Bagian 2.1

3 0 0
                                    

Mereka pun pulang kerumahnya masing-masing. Sesampainya dirumah Arrum hanya merenung sendirian, sedangkan kakaknya memilih untuk melantunkan ayat suci Alquran, dan ibu berusaha untuk menenangkan Arrum. Arrum tau sebenarnya ibu juga terpukul, hanya saja beliau tidak ingin anaknya semakin terluka.

Dikeluarga tersebut, Arrum memang anak yang paling cengeng, ia memiliki emosi yang kuat dan suasana hatinya yang mudah berubah.

Hari-haripun berlalu...

Arrum sudah cukup kuat untuk mulai bangkit lagi, disetiap harinya ia berusaha untuk tabah menerima semua kenyataan ini, kakaknya pun harus kembali keperantauan, kalau bukan karena pesan ayah ketika hidup " dirumah memang nyaman, tapi masa depan nggak akan digapai" itu pesan ayah yang selalu disampai kekakakku satu-satunya.

Dua minggu memang waktu yang cukup untuk memulihkan hati kakaknya. Namun tidak dengan Arrum, hatinya belum pulih tapi dia juga selalu ingat pesan ayah "Allah itu Maha baik, apapun yang terjadi itu adalah yang terbaik".

Hari ini genap sebulan ayah meninggalkan dunia ini. Bahkan tepat hari ini juga hari pertama Arrum masuk kuliah, seperti yang calon mahasiswa ketahui bahwa hal yang paling menakutkan apalagi kalau bukan kegiatan ospek.

-Bersambung-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bunga untuk siapa ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang