INTRODUCTION

28 3 13
                                    

Udara di sekitar terasa menusuk hingga ke tulang. Seorang gadis tengah berjalan cepat sembari mengeratkan jaket yang ia kenakan. Tungkainya terus melangkah sampai akhirnya berhenti tepat di sebuah bangunan megah bergaya Eropa klasik.
Meski bangunan itu tampak tua dan tak terawat, jangan terkejut ketika melihat dalamnya. Benar-benar rapi, bersih, dan mewah. Gadis itu segera memasuki bangunan yang tak lain merupakan tempat kerjanya. Ia bergegas menempatkan diri di balik meja kerjanya dan tak lupa melepas jaket serta tas punggungnya.

Suasana di dalam ruangan itu masih sangat sepi. Hanya ada dua pegawai yang sedang menata buku di rak. Belum ada tanda-tanda orang akan berkunjung. Jelas saja, jam dinding masih menunjukkan pukul 07.30 dan itu terlalu pagi bagi pemustaka untuk pergi ke perpustakaan.
Ya, tepat sekali. Gadis berambut sebahu dengan warna hitam legam tersebut bekerja di perpustakaan kota. Dia mulai bekerja sejak dua bulan yang lalu-tepat setelah ia lulus kuliah. Posisinya disini adalah sebagai staf di bagian layanan sirkulasi, tepatnya bagian peminjaman koleksi.

"Hajin-ah~"

Merasa namanya dipanggil, ia pun mendongak. "Oh, Saehyun. Baru datang?"

Saehyun mengangguk lalu ia segera duduk di sebelah Hajin -gadis yang sejak tadi sudah duduk manis di kursinya.

"Kamu sudah tiba sejak tadi?"

"Hmm, baru sepuluh menit yang lalu."

Ji Saehyun merupakan teman kerja dari Jung Hajin atau yang akrab di sapa Hajin. Mereka berasal dari SMA yang sama dulunya sebelum akhirnya bertemu kembali di perpustakaan ini. Kedua gadis itu sama-sama di tempatkan di bagian peminjaman koleksi. Karena sering menghabiskan waktu bersama, mereka pun cukup dekat. Mereka juga sering pulang bersama karena rumah mereka searah.

"Oh, begitu. Eh, aku mau membuat kopi. Apa kau mau?" tawar Saehyun.

Hajin menganggukkan kepala. "Seperti biasa, eoh!" balasnya sambil mengedipkan salah satu kelopak matanya.

Rekan kerja gadis itu mengangguk paham."Aku tahu. Tunggu ya! Aku akan segera kembali dengan dua cangkir hot mocca latte."

"Terimakasih, Jisae-ya!"

Gadis berwajah bulat itu hanya mengacungkan ibu jarinya seraya berlalu menuju ke arah pantry yang ada di sudut ruangan tersebut. Sementara itu, Hajin mulai merapikan meja kerjanya lalu ia mempersiapkan peralatan kerjanya -komputer, scanner, dsb.

***

"Woy! Renjun!"

"Kak Renjun!"

Sosok yang dipanggil Renjun itu pun menghentikan langkahnya. Ia menoleh dan mendapati adik tingkatnya serta teman seangkatannya berjalan mendekat. Pemuda itu mengulas senyum tipis seraya melambaikan tangannya.

"Ada apa dengan wajah kalian? Kelihatan serius sekali."

"Well, daripada dibilang serius, ini muka sepet kalau lu mau tahu. Gue rasa lu tahu kenapa muka kita kaya gini sekarang."

"Huh?"

"Tim kita akan mewakili kompetisi debat bulan depan, Kak. Tadi Pak Henry yang bilang. Jadi, mulai besok kita harus berlatih."

"Oh, soal debat. Baiklah, besok mau latihan dimana?"

"Di kampus aja gimana, Kak?"

"Males ah. Di kafe tempat lu kerja aja, Njun!"

Renjun diam dan berpikir sejenak. Kemudian ia mengangguk. "Bolehlah. Jam 11 bisa? Gue tunggu kalian di sana."

"Aku baru selesai kelas jam 12, Kak Renjun, Kak Yuta. Gimana?"

Persona Non Grata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang