6

6.9K 1.2K 108
                                    

Sudah satu jam sejak somi meninggalkan cafe ini, tapi haechan masih termenung menatap dua cangkir yang terletak di meja didepannya. Tak ada keinginan beranjak atau sekedar menghabiskan kopinya.

Kringgg~~

"Halo tante? Ada apa?"

"Nak, somi kecelakaan"

Haechan langsung beranjak dari bangkunya.

"Kok bisa? Dimana somi sekarang tan?"

"Dia di rumah sakit pelita, kamu cepat kesini ya chan"

"Iya tan"

Haechan berlari ke parkiran setelah membayar semuanya, ia mengendarai mobilnya secepat yang ia bisa.

"Som..."

Haechan berjalan menuju kearah somi berbaring, ia membelai lembut kening somi lalu menggenggam tangannya.

"Somi... bangun..."

Setengah jam haechan duduk disamping somi sambil tetap menggenggam tangan somi dan merapalkab doa doa.

Tak lama gadis itu membuka matanya perlahan, lalu menatap haechan penuh kebahagiaan.

"Chan.."

"Somi, kamu udah sadar?"

"Haechan..."

"Ya? Kamu mau apa?"

"Makasih"

"Makasih?"

"Makasih udah ada di samping aku 8 tahun ini, aku sayang sama kamu."

"Aku juga som"

"Dengerin aku can, setelah ini cari cewek sholehah, sesuai keinginan mama kamu"

"Som-"

"Kamu ga mau nurutin kemauan aku?"

"Mau som tap-"

"Chan, aku belum selesai ngomong."

"Iya iya"

"Dulu aku pikir, semua doa aku itu mustahil. Aku pikir aku ga akan bisa sama kamu selamanya, ternyata aku salah"

"Tuhan kabulin semua doa aku, kamu ada di samping aku sampai saat terakhirku menyukuri nikmat nikmat Tuhan"

"Som, jangan bilang gitu"

"Makasih chan" somi tersenyum getir, tak lama matanya terpejam, ia tampak begitu tenang.

"Som, somi! Bangun som!!"

"DOKTER!!! DOKTER!!!"

——————————

"Nak, sudah jangan sedih lagi" ibu haechan membelai pundak anaknya yang terus termenung semenjak kepergian somi.

"Ini ada surat dari somi buat kamu, titipan dari mamanya katanya suruh kasih ke kamu"

Haechan mengambil amplop itu, membukanya dan menggelar selembar kertas yang terlipat itu.

Dibacanya surat itu dengan seksama.

Seharusnya dari awal kita tidak sejauh ini

Bahkan arah kita menenangkan hati

Mensucikan diri

Dibatasi

Menyisakan kanan dan kiri

Seharusnya tak perlu terlalu kita hayati

Satu sama lain saling mengisi hari

Menyisakan kekhawatiran yang tinggi

Pada akhirnya berakhir disini

Tak usah terlalu disesali

Setidaknya kita sudah berusaha memprioritaskan yang kelak abadi

Terimakasih, pernah ada di sisi

~

Fin

Religion ; haechan x somiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang