-Kembali Dalam Diam-
::Hear Our Heart::
BLAM
Hanya berselang beberapa detik setelah pintu terbuka, Yoongi dengan segera menyentakkan benda itu keras-keras. Tak membiarkan Namjoon ataupun Seokjin sekedar mengucapkan sepatah dua patah kata padanya, karena walaupun ia membiarkan -semua akan tetap percuma. Pendengarannya semakin hari semakin parah dan kenyataan itu sulit untuk dirinya terima. Tolong katakan musisi mana yang akan menerima keadaan seperti ini? Sudah jelas bahwa ia adalah seorang lelaki yang berkecimpung di dunia musik, namun dengan indera pendengaran yang sudah tak berfungsi dengan baik. Memangnya semua berguna?
TOK TOK
Pintu diketuk keras oleh kedua lelaki itu, Yoongi tahu karena samar pendengarannya masih bisa menangkap suara, bahkan ia tahu bahwa keduanya meneriakkan nama dirinya dengan kalimat lanjutan yang tak ia ketahui dengan jelas. Satu yang pasti bahwa, Seokjin dan Namjoon berusaha keras membujuknya keluar. Mengeluarkan kalimat-kalimat bujukan agar dirinya segera kembali dalam grup.
Namun rasanya semua hanya SIA-SIA
Ia tak beritikad untuk kembali.
Sungguh.
Mungkin terdengar egois, -tidak ia memang egois. Dirinya jelas tahu, ia juga bisa membaca dengan jelas semua hal yang tertulis di media. Karena dirinya BTS tak seperti dulu lagi. Fans perlahan meninggalkan mereka dan keputusannya membuat enam pria dengan mimpi besar itu perlahan hancur. Tapi dalam dirinya sendiri, Yoongi sedang ketakutan.
Takut bahwa, semua semakin tersakiti karena dirinya.
Takut dengan dirinya sendiri.
"KU MOHON PERGILAH!"
Hanya itu yang bisa ia teriakkan sebelum tubuhnya merosot jatuh ke lantai dingin dengan perasaan tercabik. Sakit, ia kesakitan memeluk dirinya dengan mata berkaca. Min Yoongi yang selalu menutupi perasaannya dengan baik, terlalu baik hingga membuat semua orang ingin memaki atas kebaikan yang sangat tidak berguna itu.
Ya, Min Yoongi kini telah berubah menjadi seorang pecundang besar.
__Hear Our Heart__
Jimin tak tahu berapa lama ia menatap langit-langit ruang latihan yang cukup luas itu, putih dengan samar menumpuk akibat tangis yang kembali menggenang. Jimin masih marah, ia sangat marah. Bahkan disaat lelaki itu telah pergi dalam waktu lama, saat keputusan tentang lelaki itu telah dikeluarkan perusahaan kemarin. Ia masih sangat marah. Namun diantara alasan-alasan akan hatinya yang meledak emosi, ia jauh lebih marah karena tak tahu apapun mengenai Min Yoongi dan alasannya meninggalkan group.
Katakan bahwa sahabat mana yang tak sakit hati jika sahabatnya pergi tanpa pamit dan berucap apapun? Bahkan hubungannya dengan Yoongi bukan hanya sahabat ataupun rekan satu grup saja... mereka seperti saudara. Yoongi, kakak yang selalu menghargai segala kerja kerasnya, kakak yang selalu memerhatikan dan memberikan nasehat padanya. Dan sekarang, Yoongi menjadi kakak yang meninggalkannya. Persetan dengan semuanya! Jimin membenci hal itu sekarang.
Ia kemudian menutup matanya dan tak lama sebuah benda terjatuh menutupi wajahnya, tangannya menarik benda itu dan membuka mata. Menatap sosok lelaki yang bertahun-tahun melatihnya menari.
"Sudah lelah?"
Jimin tak menjawab pertanyaan itu, walau lelah memang menghampirinya. Ia tak menggeleng maupun mengangguk, Jimin hanya terdiam lalu kembali menutup mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hear Our Heart! ✅
Fanfiction[BROTHERSHIP IDOL FANFICTION] Tak ada yang bisa menduga... semuanya terjadi begitu saja tanpa penjelasan. Sebuah mimpi buruk yang tak pernah ingin mereka rasakan sampai kapanpun. Hal yang membuat mereka terpelanting dalam kenyataan yang begitu menya...