Evani menjadi satu-satunya Barista wanita indonesia pertama yang bersertifikat internasional, ia bernama lengkap Evani Jesslyn, perempuan kelahiran semarang, 18 Agustus 1990 itu merupakan mahasiswa indonesia yang melajutkan pendidikan di University of California Berkeley jurusan bisnis.
Setelah lulus dari UC berkeley , ia sempat bekerja sebagai seorang akuntan publik internasional selama satu tahun di Lloyds TSB Amerika. Evani saat itu berada di satu ruangan dengan teman-teman akuntan lain yang menyukai kopi.
Evani yang dulunya sama sekali tidak suka kopi, mau tidak mau, akhirnya membuat evani penasaran untuk mencoba rasa aroma kopi. Ketika evani meminum kopi tersebut, ternyata kopi yang ia pesan memiliki cita rasa yang enak dan harumnya begitu melekat di benak Evani. Berbekal penasaran, Evani bertanya pada barista kafe tersebut soal biji kopi yang digunakan pada minumannya.
Terkejutlah ia ketika mengetahui, bahwa biji kopi yang digunakan pada minuman kopi tersebut berasal dari Indonesia, kampung halamannya sendiri. Sejak saat itu, Evani tertarik untuk mempelajari lebih dalam tentang kopi dan berkeinginan memajukan bisnis kopi tanah air. Semenjak itu evani mulai mencicipi aneka kopi di Amerika. Dimulai saat itu, evani menjadi sering pergi ke beberapa coffee shop.
Evani tercengang ketika ia menemukan bahwa Hampir semua kedai kopi di Amerika menggunakan kopi Indonesia. hal ini membuat evani bepikir, bahwa produk indonesia yang biasa nya diremehkan oleh banyak orang, ternyata banyak digunakan di amerika dan diakui oleh negara paman sam tersebut.
Ketika evani kembali ke Semarang untuk yang pertama kalinya , evani mulai mencicipi berbagai kopi di Semarang.
Namun, menurutnya saat itu rasa kopinya tidak seenak rasa kopi yang seperti di amerika, padahal evani sudah ada di indonesia, di negara penghasil kopi. Melihat itu, evani mulai berpikir, “apakah karena cara membuatnya yang berbeda sehingga hasilnya nggak sebagus di amerika?” evani kemudian mengambil Sekolah Barista di Singapura.
Di sekolah barista tersebut, juga pakai 100% kopi Mandheling dan menurut evani rasanya menakjubkan, yang membuatnya semakin mencintai kopi. Semenjak di sana Evani sangat percaya diri bahwa jika sekali lagi evani pulang ke Indonesia, evani pasti bisa buat kopi sendiri yang paling enak.
Tapi kenyataannya, dengan skill yang sama, dengan origin Mandheling yang sama, yang evani peroleh di pasar lokal, rasanya pun tetap tidak sama. Evani bingung, dan membuatnya semakin bertanya-tanya “bagaimana mungkin rasanya tidak sama?”
Bahkan Untuk menjawab rasa penasarannya ini, evani rela meninggalkan pekerjaannya sebagai akuntan publik di amerika.Ia kemudian pergi ke San Fransisco untuk mengambil roasting class. Evani percaya akan kualitas kopi-kopi dalam negeri, dari Sabang sampai Merauke. Kalau kualitas kopi-kopi tersebut tidak bagus, tidak mungkin negara-negara luar yang besar itu begitu mencintai kopi Indonesia.
Demi mencari green bean berkualitas baik, Evani mendatangi beberapa perkebunan dan bertemu dengan beberapa petani di Pulau Sumatera. Dari sanalah Evani belajar mengenai kopi mulai dari proses penanaman sampai panen sekaligus praktek bertani kopi. Kemudian Evani semakin mendalami dunia kopi dengan banyak membaca dan melakukan riset online, evani juga pergi ke kebun-kebun kopi di Sumatera, indonesia. Dari sana lah Evani belajar dan jadi tahu tentang tingkatan kopi dan kemana saja distribusinya.
