Part 4

27 1 0
                                    


     Bianca sedang bermain game di kamaranya sambil mendengarkan lagu kesukaanya, karna terlalu asik bermain game sampai-sampai Bianca tidak mendengar Ibu memanggil-manggilnya dari luar.

"Aca, ca keluar nak ayok makan malam ibu sudah masak makanan kesukaan mu" kata Ibu sambil mengetuk-ngetuk pintu.
"Bianca denger ibu ga" kata ibu sekali lagi sambil memegang gagang pintu lalu membukanya, ternyata pintu itu tidak dikunci oleh Bianca, Ibu pun langsung masuk dan mendekati Bianca.
"Ternyata kamu lagi main game ya, kebiasaan, Ibu mangil-mangil dari tadi ga di jawab-jawab hm" kata Ibu Bianca sambil menjewer telinga Bianca.
"Aaaa Ibu sakit tau" jerit Bianca.
"Sudah matikan HP dan musikmu, dan bergegaslah untuk makan malam"
"Iya" jawab Bianca.

     Setelah mematikan HP dan musik yang tadi ia dengar, Bianca pun mengikuti Ibunya dari belakang dan menuju kemeja makan.
     Sekarang sudah pukul 20.30 Wib.
Sekitar 30 menit berlalu keluarga kecil Bianca Jodie itu menghabiskan makanan tanpa berbicara satu sama lain.

"Ibu, Ayah aku deluan kekamar ya" kata Bianca sambil berdiri dan meninggalkan orang tuanya
     Setelah sampai dikamar Bianca pun melanjutkan kegiantannya untuk bermain game.

~~~

     Hari ini Bianca kembali mengenakan baju sekolah, setelah 1 minggu yang lalu, menghabiskan waktunya untuk bermain game dan membaca novel dan hari ini adalah hari yang sangat tidak disukai oleh gadis itu karna dia harus menentukan pilihannya.
     Seperti biasa orang tua gadis itu berangkat lebih awal dari padanya, hari ini gadis itu tidak mood untuk melakukan apapun termasuk untuk sarapan.
      15 menit dalam perjalanan Bianca hanya terdiam disepanjang jalan memikirkan apa yang harus dia pilih untuk kedepannya, sesampainya disekolah Bianca masih terdiam dan terdiam.

Bianca's POV

    'Jika boleh aku memilih hari mana yang tidak harus ku lewati maka aku akan memilih hari ini' kataku dalam hati sambil menghembuskan nafasku.
"Hai bi, selamat yaa nama lu diurutan paling atas" kata kartika, salah satu teman kelas yang ku kenal.
"Yang bener kar?" kataku dengan tak bersemangat.
"Bener, tunggu-tunggu ko lu kaya ga seneng si bi? Lu lagi ada masalah?" katanya dengan khawatir.
"Ah gaga aku seneng ko, oh iya liat Salsa ga kar?" tanyaku.
"Oh liat, tadi lagi sama Devan dikantin tapi ga tau kolo sekarang, coba aja liat dikanti siapa tau aja mereka masih ada disana" jelas kartika
"Oh yaudah makasih"

     Sebelum kekantin aku pergi ke papan pemberitahuan, dan benar saja namaku tertera paling atas dan aku dinyatakan lulus. Hal ini yang ku suka aku lulus dan mendapatkan pringkat ke-1 diantara banyaknya jumlah siswa di sekolah ini.
    Aku berjalan kekantin, untung saja Salsa dan Devan masih ada disini, aku menyampar mereka dan duduk didepan mereka berdua.

"Eh Bianca, selamat ya" kata Devan sambil mengulurkan tangannya, aku pun mengulurkan tanganku dan tersenyum.
"Karna kamu yang menang, pilihlah makanan sesukamu dan sebanyak yang kamu inginkan" kata Salsa yang ingat akan perjanjian waktu itu.
"Tunggu, kau kenapa ca?" lanjut Salsa.
"Aku sedang tidak mood, jadi lain kali aja, oh ya aku pulang deluan ya" kataku langsung meninggalkan mereka lagi pula jika aku berlama-lama disana mungkin aku akan jadi nyamuk disana. Akupun berjalan menuju parkiran sekolah, untung saja aku tidak menyuruh pak adi pulang.

     Didalam perjalanan aku terdiam dan memikirkan apa yang harus ku pilih? Aku tidak mungkin mengurus Supermarket itu sendirian, lagi pula aku juga akan kuliah nantinya, bagaimana jika aku tidak bisa mengurus Supermarket itu? Apa yang akan Ayah lakukan jika aku tidak bisa mengurusnya?.
     Daripada aku memikirkan hal itu Lebih baik aku ke toko buku aja deh, dari pada dirumah, pasti ayah akan menanyakan hal itu.

"Pak kita pergi ke tokoh buku ya, nanti bapak boleh pulang duluan, tar saya pulang pake taksi aja"
"Baik non"
   

Savior of My lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang