"Jadi , coba katakan yang sebenarnya" ucap laki-laki yang ada di depan meja tempatku duduk kepada seorang laki-laki beriris coklat. "Emangnya bener kalo dia ngomong gitu?" ucap laki-laki satunya sambil menunjuk seorang gadis yang menurutku sangat cantik. "Atau... , Dia yang berbohong" ujar seorang gadis yang berwajah imut sambil menatapku sinis. "Tidak , Stefia tidak salah , memang Natalis lah yang mengatakannya" ujar laki-laki beriris coklat itu.
Semua orang langsung terdiam , sedangkan aku? Aku hanya menatap laki-laki di hadapanku dengan pandangan tak percaya. Bagaimana mungkin ada orang yang mau berbicara jujur hanya demi membelaku? Dia bahkan tidak sekalipun mengatakan kebohongan demi membela gadis yang dicintainya, Natalis.
Setelah perdebatan itu selesai , mereka segera pergi satu persatu sambil menatapku dengan tatapan tidak suka. Yang kulakukan hanyalah menunduk.
Saat laki-laki beriris coklat itu juga mau meninggalkan tempatku duduk aku dengan cepat memanggilnya.
"Troye"
"Ya?" Laki-laki beriris coklat yang bernama troye itu menengok ke arah ku."Terimakasih" ucapku dengan senyum yang mengembang.
***************************
Namaku Stefia Ananda Putri. Seorang anak gadis yang memiliki wajah pas-pasan dan juga memiliki otak yang pas-pasan.Di sekolahku ada tiga pembagian kelompok yang dibuat oleh anak didik di sekolah itu.
Kelompok pertama adalah kelompok anak yang cantik/tampan (ada yang pintar dan yang biasa saja). Mereka adalah orang-orang yang sangat terkenal.
Kelompok kedua adalah kelompok anak-anak yang pintar (ada yang sangat terkenal dan ada yang biasa saja).
Dan yang terakhir adalah kelompok anak-anak yang tidak cantik/tampan atau mungkin terkesan aneh dan tidak terlalu pintar. Mereka biasanya selalu menjadi pihak yang tertindas , walaupun mereka yang bertindak benar tetapi tetap saja mereka yang disalahkan.Menurut kalian aku ada dalam kelompok yang mana?
Ya , aku ada dalam kelompok ke tiga.Jika aku diperbolehkan untuk bercerita , dengan senang hati akan ku ceritakan.
Sejak aku mulai bersekolah di sini , semuanya sangat berantakan. Aku dijauhi bahkan dibully disini. Mereka tanpa ampun selalu menjadikan ku tumbal atas semua kesalahan yang mereka perbuat. Contohnya , saat itu ada seorang anak laki-laki yang termasuk golongan tampan yang tidak sengaja memecahkan kaca jendela akibat melempar bola tenis terlalu kencang. Dan apa yang terjadi? Dia dan teman-temannya menuduhku yang melakukannya.
Kalau kalian mengatakan kalau aku harusnya membela diri , biar aku tanya balik. Bagaimana caranya? Semua orang di kelas menuduhku dan tak satu orang pun yang membelaku. Bagaimana caranya aku membela diri? ,Tidak ada. Yang bisa kulakukan hanyalah pasrah dan membayar ganti rugi atas apa yang tidak kuperbuat.Pernah sekali waktu itu , aku diminta menukar tempat dudukku dengan salah satu teman orang di sampingku. Awalnya aku tidak mau , aku menolak permintaan mereka. Aku takut akan dimarahi guru karena berpindah-pindah tempat duduk seenaknya. Namun mereka mengancam ku dengan mengambil tas ku. Mau tidak mau aku harus menuruti kemauan mereka.
Saat guru tiba di kelas, beliau bertanya kenapa aku dan dia bisa bertukar tempat duduk.
Tetapi mereka mengatakan bahwa aku memaksanya bertukar denganku dengan mengambil tas miliknya. Alhasil aku dihukum guru untuk berdiri di depan kelas.Pada saat itu, ada seorang murid laki-laki yang memintaku mengerjakan tugas nya. Aku menolaknya dengan alasan aku juga tidak mengerti dengan soal yang diberikan oleh guru tersebut. Tetapi dia segera mengambil pulpen ku dan melemparnya , dia berkata jika aku tidak mau mengerjakan tugas nya , dia akan melempar barang ku yang lain. Pada akhirnya aku terpaksa mengerjakan tugasnya. Saat nilai sudah dibubuhkan di atas lembar kerja kami , dia mengomeliku karena dia mendapat nilai jelek dan membuat temannya yang lain ikut membullyku.
***************************Terkadang rasanya aku ingin segera mati saja. Aku sudah tidak kuat menghadapi semua yang terjadi di sekolah ini.
Pernah sekali aku mencoba mengakhiri hidupku dengan memotong pergelangan tangan ku sendiri , namun gagal. Aku tidak cukup berani untuk melakukannya.
Aku takut jika orang tuaku akan bersedih karena perbuatanku. Aku takut jika mereka menyalahkan diri mereka akibat kematian ku. Dan aku takut , mereka akan merasa bahwa mereka telah menjadi orang tua yang gagal.
Oleh karenanya aku memutuskan untuk tidak membunuh diriku sendiri.Setiap hari aku menangis dalam kegelapan. Aku sering mengunci diriku sendiri di dalam ruangan gelap dan lembap karena jarang terkena sinar matahari.
Aku melukai diriku dengan menggoreskan pisau cutter pada lengan ku sendiri sambil menangis meraung-raung.
Terkadang, aku sering mengutuki diriku karena sudah dilahirkan di dunia ini. Aku bertanya pada Tuhan, mengapa aku dilahirkan di dunia ini? Mengapa aku harus selalu menderita? Mengapa semuanya selalu menyalahkan ku? Apa salahku pada mereka? Apakah Kau membenciku sehingga membuat nasipku semalang ini?
Aku kehilangan harapanku untuk hidup. Bagiku hidup sama sekali tidak ada gunanya. Sama sekali tidak berguna. Bagiku kematian pastinya jauh lebih menyenangkan ketimbang kehidupan di dunia ini.
***************************Tetapi semuanya berubah seketika setelah keajaiban datang padaku.
Keajaiban dimana Tuhan mendengar doaku , yang membuatku berterimakasih pada Nya. Yang membuatku menyesali semua yang kuperbuat , menyesali semua yang kukatakan.
Keajaiban dimana ada seorang manusia yang membelaku.
Seorang manusia utusan Tuhan yang membebaskan ku dari jeratan neraka ini.
Aku bersyukur bertemu dengannya.
Walau dia sebenarnya membenciku , dia tetap membelaku karena tidak suka jika ada ketidak adilan yang terjadi tepat di hadapannya.
Seorang laki-laki satu satunya yang menurutku cukup memiliki hati sebagai manusia.
Yang membuat komplotan orang-orang jahat itu tidak pernah mengangguku lagi.
***************************"Ya?" Laki-laki beriris coklat yang bernama troye itu menengok ke arah ku.
"Terimakasih" ucapku.
Mendadak laki-laki yang ada di hadapanku mendekat kepadaku. "Dengar ya, aku tidak bermaksud membelamu 'sial' aku hanya tidak suka melihat ketidak adilan yang terjadi tepat di depan mataku. Dan kau, jangan besar kepala karena telah ku bela" ujarnya sambil mencucukkan jari telunjuknya di antara dua alisku yang lebih mirip seperti ulat bulu.
Aku hanya tersenyum mendengar ucapannya. Dia segera keluar dari kelas sambil memukul pintu ketika melewatinya.Aku melihat dia berjalan ke arah teman-temannya , tak sengaja ku dengar dia berkata untuk tidak menggangu anak-anak lain lagi , dan bagaimanapun perkataannya akan didengar oleh mereka semua. Sebab dia adalah ketua dari seluruh anak tampan dan cantik maupun pintar di sekolah ini.
Sepulang sekolah aku segera menemuinya untuk mengucapkan terimakasih. Tetapi yang kuhadapi hanya cacian dan makian darinya , dan perintah untuk tidak mendekatinya lagi. Aku hanya tersenyum mendengarnya.
Disela cacian dan makiannya aku mengucapkan satu kata yang ingin ku ucapkan padanya
"Terimakasih"
End...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen (End)
Short Storykumpulan dari shit post thinking ku ahahahaha selalu ada lanjutan kalau bosan \^^/