Woohyun terbangun di sebuah ruangan yang serba putih. Ia mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan retinanya dengan cahaya ruangan. Setelah itu, pandangannya ia edarkan ke seluruh ruangan.
Tempat itu mirip seperti kamar Rumah Sakit. Apa dia memang ada di ranjang Rumah Sakit? Woohyun ingin bertanya, namun ia tak menemukan orang lain disisinya. Jadi, ia memutuskan untuk bangkit dan keluar dari ruangan ini.
"Akh..." Woohyun meringis kala ia mencoba duduk dan dadanya langsung terasa tertusuk. Ia refleks menyentuh dadanya, dan heran karena tak ada luka sedikitpun.
Ah ya, ini sihir. Pikirnya sambil menghela napas menahan sakit.
"Hey, kau tak seharusnya bangun dulu." seseorang memasuki ruangan itu setelah menutup pintunya dari dalam. Ia tersenyum hangat ke Woohyun dan menghampiri ranjang tersebut, perlahan mendorong Woohyun agar ia baring kembali.
"Dongwoo-ssi?" Woohyun mengenalinya sebagai salah satu anggota Advaneere. "Apa yang terjadi? Aku... dimana?"
Dongwoo menarik selimut yang tadi sempat disingkirkan Woohyun saat ia hendak bangun. Ia tetap tersenyum sambil menyelimutinya. "Kau ada di markas, ruang latihanku lebih tepatnya. Ruangan ini sudah aku aliri dengan kekuatanku, jadi setiap orang yang terluka akan sembuh perlahan jika istirahat disini."
Woohyun mengangguk dan membalas senyumnya. "Terima kasih."
"Eumm."
"Tapi Dongwoo-ssi--"
"Hyung saja." Potong Dongwoo seraya duduk di pinggiran ranjang itu. "Seperti Sunggyu hyung, kau juga hanya perlu memanggilku hyung. Kita sekarang satu tim kan?"
"Em, oke hyung." Woohyun melebarkan senyumnya. Selama ini ia selalu menjadi hyung di keluarganya. Senang rasanya memiliki orang lain yang bisa ia sebut dengan panggilan itu. "Bagaimana aku bisa ada disini? Tunggu... bagaimana dengan Hyekyo noona dan yang lain?" ia seketika mulai panik dan hendak bangun lagi dari kasur itu.
"Tenanglah, Woohyun." Dongwoo terkekeh. "Mereka semua baik-baik saja. Hyekyo-ssi dan anak-anak itu suka disini. Mungkin mereka sedang berkeliling markas sendiri-sendiri saat ini."
"Bagaimana...?"
"Bagaimana kalian bisa ada disini?" Woohyun mengangguk. "Awalnya Master ingin mengunjungi kalian sendiri, tapi tiba-tiba Sunggyu hyung menawarkan diri untuk menemaninya. Karena aku, Howon dan Sungyeol sedang tak ada misi, jadi kami ikut saja."
"Jadi... makhluk itu..."
"Kami tak menyangka akan melihat Angola ada disana saat kami tiba."
"Angola?"
"Angola adalah salah satu monster yang memiliki sihir hitam. Tak ada yang tahu wujud asli mereka, tapi saat mereka meminum darah anak-anak--terutama yang masih sangat muda--mereka dapat bertahan hidup dan bisa menyerupai manusia." Jelas Dongwoo.
Woohyun mengerjap, "Lalu apa kalian yang mengusirnya? Apa kalian tidak apa? Dia kelihatannya sangat kuat." Ucapnya dengan sirat kecemasan.
"Tenang saja, tak ada masalah. Sungyeol sudah membunuhnya." Dongwoo mengucapkan itu dengan serius, namun dalam sedetik, wajahnya langsung memunculkan senyumnya yang biasa. "Keluarlah ke ruang makan tiga jam lagi. Saat itu pasti kau sudah merasa lebih baik, jadi kita bisa makan malam bersama."
Woohyun hanya mengangguk seraya memperhatikan Dongwoo yang mulai beranjak keluar.
"Ah ya, tidurlah lagi, Woohyun." Dongwoo menoleh sebentar. "Kau perlu istirahat." Ucapnya sebelum berbalik lagi dan menutup pintu dari luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʙʟᴀᴅᴇᴠᴇʀsᴛʏ
FantasyBladeversty merupakan sebuah organisasi rahasia yang bertanggung jawab menjaga keseimbangan dan kedamaian antara dunia manusia dengan dimensi lain maupun dunia lain. Para anggotanya memiliki kemampuan diatas manusia pada umumnya, yang dibagi menjadi...