Sorry I Can't Say

41 1 0
                                    

PERPISAHAN LALU PERTEMUAN SEMU


~~

Seorang gadis tampak lesu setelah bangun dari tidurnya, ia mengusap wajahnya dan menggeliat demi mengumpulkan kesadarannya. Setelah memandang jam beker di nakas samping tempat tidurnya ia segera turun dari ranjang dan segera ke kamar mandi untuk menunaikan shalat subuh.

***

"Assalamualaikum warrahmatullah..." setelah mengucap salam, Naya Shubiya- gadis tersebut, memanjatkan do'a dan tadarus. Lantunan ayat-ayat Al Qur'an nya lirih serta lembut, gadis itu terisak akan se-menakjubkan-nya ayat-ayat Sang Pencipta yang dibacanya. Seolah tergetar dengan isi dari kalimat yang dibacanya.

Selepas shalat Naya lalu menjalankan rutinitas paginya, hari ini merupakan dilaksanakannya Ujian Nasional, dan dirinya berharap agar bisa fokus untuk menjalankan ujian.

"Nay, ayo sini sarapan dulu. Ibu sudah bikin makanan kesukaanmu loh," ucap ibu Melia yang merupakan ibu dari Naya.

"Iya, Buk." Naya mengambil tempat duduk di samping Wisnu- adiknya, "Wis, dimana Bapak?" tanya Naya.

"Oh, ke kamar mandi dulu, Kak," jawabnya.

"Nay hari ini kan kamu mau UN, Ibu do'ain kamu supaya lancar, ya. Jangan lupa berdo'a juga ke Allah." Naya tersenyum dan berujar 'Aamiin' yang diikuti oleh Wisnu.

"Ya, udah bangun?" tanya Ali- ayahnya Naya. Ia tipikal orang yang sangat gemar bercanda membuat kehidupan keluarga mereka harmonis.

"Ih, Bapak... toh Naya udah bangun daritadi, kok," balas Naya sambil cemberut.

"Hmmm... Bapak udah-udah jangan godain Naya, dia kan mau UN." Melia melerai keributan ringan mereka dan segera bersiap sarapan.

"Ah Ibu ini nggak rame, Bapak kan cuma bercanda aja. Oh iya, waah... anak Bapak udah gede ya, udah mau lulus SMP aja. Perlu penjagaan ketat nih nanti pas masuk SMA. Takutnya diculik pemuda ganteng dari korea itu," mereka semua tertawa tak terkecuali Naya. Pagi mereka tak ayal selalu seperti ini dan jarang sekali mereka memiliki konflik.

"Sudah-sudah... sekarang waktunya makan." Ucapan Melia membuat semuanya tertib kembali dan melangsungkan sarapan dengan khidmat.

***

"Nayaa~!" teriak seorang gadis dari luar kediaman Naya. Naya segera menandaskan minumnya dan berdo'a dengan cepat.

"Buk, Pak, Naya berangkat dulu ya." setelah berpamitan Naya dan juga Wisnu segera bersiap sekolah.

"Kak, aku hari ini mau berangkat bareng sama Nico," ucap Wisnu dan berpamitan kepada Naya.

"Yaudah, hati-hati. Mangat yaa..." Wisnu tersenyum dan memberi isyarat 'semoga berhasil'.

Naya dan Wisnu berbeda arah. Sementara itu teman Naya yang sudah menunggunya tampak sedang membaca cepat di depan gerbang rumah. "Mil kenapa gak masuk aja ke dalem?" tanya Naya.

"Gak sempet ah, repot sepatunya di iket," balasnya sambil berjalan kaki ke sekolah.

"Kamu pikir punyaku tidak, eh?" Mila cengengesan dan mengusap pipinya. "Oh iya, kenapa baca ngedadak gitu? SKS, ya?" lagi-lagi Mila cengengesan menandakan bahwa tebakan Naya itu benar.

Sorry I Can't Say Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang