12.

6 1 0
                                    

Pekan ulangan masih tersisa tiga hari lagi

Dan malam ini aku terbangun, tentu saja untuk belajar

Belajar untuk materi yang diulangankan besok

Dan juga belajar melupakan
Iya, melupakan kamu

Sepertinya ini sudah satu tahun yang lalu

Namun kamu masih saja membekas di kepalaku

Aku masih mengingat jelas

Bagaimana suaramu di telepon genggam

Bagaimana caramu menghiburku yang sedang gundah

Bagaimana nada-nada  indah yang kamu nyanyikan

Semuanya masih terasa begitu jelas

Jujur saja, sangat sulit menghapus semuanya dari ingatan

Dan aku juga tak berniat untuk menghapusnya

Tak berniat untuk melupakan
Lalu mengapa tadi aku berkata ingin lupa?

Bukan, bukan itu yang ingin aku lupakan

Aku ingin melupakan kenangan pahit yang kau berikan

Hanya itu saja, biarkan kenangan manismu mengendap di ingatan

Ah tadi aku bilang ingin melupakanmu, bukan?

Tidak, tidak jadi aku lupakan
Sudah aku ralat tadi

Aku hanya ingin melupakan kenangan pahit darimu saja
Ingat ya, hanya kenangan pahitnya

Karena bagaimana bisa aku lupakan kamu?

Kalau nyatanya kamu adalah laki-laki pertama yang membuat aku jatuh

Jatuh hati, sekaligus jatuh ke jurang patah hati terjauh

Tidak melupakan kamu bukan berarti aku tidak bisa move on darimu

Aku hanya ingin memeluk kenangan manismu bersama memoriku

Sudah kubilang, yang pahitnya dibuang  saja jauh jauh

Jadi, kalau tiba-tiba aku rindu kamu

Hanya akan ada senyum yang terlukis di bibir

Bukan patah hati yang kembali terukir.

***

Lama banget semenjak aku up disini huhu, aku gak tau ada yang masi baca apa ngga sih, hehehe enjoy!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teruntuk Rindu [Quotes dan Puisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang