TIGA hari sudah berlalu. MOS sudah selesai dan sekolah mulai berjalan seperti biasa. Nggak ada lagi yang namanya bentak-bentak dari kakak kelas, dan anak-anak kelas satu pun kini bisa bernapas lega.
Seperti biasa, Ify duduk di kantin sambil menikmati semangkuk mie pangsit bersama teman-teman segengnya: Agni, Sivia, dan Shilla. Jam istirahat memang waktu yang paling menyenangkan buat mereka, bisa nongkrong di kantin sambil menikmati jajanan.
Dan yang namanya geng, pasti punya markas. Meja yang ada di pojokan kantin, itulah yang menjadi markas geng Ify, dan secara de facto menjadi daerah teritorial milik mereka.
Ify dan ketiga temannya udah sobatan sejak pertama kali mereka menginjak sekolah ini. Dan saat ini, di antara mereka berempat cuma Shilla yang beda kelas. Tapi yang jelas, persahabatan nggak pernah memedulikan elo di kelas mana dan gue di kelas mana. Bagi mereka, sekali sahabat ya tetap sahabat.
Agni melahap sepotong kecil pangsit sambil bertanya, “Gimana MOS kemarin, Fy?”
“Biasa aja,” jawab Ify singkat. Ia mengambil botol sambal yang ada di meja dan menuangkan isinya ke dalam mangkuk minya.
“Ah, elo nggak asyik nih. Cerita dong. Masa nggak ada yang seru sih!” Agni protes mendengar jawaban Ify yang begitu singkat.
“Bagi gue, semuanya emang biasa aja, Ag. Tanya aja sama Via,” kata Ify. “Dia kan juga pengurus OSIS.” lanjut Ify.
Agni menoleh ke arah Sivia yang duduk di sebelahnya, lalu berkata, “Cerita dong, Vi!” pinta Agni
“Lo mau gue ceritain tentang apa?” tanya Sivia, cewek blasteran Jepang yang jadi inceran sebagian besar cowok di SMA Constantine 4 ini. Tapi sayang, Sivia udah ada yang punya.
“Mmm... si Ify dapat senior ter- apa nih?” Tanya Agni.
“Sama kayak tahun kemarin, senior tergalak dan terjudes,” jawab Sivia.
“Hahaha! Tepat seperti dugaan gue, lo tuh emang nggak bisa lembut dikit ya, Fy,” tawa Agni.
“Kenapa harus lembut? Gue terpilih sebagai senior tergalak dan terjudes itu kan berarti gue sukses bikin anak-anak baru itu hormat sama gue,” Ify membela diri.
“Lo nggak salah? Mereka tuh bukan hormat sama elo, tapi takut dan benci setengah mampus,” Shilla ikut sumbang suara sambil tertawa.
“Bener tuh, sekali-sekali kayak Sivia dong,” ujar Agni. “Pasti Via jadi senior tercantik dan terbaik lagi.”
“Kurang satu... senior terfavorit,” sambung Ify.“Tuh kan.”
Sivia tersenyum malu. “Ag, Ify emang judes banget, tapi judesnya itu malah bikin MOS kita sukses, dan nggak ada masalah kok. Soalnya cuma ketegasan Ify yang bisa nyelesaiin semua masalah dan bikin anak-anak baru itu nggak berani ngelawan.”
“Dengar tuh, Ag,” kata Ify senang karena dapat pembelaan.
“Ah, bodo deh sama senior ter- itu. Yang perlu gue tau, anak barunya subur atau gersang nih?” tanya Shilla.
“Tanaman, kaleee...,” sahut Ify.
“Yee, gue serius nih. Masa SMA kita kan tinggal setahun ini. Kalau pemandangannya nggak ada yang baru, bisa butek nih otak gue,” kata Shilla.
“Lo suka daun muda, Shill?” tanya Agni.
“Kalau tampangnya oke, why not?!”
“Ih... anak kelas satu gitu loh. Masih bau kencur, kali,” sahut IFy dengan tampang jijik.
“Menurut gue, it’s okay kok. Asal tampangnya oke, dokunya kenceng, bau tanah juga nggak apa-apa,” kata Shilla.
Semua tertawa mendengar kata-kata Shilla itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Juniorku (RE-POST!! VERS. IC)
FanfictionHallo saya mau nge-repost novel nih. Tapi ini IC Version ya :) Mungkin udah pernah dipost sama orang lain, tapi yaaa ini versi saya (?) lho :p Maaf kalau ada typo ;) ** Author : Valleria Verawati