Sejak saat itu evani mulai berdedikasi bahwa, evani ingin membeli langsung dari petaninya sehingga dapat benar-benar mengetahui kualitas biji yang petani olah. Dan Tahu filosofi nya juga dari masing-masing biji kopi yang evani ambil. Dengan perpaduan antara biji terbaik dari negara penghasil kopi yang juga berkualitas terbaik, ditambah teknologi yang dihasilkan oleh negara-negara maju, evani yakin bahwa ia suatu saat bisa ‘mengabdi’ kepada negara indonesia dengan memberikan kopi hasil bumi Indonesia kepada masyarakat Indonesia sendiri.
Pada akhirnya evani berharap bisa menumbuhkan rasa cinta produk dalam negeri bagi masyarakat Indonesia.
Suatu ketika, saat evani di Seattle membantu di booth Indonesia untuk mempromosikan kopi lokal, ada seseorang datang ke booth, yang bertanya kepadanya.Oleh seseorang itu evani diajak ke suatu booth yang sedang diadakan casting untuk acara Barista & Farmer. Dari proses casting itu kemudian berlanjut lagi ke proses audisi di April 2015. Kemudian, Di bulan Oktober, ada pengumuman yang mengatakan bahwa Evani masuk menjadi 1 dari 25 finalis dari seluruh dunia.
Kemudian Evani diminta membuat video cv untuk diseleksi lagi menjadi 10 besar, dimana Eavni kemudian terpilih menjadi salah satunya. Prestasinya tak berhenti sampai di situ, dikutip dari Otten Coffee, Evani terpilih sebagai wakil indonesia dan menjadi satu-satunya peserta dari Asia dalam ajang Barista & Farmer 2016 yang diselenggarakan di Sao Paulo, Brazil.
Sebelum ke Brazil, Evani membuatkan satu booklet untuk mempromosikan Indonesia dan kopinya. Ia juga membawa kopi-kopi Indonesia. Mereka sangat senang menerima hadiah tersebut. Waktu itu evani membawa 18 packs kopi, tadinya mereka seperti tidak ingin mencoba kopi Indonesia.
Tetapi Evani tidak pantang menyerah dan , ia tetap buka dan brew. Hanya 3 hari, ke-18 packs kopi itu sudah habis. Mereka berkata ternyata kopi-kopi Indonesia sangat luar biasa dan enak. Dari acara tersebut evani belajar bahwa tugas petani itu tidak mudah. Untuk menghasilkan secangkir kopi yang baik, dibutuhkan usaha luar biasa di mulai dari proses penanaman, pemetikan, proses pasca panen, roasting dan brewing.
Evani menjadi tahu dan berpikir bahwa ia harus bisa menghargai secangkir kopi yang ada di depannya, karena tanpa kerja keras orang-orang di dunia kopi, maka tidak akan ada namanya kopi nikmat yang bisa memanjakan lidah setiap orang.
Tak berhenti pada kelas roasting saja, Untuk memantapkan pengetahuannya, evani juga mengambil kelas sertifikasi barista dan Q-Grader atau penilai kopi. Berkat kegigihannya, Evani telah berhasil meraih sertifikat Q-Grader dari Specialty Coffee Association of America (SCAA) dan Specialty Coffee Association of Europe (SCAE). Evani kemudian mendirikan kedai kopi bernama Strada Coffee yang berlokasi di Jalan S. Parman, Semarang. Ia memilih Semarang karena kota inilah yang membesarkannya sejak lahir.
di Strada Coffee, ada rak yang terlihat dari luar endela cafe yang berisi toples demi toples yang berisi beragam biji kopi buatan Evani sendiri.
Evani berhasil membuktikan bahwa tak ada yang salah dari menemukan passion yang bertentangan dengan latar pendidikan. Belajar adalah sebuah proses yang tak ada habisnya. Tidak menggeluti pekerjaan yang sesuai dengan latar pendidikan bukan berarti menganggap ilmunya sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
biografi: Evani Jesslyn, barista indonesia pertama bersertifikat internasional
Non-FictionEvani Jesslyn, lahir di semarang 18 agustus 1990, saat ini ia berumur 28 tahun ini, berkesempatan untuk menyuguhkan kopi kepada bapak presiden Joko widodo beserta istrinya, Evani merupakan lulusan dari universitas of california berkeley di jurusa...