Friends With Benefit (SuJi)

317 48 38
                                    

Title :  Friends with benefit (SuJi)

Summary : Simbiosis mutualisme. Mungkin itu sebutan yang cocok untuk pertemanan Suho dan Eunji. Namun siapa sangka pertemanan yang semula karena saling menguntungkan itu perlahan mulai terasa berbeda dengan meninggalkan rona kemerahan serta getaran aneh di dada. Apa sebenarnya hubungan mereka? Mampukah mereka menjawab dengan benar tentang perasaan itu?

Warning! cerita terinspirasi dari pengalaman pribadi (lebih ke moment nya sih) Bila ada kesamaan dalam tiap moment, berarti mungkin kamu adalah orang yang saya ceritakan #plak



SuhoXEunji Area



Presented by : JeonAnita

👣

Pertemuan pertama Eunji dengan Suho adalah saat kenaikan kelas 9. Saat itu entah kenapa Suho datang disaat bel masuk hampir berbunyi, membuatnya mau tak mau mendapatkan sebuah kursi yang tersisa, kursi kedua dari barisan depan. Rasanya aneh, biasanya anak laki-laki tak ada yang berada di area dekat meja guru atau zona kursi depan. Namun mau bagaimana lagi? Tak akan ada yang berniat bertukar kursi dengannya. Dan rupanya Suho mencoba tak terlalu peduli dengan hal itu.

Tepat dibelakang Suho, adalah kursi Eunji. Eunji sendiri satu dari sedikit anak perempuan yang lebih memilih tempat duduk dibarisan tengah. Tak mau terlalu mencolok dengan duduk dizona depan atau bahkan zona belakang tempat anak laki-laki berada.

Obrolan mereka berawal dari Suho yang hobi memutar tubuhnya ke belakang, sekedar meminjam pulpen, penghapus, penggaris, tipe-x, pensil bahkan rautan seakan laki-laki datang ke Sekolah hanya dengan sebuah buku tanpa adanya alat tulis.

Sedikit banyaknya Eunji mulai kesal, apalagi semua barang yang dipinjam Suho selalu tidak dikembalikan. Membuatnya harus menyiapkan alat tulis double jika tidak ingin susah saat sedang membutuhkannya. Tak jarang Eunji juga kerap mengomeli laki-laki itu karena keteledorannya pada barang milik orang lain.

Lalu suatu hari saat kelas kesenian, Suho kembali memutar tubuhnya kearah belakang, bukan hanya itu saja ia bahkan juga memutar kursinya hingga kini mereka saling berhadapan dalam satu meja yang sama. Tepat diatas meja terlihat banyak kain venil (bner gak nama kainnya? Aku agak lupa, pokoknya sedikit tebel agak berundu) dengan berbagai warna, jarum jahit, benang, gunting serta kapas yang berserakan.

Eunji terlihat santai menggambar sebuah pola yang membentuk abjad namanya diatas kain, lalu memotongnya menggunakan gunting, setelahnya ia meraih sebuah jarum yang sebelumnya sudah dikaitkan benang, menjahit secara manual pada tiap sisi pola yang sebelumnya sudah ia masukkan kapas agar sedikit menggembung. Rasanya sungguh mudah bagi gadis itu.

Tapi berbanding terbalik dengan Suho yang bahkan belum bisa mengaitkan benang ke dalam jarum. Beberapa kali umpatan kecil terdengar dari bibir laki-laki itu.

"Nji. Tolong masukin dong." pinta Suho dengan menyerahkan jarum dan benang yang sejak tadi menjadi perhatiannya.

Eunji tertawa kecil. Gadis itu meletakkan pekerjaannya yang belum selesai, mengambil jarum dan benang yang disodorkan Suho sebelum mengaitkan benang ke lingkaran kecil dikepala jarum dengan begitu mudahnya.

"Heleh. Begini aja nggak bisa." diberikannya secara hati-hati benang yang sudah menyatu dengan jarum kepada Suho. Suho menerimanya dengan sebuah senyuman. Tak mempedulikan cuitan Eunji sebelumnya.

"Yahhhh lepas lagi benangnya nih" belum sempat Eunji meraih kembali pekerjaannya, Suho sudah kembali menyerahkan jarum dan benang yang kini kembali terpisah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEMORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang