Maaf

14 1 0
                                    

"Maaf, maaf, maaf, aku minta maaf, maaf, maaf, jangan, jangan, kumohon, hanya karena diriku yang sedikit aneh kalian tidak menyukaiku? Maaf karena aku begini, maaf, maaf, maaf, jangan begini, jangan, maaf" gumaman lirih terdengar di dalam kamar bercat putih.

Seorang gadis berambut hitam panjang yang berantakan tampak terpuruk di sudut ruangan.

"Aku tidak tau apa-apa, tidak, maaf aku begini, aku tidak bisa, maaf, maaf, jangan, kumohon, jangan, aku minta maaf, aku tidak bisa seperti itu, aku tidak bisa, aku aneh, aneh, maaf" gumamnya dengan tangis terisak-isak.

"Aku coba, aku tidak bisa, maaf, maaf" ia mengiris tangannya dengan pisau cutter.

"Hahaha" dia tertawa melihat tangan nya yang berlumuran cairan merah.

"Aku pantas mendapatkan, aku tau aku pantas mendapatkan nya" ujarnya dengan senyum lebar, matanya terus mengeluarkan tetesan air mata.

"Aku janji pergi, aku janji pergi" lirihnya pelan.

"Pergi tak terlihat, pergi tak terlihat" dia terlihat mengiris tangannya lebih kencang.

"Maaf,maaf,maaf"

"Aku pergi, pergi, gak akan balik ke gedung tempat kalian berada, tempat kalian duduk bersama dan mengobrol, tempat kalian menghabiskan waktu dengan belajar dan bermain, maaf, maaf, aku pergi, pergi" ujarnya terus sambil menikmati goresan yang terus ditebasnya pada lengan tangannya.

"Maaf..."

Darah terlihat mengenang di sekitar seorang gadis berambut hitam, matanya menatap kosong langit-langit berwarna putih.

"Maaf" ucapnya sembari menghembuskan nafas terakhirnya.

Kumpulan Cerpen (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang