Part 1 : Kembali Menjadi Monster

37 6 1
                                    

Hentakan kaki pasukan monster terdengar lebih keras. Suara aungan, teriakan ,dan gerangan para monster juga bercampur menjadi satu. Di depan pasukan itu bersiap para manusia dengan perisai dan tombak mereka.

Perisai yang terbuat dari kayu yang sangat simple itu memiliki tinggi 2 meter. Terlihat dari bentuknya, perisai itu mirip dengan perisai yang dimiliki oleh para Paladin, Tower Shield. Tak diragukan lagi, itu imitasi. Sedangkan tombak mereka hanyalah tombak lemah yang terbuat dari bambu- apa namanya ? hmmm ya, bambu runcing kalau tidak salah.

Mereka tidak memakai armor seperti prajurit biasa. Mereka mungkin hanya militia.

Yah tentu saja tidak aka ada prajurit yang rela melindungi tempat ini. Sebuah kota kecil di perbatasan Kekaisaran Bryzantium. Bahkan para monster yang ada disini juga monster-monster rekrutan baru yang hanya "Berlatih" untuk perang melawan manusia.

Monster memang mempunyai kekuatan fisik yang berlipat ganda jika dibandingkan manusia biasa. Namun jika bertarung bersama, manusia lebih bisa ter-koordinir. Itu yang membuat monster selalu kalah perang.

Dan sekarang kota kecil ini. Ini hanyalah simulasi bagi komandan atau pemimpin para monster. Ujicoba dan latihan untuk berperang.

Terlihat di belakangku. Seorang Dark Elf. Dia duduk di atas singgasananya. Tak diragukan lagi dia yang memimpin pasukan ini.

Disamping kanan dan kiriku ada werebeast dan beastmen. Para Werebeast sudah berubah bentuk menjadi mode tempur mereka. Sedangkan beastmen yang memiliki sedikit fitur hewan bersiap dengan masing masing senjata yang mereka miliki.

Jauh di depan sana para orc, ogre, dan goblin berbaris dan membentuk formasi. 1000 goblin 500 orc dan 320 ogre. Ditambah dengan para werebeast dan beastmen yang ada di dekatku. Jumlah pasukan ini kurang lebih 2000.

Bagaimana aku tahu ? well yeah. Aku bagian dari pasukan ini.

Alan si Berserker.

"Alan, tembus pertahanan mereka."

Dark elf yang ada di depanku melirik ke arah ku. Dia masih duduk, dan terlihat tersenyum.

"Kau yang dijuluki [Berserker] pasti mudah mengalahkan 1000 militia sendirian kan?"

Aku melongo dengan pernyataannya. Kenapa ? tentu saja karena senang!

Aku mendapat kehormatan untuk menyelesaikan perang ini secepatnya.

Dan yang terpenting aku bisa membunuh.

"Tentu saja, Elydir" tegasku.

Kemudian aku mengaktifkan manaku. Mana menyala seperti api menyelimuti seluruh tubuhku. Tak lupa kampak besar yang selalu kubawa membara seperti baru disimpan di dalam neraka.

---Elydir POV---

Perang melawan manusia sudah berlangsung selama delapan tahun. Pihak manusia masih bisa mempertahankan perbatasan mereka dengan para monster.

Aku sempat kaget, jika Alan. Seseorang yang dikirim Tuan Mardaz sendiri untuk membantuku adalah seorang manusia- yah sebagian kecil dirinya masih manusia.

Tapi itu tidak mengubah fakta kalau dia dulunya adalah manusia.

Kesal ? tentu saja. Marah ? Pasti. Tapi yang menyebalkan, aku iri dengan Alan. Ia bisa selalu melihat Tuan Mardaz dalam dekat.

'Ugh!'

Cukup cukup. Jika dia bisa menang, maka peperangan ini juga akan semakin mudah bagiku. Jika dia kalah aku bisa menggantikan tempatnya di dekat Tuan Mardaz. Bukan rencana yang buruk.

Heroes DomainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang