6

2.8K 227 4
                                    

Jujur, Seungkwan merasa masih bingung dan penasaran akan siapa yang menelepon Vernon.

Buktinya, ia selalu menatap kearah Vernon, dimanapun dan kapanpun, termasuk sekarang, tinggal dirinya bersama Vernonlah yang masih berada dikelas, karena tadi bel pulang sudah berbunyi.

"Seungkwanie, kenapa menatapku mulu hm??" Tanya Vernon dengan nada yang lembut, seperti biasanya.

Seungkwan merasa sedikit lega, karena seperti biasa, Vernon hanya akan memakai panggilan 'Aku-Kamu' bila bersamanya saja, jika bersama sahabat sahabatnya yang lain, ia akan memakai panggilan 'Gue-Lo' .

"Enggak kok Vernonie" Balas Seungkwan dengan tersenyum, yang dibalas senyuman balik dari Vernon.

"Aku duluan ya, mau ngumpul sama yang lain." Ujar Vernon dan berjalan meninggalkannya.

Yang dibalas anggukan dari Seungkwan lagi.

Ya, setidaknya Seungkwan masih bisa merasa lega dan baik baik saja, setidaknya hanya untuk sekarang, tidak tahu untuk selanjutnya.

━‘...ૢ━━※━━ૢ...’━

Vernon melangkahkan kakinya kearah rumahnya yang termasuk kedalam kategori rumah yang benar benar mewah itu.

"Aku pulang." Ujarnya seraya melepaskan sepatunya dan mulai melangkah masuk.

"Eh, tuan muda sudah pulang, teman teman tuan muda sudah menunggu dikaranya tuan muda." Ujar salah satu pembantu dirumah mewahnya tersebut.

Yang hanya dibalas anggukan oleh Vernon.

Vernonpun mulai melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada dilantai dua.

Dia merasa bahwa pikirannya terbagi dua, pikirannya terpusat pada Seungkwan dan bercabang kearah seseorang yang sudah lama ia tunggu yang kembali.

Kakinyapun berhenti tepat didepan pintunya, tangannya terulur untuk membuka pintu kamarnya itu.

"Nah, akhirnya lu balik juga, ngapain sih, lama amat dikelas lu." Ujar seseorang yang terlihat gosong, padahal lampu dikamarnya sudah dinyalakan.

"Ngapain lagi kalian disini??"

"Gak sopan lu sama hyung lu ini, panggilnya bisa kali 'hyung', lagipula gue baru pulang dari kampus, lu gak ada kangen kangennya gitu sama gue??" Ucap yang paling tua, Seungcheol.

"Gue lagi pusing." Jawab singkat Vernon sembari berjalan menuju kearah kasurnya.

"Lu ada masalah ya??? Ceritain lah." Ucap Soonyoung padanya.

"Hooh, ceritain ae sama kita" Vernon menghela nafas. Lalu mengangguk pelan, namun belum ingin mengeluarkan suaranya.

"Cepetan njir cerita"

"Cerita woy cerita, jangan utang cerita kayak si Mingyu utang di kang bakso."

"Anjir, gue lagi."

Vernon hanya terkekeh pelan mendengar ucapan ucapan teman temannya itu.

"Lah malah senyum senyum nih anak, kesambet jin tomang lu??"

"Ok, gue bakal cerita." Ujar Vernon.

"Cepetan elah."

"Jadi gini, gue bingung sama tingkah Seungkwan yang kayak gitu, tiba tiba aja dia jadi pendiem, terus dia tiba tiba gak ngobrol lagi sama gue."

"Udah??" Tanya Seungcheol.

"Dikit amat." Ucap Seokmin.

"Menurut gue, dia kayak gitu itu gara gara 'orang' yang nelepon lu, dia pasti cemburu sama 'lu dan orang' itu, salah lu sendiri sih ngegantungin dia." Balas Mingyu.

Lovestory <Seventeen>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang