[6] Praduga

4.2K 636 52
                                    

-Praduga-

::Hear Our Heart::


Semakin dirimu sulit mengatakan kebenaran kepada orang lain, bukan berarti kau tidak menghargainya. Tapi kau terlalu mencintainya, hingga takut dirinya tersakiti.

__Hear Our Heart__

Mobil yang semula melaju tiba-tiba saja terhenti, ketiga kepala yang berada di sana hampir tergetuk sesuatu di hadapan mereka tanpa mengajukan protes pada lelaki yang mengendarai mobil. Tak sama sekali, bahkan hanya diam saling berbisik pedih. Lelaki paling tua –kepala keluarga itu perlahan menoleh ke belakang menatap sosok yang sedang memandangnya. Tatapan yang sama seperti terakhir kali di dorm, penuh kesakitan bersama genangan yang mendesak.

“Yoongi-ah?”

Suaranya parau, terlalu sulit untuk menggambarkan sesuatu yang menabrak realitasnya. Sedang anaknya hanya menatapnya miris dengan rasa yang begitu sulit ia lontarkan.

Yoongi menarik napas, mengisi paru-paru yang semula kosong dan sesak hingga benar-benar penuh, mencekatnya. Dengan keberanian yang ia kumpulkan, ia berhasil mengatakan itu. Sesuatu yang tak pernah ingin ia katakan.

“Bahkan untuk saat ini aku kesulitan mendengar suaraku sendiri, terkadang aku bisa mendengarnya samar tapi sering kali aku tak mendengarnya sama sekali.”

Tak seorang pun bisa menerka. Ayah, ibu bahkan kakaknya hanya mengira ini hanya siklus kebosanan seorang Min Yoongi, atau mungkin ia punya masalah lain tentang kehidupan idolnya yang sedikit memuakkan. Tapi mereka tak pernah menyangka kebenarannya seperti ini adanya. Sungguh.

Yoongi tertawa miris, menertawakan dirinya yang memang pengecut, “Aku takut ayah, aku semakin takut. Dokter bilang kerusakannya sudah cukup parah, bahkan operasi tak akan cukup membantu. Operasi atau tidak, berhasil atau tidak pun pendengaranku tak akan pernah normal.”

Hembusan napas keras terdengar dari lawan bicara Yoongi, ibunya mulai terisak sedang kakaknya masih memegang kemudi dengan perasaan sakit tertahan. Ini hal yang tak ingin mereka dengar seumur hidup mereka.

“Sejak kapan?”

Yoongi mengamati bibir ayahnya yang bergerak dengan lamat. Mencari arti dari kalimat yang terlontar, alisnya mengernyit saat tak tahu kalimat apa yang lelaki itu ucapkan padanya.

“Se-jak ka-pan?” ulang lelaki itu.

Yoongi menghela pelan, “Cedera tahun 2016 lalu. Awalnya tak ada masalah, tapi beberapa bulan terakhir telingaku sering berdengung dan suara yang aku dengar semakin mengecil. Aku tak mengatakannya pada perusahaan dan memeriksakan telingaku ke dokter saat perusahaan memberikan libur. Dan hasilnya sangat buruk.”

“KENAPA TAK MENGATAKANNYA DARI AWAL?"

Ayahnya berteriak, tak salah... ayahnya berhak berteriak mengatakan hal itu. Namun di sisi lain Yoongi hanya bisa menunduk menahan buliran airmatanya yang mendesak keluar, “Aku takut tak bisa menjadi musisi lagi. Selama hidupku, kali ini aku benar-benar takut ayah. Sungguh, aku sangat takut sampai tak tahu harus seperti apa lagi.”

“Dengan menyembunyikan semua ini? Kau tahu jika terlambat sedikit saja akan berbahaya? Bagaimana jika kau benar-benar kehilangan pendengaranmu?”

Yoongi tak menjawab, lebih tepatnya ia tak mendengar. Tapi tak ada yang bisa menyalahkan ketakutan seorang Min Yoongi jika seperti ini adanya. Yoongi adalah Suga, idol, rapper dan producer lagu. Dia seorang musisi handal yang sudah menerima penghargaan seorang diri dan ratusan penghargaan bersama dengan grupnya. Ia artis besar, ia bahkan seorang artis dunia yang diagungkan banyak publik. Dan kenyataan bahwa ia tak bisa normal menjalani kehidupannya yang seperti biasa adalah pukulan paling berat selama hidupnya.

Hear Our Heart! ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang