FOURTH CASE

8 0 0
                                    

"Kak Youngie!"

Seorang pria yang dipanggil 'Kak Youngie' itu pun menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke belakang dan mendapati seorang gadis berlari kecil ke arahnya. Dia memutar badannya dan membiarkan gadis itu mengatur napasnya terlebih dahulu sebelum kembali berbicara. Tak lama gadis tersebut berdiri tegak di hadapannya dan menatapnya dengan mata berbinar.

"Ada apa?"

"Kakak mau makan siang sama Chanmi kan? Aku ikut. Tadi Chanmi mengajakku juga."

"Terserah saja."

Pria itu kembali berjalan dan gadis tadi mengekorinya. Tanpa ragu ia menggandeng tangan lelaki yang berusia jauh lebih tua darinya. Hal itu membuat sang pria risih tapi dia enggan menolak. Daripada nanti gadis itu merajuk dan membuatnya malu jadi lebih baik ia diam saja. Lagipula sebentar lagi mereka akan sampai di restoran tempat janjian dengan Chanmi.

Tiba di restoran tersebut, keduanya segera masuk dan mencari dimana keberadaan Chanmi. Namun tidak sengaja ada seseorang yang menabrak pria yang tadi dipanggil Kak Youngie tadi. Orang tersebut mengambil beberapa barangnya yang terjatuh.

Yang di tabrak pun ikut membantu membereskan sementara gadis yang tadi datang bersama pria itu memilih diam sembari melihat kesekeliling. Ketika netranya menangkap keberadaan Chanmi, gadis itu berjalan meninggalkan pria dan wanita tadi.

"Maafkan saya. Saya tidak sengaja," ujar wanita yang menabrak pria itu.

Setelah membantu membereskan barang wanita itu, lelaki bertubuh kekar tersebut membalas ucapan gadis di hadapannya. "Tidak apa. Apa kau baik-baik sa– eh! Kau?" ucapannya terhenti sejenak saat keduanya saling menatap.

Wanita itu tersenyum lembut. "Ah, kita bertemu lagi. Sekali lagi aku minta maaf, Tuan Detektif! Aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa, Youngho-ssi!"

Keduanya berdiri lantas saling melempar senyum. "Baiklah. Hati-hati dijalan, Nona Misterius. Ku harap pertemuan kita selanjutnya lebih bagus daripada pertemuan kita hari ini dan tempo lalu."

"I hope so. Then, goodbye!"

Saat hendak melangkah pergi, seseorang memanggil namanya dan itu berhasil membuatnya berhenti melangkah. "Kak Hajin?"

"Minji?"

"Ah, jadi benar. Apa yang sedang kakak lakukan disini?"

"Hmm, aku baru selesai makan siang. Aku mau kembali bekerja sekarang. Kau sendiri?"

"Aku baru mau makan siang. Ya sudah, hati-hati dijalan. Sampai jumpa, Kak Hajin!"

"Iya. Aku duluan ya. Bye."

Kemudian Hajin melanjutkan langkahnya yang tadi sempat tertunda. Lalu Nesya menarik tangan pria yang masih bungkam. Dia menatap kepergian wanita yang menabraknya tadi dengan tatapan yang sulit di artikan. Keduanya pun sampai di tempat Chanmi menunggu mereka. Gadis yang tak lain adalah adik detektif  itu tersenyum lebar menyambut kakaknya.

Mereka bertiga pun segera memakan makan siangnya setelah berbincang sebentar. Chanmi sudah memesankan makanan untuk Minji dan Johnny tadi jadi sekarang mereka bisa langsung makan. Karena dia tahu bahwa kakaknya itu sibuk sekali sehingga tidak bisa berlama-lama. Jarang sekali kakak-adik itu bisa makan bersama seperti saat ini.

Sementara itu, Hajin kini tengah terburu-buru menuju ke rumah Renjun. Tadi dia mendapat pesan singkat dari pemuda itu. Renjun mengatakan bahwa dirinya sedang sakit dan meminta tolong pada Hajin untuk membeli makanan serta obat. Pemuda itu terlalu lemas untuk melakukannya sendiri. Sebelum ke rumah Renjun, Hajin membeli obat terlebih dahulu di apotek.

Persona Non Grata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang