9

2.4K 212 5
                                    

Keesokan harinya
Seoul, cafe dekat gedung pledis
08.00

━‘...ૢ━━※━━ૢ...’━

Seperti biasanya, jika ada janji, pastinya Wonwoo akan datang lebih dahulu, seperti sekarang, ia sedang menunggu disalah satu bangku yang ia pilih seraya meminum susu pisang yang tadi ia pesan,entah kenapa ia sedang ingin meminum susu pisang, padahal biasanya tidak.

Dia meminumnya seraya membaca buku yang tadi ia bawa.

"Permisi mbak, tau alamat ini nggak?" Ucap sebuah suara, yang membuat Wonwoo sedikit tersentak kaget. Ia mengalihkan pandangannya kearah seorang perempuan yang lumayan tinggi.

"Oh ini, tinggal lurus, belok perempatan, belok kanan, terus lurus lagi, nah disampingnya ada rumah lumayan gede lah, nah itu alamatnya" Balas Wonwoo dengan nada datarnya seraya memperhatikan wajah perempuan tersebut.

"Dan, mbak maaf saya laki laki, bukan perempuan" Lanjut Wonwoo.

"Oh, mas cantik sih, jadi maaf saya pangling ya" Balas perempuan itu seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, perilakunya itu membuat Wonwoo teringat akan Seokmin, entah kenapa.

"Oh, emangnya mbak siapa ya sampe mau kerumah sahabat saya?"

"Oh, itu sahabat mas, nama saya Choi Yuju mas, dia kenalan saya kok, saya baru balik dari Busan, jadinya saya mau ngunjungin dia dulu, saya permisi dulu ya mas"

Seketika Wonwoo teringat perkataan Somi, jika tidak salah dia pernah bilang, bahwa cewek inilah penyebab putusnya hubungan Seokmin dan Jisoo.

"Eh, mbak sebentar" Cegah Wonwoo sebelum Yuju melanjutkan langkahnya.

"Kalo jalan kearah yang saya tunjukin tuh kejauhan" Ucap Wonwoo yang hanya dibalas tatapan bingung dari Yuju, seolah berkata 'Terus?'

"Jalan yang paling cepet kerumah sahabat saya yang satu itu tuh jalan kuburan mbak, tinggal muter balik jalan, terus belok kanan, udah gitu belok kiri, terus sampe kuburan, puter puter beberapa kali disana, terus lanjut jalan dikit sampe kesawah, disana ada boneka sawah, terus lanjut lurus, dan nyampe deh, mending pake jalan itu aja, soalnya lebih cepet sampe rumah dia" Lanjut Wonwoo, 'sekaligus ketemu kembaran lu, atau mau langsung boking aja, biar gak kehabisan stok kalo besok lu mati disantet gue' tambah Wonwoo dalam hati seraya melayangkan senyuman pada Yuju.

Awalnya Yuju enggan mempercayainya, dan memilih jalan yang kesatu, tapi ia lebih memilih jalan kuburan, karena ia bisa lebih cepat sampe kerumah milik 'nya'.

Melihat Yuju yang mulai meninggalkannya, diam diam Wonwoo tertawa, itu adalah jalan kehutan belantara.

"Woy, ngapain sih, kayak kesambet aja" Ucap sebuah suara.

"Tumben barengan, gue cape nunggu nih!" Keluh Wonwoo pada mereka, yang hanya dibalas cengiran tanpa dosa.

"Maaf ya Nu, emangnya siapa yang suruh lu datang kepagian?" Balas Jihoon padanya.

Wonwoo yang mendengar itupun memalingkan kepalanya dan mengerucutkan bibirnya.

Jisoo dan Jeonghan yang melihatnyapun hanya bisa geleng geleng kepala,sedangkan Minghao langsung duduk dikursi seberang Wonwoo,begitu pula yang dilakukan Seungkwan.

"Udahlah, cepetan duduk gih" Suruh pacarnya Mingyu tersebut,yang langsung dituruti oleh Jihoon, Jisoo, dan Jeonghan.

"Jadi, bagaimana?"

"Bagaimana apanya?"

"Bagaimana ceritanya hyung?"

"Hah......" Jisoo memutuskan untuk menghela nafas terlebih dahulu sebelum bercerita panjang lebar.

Lovestory <Seventeen>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang