Prolog : Perang Terakhir

59 9 1
                                    


Suara gemuruh petir menggema. Diikuti dengan suara pedang dan perisai yang saling bertubrukkan. Para Knight maju ke garis depan, siap untuk mati. Para Magician juga tidak ingin kalah, seakan akan berlomba-lomba untuk menyelesaikan mantra mereka.

Langit ditutupi oleh awan hitam. Asap dari hutan dan desa yang terbakar menambah pekatnya warna langit. Di horizon terlihat warna merah menyala menunjukkan nan jauh disana suasana juga tidak berbeda, kota terbakar, gunung menyala, dan monster tumpah bak air dari lautan.

Ya-

-Ini medan perang.

Perang untuk mempertahankan kemanusiaan. Umat manusia dari serangan monster.

Dalam dua puluh tahun perang terjadi, sekarang adalah babak penentuan. Perang yang bisa dibilang perang terakhir.

Mardaz Raja para monster maju untuk menghancurkan Kerajaan terakhir yang mampu mengalahkan dominasinya di dunia ini, Kerajaan Leriene.

Kerajaan, Negara, Kekaisaran yang lain memang belum runtuh, Tapi mereka semua sudah diambang kehancuran. Berbeda dengan Kerajaan Leriene yang masih berdiri kokoh. Para prajurit Kerajaan Leriene siap bertempur untuk menang -meskipun nyawa taruhannya.

Mardaz tentu saja tidak takut jika hanya itu yang membuat Kerajaan Leriene berdiri. Yang menjadi masalah adalah empat individual yang menyandang gelar [Pahlawan]

Sang Paladin, Anak kedua dari Duke Galicia, Ernest Heures Galicia. Laki laki yang mampu dan cocok mendapat julukan [One Man Army]. Bagaimana Tidak ? Saat peperangan di kaki Gunung Nagerum dia berhasil menghalangi 10000 pasukan sendirian -selama dua hari tiga malam tanpa henti!

Spirit Summoner, seorang rakyat biasa dari Republik Thel Darul. Meskipun Republik sudah hancur sepuluh tahun lalu. Tapi dia masih berperang untuk negara negara yang masih bisa ia selamatkan. Sampai dia bergabung dengan Ernest tiga tahun lalu dan bergabung dengan Kerajaan Leriene.

Goddess Of Valkyrie, Viola Richen Leriene, Putri Kedua Kerajaan Leriene. Tak diragukan lagi putri kedua ini adalah sumber moral prajurit dan rakyat untuk tetap maju dan menentang pasukan monster Mardaz yang terus menekan dunia ini ke ambang kehancuran. Ditambah dia adalah pengguna Aura terkuat sepanjang sejarah dunia ini.

Dan yang terakhir. Magician terkuat dengan mana yang sebanding dengan Mardaz sendiri. Putri angkat Ketiga Duke Galicia, Emily Heures Galicia. Emily adalah yang paling ditakuti oleh Mardaz. Kenapa ? Hanya dengan menganggu atau menggunakan mantra special atau mantra terlarang, Emily sendirian bisa menghancurkan rencana Mardaz.

Mardaz yang masih melihat perang memutar kepala, Lima pillar yang selalu menemaninya sudah ia kerahkan. 3 Pillar sudah maju di medan peperangan dan hampir dikalahkan oleh para [Pahlawan]. Pillar kedua dan Pillar pertama ada disampingnya. Namun jika ia mengerahkan salah satu dari mereka, Mardaz yakin jika ia hanya menerima kekalahan yang pasti di perang ini.

"Bagaimana-"

Saat ia berpikir, lambang mantra tiba tiba muncul, lambang mantra yang ada di langit itu terlihat kontras. Lambang yang berwarna emas itu terlihat menyala memberi harapan dalam background awan hitam itu. Mardaz terkejut, mantra itu adalah mantra yang bisa menghancurkan Mana setara dengan mana yang disalurkan. Mardaz yakin dan berteriak.

"Emily Heures Galicia!!"

Tanpa pikir panjang, dia menyuruh Knight disampingnya yang memakai full armor hitam pekat untuk membunuh Emily.

"First! Bunuh Magician itu secepatnya!"

First Pillar mengangguk dan menghilang.

---Ernest POV---

Heroes DomainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang