Quen sayang ayo cepat sarapan nanti telat" seruan lantang dari mamanya membuat quen segera keluar dari kamarnya.
Saat tiba di ruang makan ia tersenyum menyapa kedua orang tuanya " pagi ma, pa" seraya tersenyum "pagi juga sayang" jawab Rendrik dan Ririn bersamaan.
Quen duduk tepat disebelah papanya dengan meminum susu yang telah dibuatkan oleh mama tercintanya.
"Queen kamu berangkat bareng sama papa atau bawa mobil sendiri" tanya Ririn seraya meletakkan roti yg sudah diolesi selai ke piring putri kesayangannya itu.
"Em quen bawa mobil sendiri aja deh ma, kasihan kan kalo papa nganterin quen dulu nanti malah telat ke kantor" ucap quen seraya bergelayut manja pada bahu Rendrik.
"Apasih kamu ini, papa itu gak bakal telat cuma gara gara nganter kamu sekolah, justru papa malah seneng bisa nganter kamu kesekolah, siapa tau papa bisa ketemu sama pacar kamu disekolah" ucap Rendrik sambil memeluk putrinya serta menoel hidung quen.
"Ih apa sih pa, quen tuh gak punya pacar disekolah" teriak quen dengan mecebikkan bibir, dan mendapat kekehan dari kedua orang tuanya.
Dengan cepat queen menghabiskan sarapannya, kemudian dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 06.20. Seperti biasanya sebelum quen berangkat sekolah ia berpamitan kepada kedua orang tuanya, mencium pipi Ririn dan Rendrik.
"Quen berangkat dulu ya ma,pa" ucap quen dengan melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya. "Hati hati dijalan sayang, jangan ngebut" teriak Riri "siap ma, dada" quen berlali menuju mobil dan segera meninggalkan pekarangan rumahnya.
***
Yey akhirnya selesai prolognya. Oh iya berhubung kan aku baru pertama kali nih nulis jadi mohon bantuannya ya, kalau ada kesalahan tolong beri tahu aku, kasih saran juga ya.
Dan jangan lupa vote ya, biar aku makin semangat nulis ceritanya❤❤Jangan lupa follow
wp @Dewiioktv
Facebook Dewi Oktavia
Instagram @DewiioktvSee you gais
Dewioktv❤
KAMU SEDANG MEMBACA
AMAZED
Teen Fiction[CERITA TIDAK DI PRIVAT YA, JADI KALIAN BISA BACA DENGAN NYAMAN, TAPI JANGAN LUPA JUGA YA FOLLOW AKU, DAN JANGAN LUPA BINTANG KIRI BAWAH YA] Aku mengagumimu sepenuh hatiku, namun aku terlalu lemah untuk mengatakannya kepadamu. - Jaquenza Aracelly Da...