O

48 8 5
                                    

"Oh?!"

Dua huruf yang memiliki banyak arti,
tertarik, membingungkan, mengerti.

Mungkin seperti itulah perasaan ku.

●●●

[18.10.2016]

Temanku, menyenggol lengan ku, dan berbisik,

"Psst.. apa yang kau lakukan disini?"

"Entahlah, aku juga tak tahu.."

"Aku juga, terpaksa mengikuti kelas ini, karena kelas lain sudah penuh!"

"Aku juga sepertinya, kita seperti anak hilang disini. Mau bolos?"

"Ah! Tidak, lakukan saja apa yang disuruh. Biarkan kita mengalir seperti air,"

Benar, kami terlihat seperti orang bodoh disini, mengikuti apa yang disuruh dan berharap jika saat ini jarum jam bisa berputar lebih cepat dari biasanya.

Bu Nita, guru Bahasa Indonesia kami datang dan membagikan kami masing-masing tiga lembar kertas HVS.

Ia membiarkan kami pergi menjelajah sekolah, untuk mendapatkan ide dalam menulis. Dan tentunya ia juga meminta kami mengisi tiga lembar kertas itu dengan cerita yang kami buat.

Beberapa orang keluar dari perpustakaan, dan beberapa menyebar di seisi ruang perpustakaan, sedangkan aku dan temanku tetap diam, duduk di tempat dan memikirkan cerita yang akan kami buat. Bu Nita menghampiri kami.

"Mau coba mencari referensi dulu?"Tawarnya.

"Hmm.. sepertinya ia tau kalau kami terpaksa ikut kelas ini,"gumam ku.

Bu Nita menyuruh kami membaca beberapa buku yang menarik. Dan ia juga meminta kami mengumpulkan cerita itu kapanpun kami mau, dengan syarat kami harus mengumpulkannya, dan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.

Aku dan temanku berpisah mencari buku yang menarik untuk kami. Dan akan bertemu kembali disini setelah mendapat buku. Aku baru teringat buku yang setiap kali ku ambil untuk menutupi wajahku. "17 Days of Angel" sepertinya aku tertarik dengan buku itu. Meski aku tak pernah membacanya sama sekali.

Aku menuju salah satu rak, tempat aku menaruh buku itu satu bulan yang lalu.

Aku mencari buku tersebut dalam rak itu, tapi.. buku itu tak di temukan. Mungkin buku itu sudah dipinjam oleh orang lain. Aku duduk termenung di lantai, mencoba mencari buku yang lain. Dengan tiga lembar kertas dan sebuah pulpen tergenggam di tangan ku.

Seseorang menghampiriku dan memberiku sebuah buku. Buku bersampul yang sudah usang, namun masih rapi. Aku mendongakkan kepala ku.

Mataku membulat, dengan mulut yang masih terkunci.

Ia tersenyum dengan hangat, dengan tangan yang mengulurkan sebuah buku.

"Hmm, butuh referensi kan? Coba baca buku ini,"

Ia menaruh buku nya di atas pangkuanku, tersenyum kecil dan pergi.

Aku hanya dapat terdiam dan menatap punggungnya yang semakin menjauh. Suaranya lebih berat dari yang aku bayangkan, jangankan bicara, dia menyapaku saja tak pernah terpikirkan oleh ku sebelumnya.

Aku menatap buku itu, membalik-balik halamannya dan membacanya sekilas. Bukunya mudah dimengerti, tapi tetap memiliki kata yang indah, sepertinya cocok untuk orang yang tidak mengetahui penggunaan bahasa yang baik dan benar sepertiku.

***

Aku kembali duduk di kursi, dan memperlihatkan buku itu kepada temanku. Kami belajar bersama dan mulai sedikit tertarik dalam dunia ini. Ia masih duduk di seberangku menulis pada secarik kertas.

Mata ku memperhatikannya, membentuk senyuman kecil pada bibir.

Jika seperti ini, waktu berjalan dengan cepat. Rasanya tak ingin kegiatan ini segera berakhir.

Kami mulai menggoreskan pena kami pada selembar kertas. Merancang kata demi kata, hingga membentuk sebuah kalimat.

***

Kini jam menunjukkan pukul 15.00 WIB

Bu Nita meminta seluruh murid kecuali aku dan temanku untuk mengumpulkan cerita yang telah dibuat. Semua murid segera mengumpulkan kertasnya, dan segera pulang. Ia masih duduk tepat di seberangku. Ia merapikan buku dan menaruhnya kembali ke dalam rak, mengambil pulpennya di atas meja dan memasukkannya ke dalam kantong.

Bu Nita menahan tangannya dan menagih ceritanya, sedangkan ia hanya menunjukan senyumannya, dengan alasan kertasnya hilang, dan berjanji akan mengumpulkan cerita yang ia buat besok. Bu Nita hanya menggelengkan kepalanya.

Aku dan temanku segera berpamitan kepada bu Nita, dan kami juga berjanji mengumpulkan ceritanya segera. Aku menyuruh temanku pulang duluan.

***

Aku berlalu dengan buku yang masih ada di genggaman ku. Mataku mencari tatapan hangat itu, tapi sayang..

kami tak bertemu.

Aku melangkahkan kaki ku, dan segera pulang ke rumah.

***

Di rumah, aku kembali membuka buku itu. Hingga aku menemukan sebuah post-it yang menempel pada halaman terakhir,

"Ayo bertemu lagi suatu saat nanti~

Aku harap kau bisa menemukannya pada hal yang kau sukai  :)

17 hari lagi ya!"

Hati ini kembali berdegup sangat kencang,

Bahkan ketika ia tak ada disini,

Senyumnya mulai terbayang di otakku, suaranya, juga tatapannya.

"Oh, apakah kini perasaan ku mulai jatuh padanya?"


-to be continued.


r,voc./2018

VOCALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang