2

6.7K 1.3K 96
                                    

Tak terasa 3 bulan sudah hubungan dua sejoli itu berjalan. Tak terlalu banyak hal spesial atau romantis, chatpun tak 24jam. Kata haechan, "emang kamu mau punya cowo gabut yang kerjaannya cuma main hp 24jam? Kalo aku gabisa ngobrol sama kamu sering, itu artinya aku cowo yang banyak kegiatan. Ngertiin ya?"

Sominya mah iya iya aja, sekian lama menjomblo bikin dia santai dengan keadaan sepi chat chat pc, line square mah rame.

"Hai som!" Haechan berlari kecil kearah somi yang sedang menunggu di halte sekolah, padahal matahari mulai tenggelam tapi karena hujan yang sangat deras ini somi kebingungan mau pulang gimana? Soalnya uangnya sisa 7rb, naik gojek motor pun ga cukup, rumahnya lumayan jauh. Untung haechan telpon duluan, jadilah disini mereka sekarang.

"Ini pake ya, punya mama" haechan menyodorkan jas hujan berwarna ungu pastel pada somi.

"Makasih" segera somi memakainya, ternyata pas.

"Wah pas! Kamu lucu pake ini! Hehehe, jadi gemessss" haechan mencubit pipi somi, kegiatan baru yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. Wajah somi sudah memerah sekarang, jomblo 17 tahun dan tiba tiba diperlakukan seperti ini? Hatinya belum siap.

"Apaan sih! Yang ada aku kelihatan gendut"

"Enggaklah, kamu kelihatan kayak anak kecil yang mau hujan hujanan, ihhhh gemes" haechan malah melanjutkan aksinya.

"Udah! Melar nanti pipiku, pulang ayok, udah pengen makan mie rebus."

"Main kerumah aku aja ya? Aku ada stock mi banyak banget"

"Iyadehhh terserah" pertama kalinya haechan mengajak somi main kerumah, gugup sih sebenarnya, akan bertemu ibu mertua hehe.

"Ayo, motor aku udah basah ini"

~~~~~~~

"Nah, udah sampe." Somipun turun melepas helm, disusul haechan yang melakukan hal yang sama.

"Ayo keteras buruan, nanti kamu pusing kalo kena tetesan hujan terus" haechan meraih tangan somi, menggenggamnya erat.

'Ini bocah bikin gue deg degan aja'batin somi

Sampai diteras haechan segera meletakkan sepatunya dan sepatu somi di rak.

"Lepas dong jasnya, masa mau masuk pake itu terus?"

"Iya iyaaa, bawel ih"

Setelah selesai dengan berbagai keruwetan di teras haechanpun masuk bersama somi kedalam.

"Assalamualaikum! Mama haechan pulang!"

'Dia, mengucapkan salam' batin somi yang sedang menunduk, sambil menahan gugup.

"Waalaikum salam, wah ada siapa ini?" Tak lama wanita tinggi,cantik dan berhijab pun datang dari arah dalam.

"Kenalin mah ini somi"

"Oh somi, yang sering kamu ceritakan ke mama dari awal masuk sma kan? Cantik ya ternyata"

Somi hanya tersenyum sopan, mengangguk menghormati perempuan didepannya.

Ia bingung, dengan cara bagaimana biasanya muslim menghormati orang tua? Disekolahpun jarang ada interaksi guru dan murid selain prose belajar mengajar.

Haechan meraih tangan mamanya, meletakkan sisi kanan wajahnya dipunggung telapak tangan mamanya. Somi rasa itu cara yang benar, segera ia mengikutinya.

"Ini mah, katanya somi laper pengen makan mie rebus, mumpung hujan, enak katanya."

"Ih kamu mah, suka jujur" somi memukul pelan pinggul haechan.

"Ahh iya, sama aja sama abangnya haechan suka makan mie kalo hujan, sebentar ya mama bikinin, kalian tunggu di ruang keluarga aja"

Somi berjalan bersama haechan menuju kedalam. Jujur, somi merasa begitu asing dengan suasana rumah seperti ini. Rumah luas dengan sedikit prabot, Lantai penuh karpet, dinding dipenuhi tulisan tulisan arab yang ia sendiri tak mengerti artinya. Dan bahkan televisi, disana terputar acara rohani islam dari sebuah tv swasta.

Rasanya somi tertampar begitu keras, rasa nyaman bersama haechan yang ia ceritakan pada mina 2 bulan lalu seolah berubah sekarang.

Melihat haechan yang duduk di sofa depan tv somipun mengikutinya, duduk disampingnya.

"Som... maaf kalo kamu... ehm... ga nyaman disini"

"Ah enggak kok, rumah mina sama siyeon juga gini kok, gapapa tenang aja"

"Okay... anyway, mau nonton spongebob?"

"Tapi itu... tvnya lagi muterin acara rohani, kamu ga mau lihat?"

"Ah, nanti ada siaran ulang waktu subuh, aku bisa tonton nanti. Kita nonton spongebob aja gimana?"

"Okay!" Somi semangat, ia suka sekali spongebob, tapi rasanya tidak enak mengganti acara rohani yang terputar. Berhubung haechan bilang tidak apa, kenapa harus khawatir bukan?

~~~~~

Seusai mengantar somi pulang haechan berbaring di kasur sembarangan. Mamanya yang melihatnya hanya menatap keheranan.

"Yaampun chan, kebiasaan suka langsung tepar."

"Hehehehe mager keatas"

"Kamu mah"

"Eh seminggu lagi kan puasa, kamu ajakin itu somi buka puasa bareng kita, sekalian sholat maghrib berjamaah."

"Pengennya sih gitu mah"

"Yaudah kalo pengen ya cepet dong sominya dibilangin, jangan tiduran terus"

"Tapi somi ga menunaikan apa yang kita tunaikan mah"

"Maksud kamu?"

"Dia punya kiblat yang berbeda dengan kita, dia kristiani"

Mamanya diam seribu bahasa, lagipula apa yang bisa ia katakan? Memarahi anaknya juga tak memperbaiki apa apa.

Mamanya berjalan mendekat ke arah haechan, meraih dan mengelus kepala anak bungsunya itu.

"Kamu pikir pikir lagi ya sebelum semua terlambat"

Religion ; haechan x somiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang