VICTOR 4

44K 4.5K 506
                                    

Happy Reading!

"Victor Alexander."

Kedatangan Victor membuat suasana kelas menegang. Tidak ada yang bersuara atau pun mengajukan pertanyaan layaknya menyambut kedatangan siswa baru. Semua pasang mata memang mengarah ke arah Victor, tetapi sangat berbeda dengan jantung mereka yang berdetak sangat cepat.

Hal serupa terjadi kepada Clementine yang duduk sendirian di pojok ruangan. Tubuhnya seolah membeku, pandangannya terpaku pada sepasang mata tajam milik Victor. Clementine meneguk salivanya kasar, ia benar-benar mengigat rupa laki-laki itu.

Dia lelaki yang menabraknya dan Raina, saat ia mencoba untuk brlajar mengendarai sepeda motor.

Tidak. Ini tidak mungkin terjadi. Bagaimana bisa ia dipertemukan kembali dengan lelaki gila, yang sebentar lagi akan menjadi teman sekelasnya. Ralat, sudah menjadi teman sekelasnya.

"Ada yang ingin ditanyakan mengenai teman baru kalian?" tanya Bu Lela sebagai wali kelas.

Pandangan Bu Lela berjelajah, melihat setiap murid yang mungkin akan mengajukan sebuah pertanyaan. Tetapi setelah beberapa menit menunggu, tidak ada satu orang pun dari penghuni kelas yang mengacungkan tangannya.

"Baiklah, jika tidak ada pertanyaan, kita akhiri sesi perkenalan ini. Kalian bisa melanjutkannya saat istirahat," ujar Bu Lela dan diangguki oleh seluruh siswa.

"Victor kamu boleh duduk di samping Clementine," putus Bu Lela. Jantung Clementine seperti ingin terjatuh.
Dia harus duduk bersama dengan orang yang telah mengancam dirinya?

"Maaf Bu, tapi ini tempat duduknya Rain," sangkal Clementine. Dan langsung dihadiahi tatapan yang mengerikan oleh Victor. Perempuan itu langsung tertunduk.

"Tidak masalah, saya memang sengaja memisahkan tempat duduk kalian berdua. Kamu dan Raina itu sering tukar jawaban, jangan berpikir bahwa saya bodoh."

"Tapi Bu—"

"Sepertinya kau membenci diriku, Nona. Apakah kita pernah bertemu?"

Victor melempar pertanyaan secara tiba-tiba. Terlebih pertanyaan itu sudah pria itu ketahui jawabannya. Clementine memandang Victor dengan pandangan penuh kebencian. Kejadian buruk itu masih terngiang jelas di telinganya, terlebih tentang bisikannya yang menjijikkan.

"Jika aku pernah membuat dirimu kesal, aku bisa memperbaikinya," ucap Victor terdengar nakal, walau begitu banyak yang menyoraki kata-kata manisnya itu.

Merasa tidak nyaman dengan lontaran kalimat Victor, Clementine mengalihkan pandangannya ke arah buku tulisnya. Pensil yang berada di genggamannya menari-nari di atas kertas. Tidak mau berurusan dengan pria mesum itu lagi. Jika orang lain berpikir bahwa ia sedang menulis, itu salah.

Clementine hanya menggambar garis-garis abstrak, untuk menyibukkan dirinya sendiri.

"Victor kamu boleh duduk di tempat dudukmu," ujar Bu Lela mengakhiri percakapan antara mereka berdua.

Victor mengangguk dan mulai berjalan dengan gaya coolnya. Tasnya yang disampirkan ke bahu, membuat laki-laki itu terlihat semakin mempesona. Lihat bagaimana barang-barang brandednya yang menarik banyak perhatian.

Fisik yang sempurna serta harta yang berlimpah, itulah pria idaman setiap wanita. Paket lengkap di dalam satu orang.

Victor tersenyum kecil, sangat kecil bahkan hampir tidak terlihat. Ia mendaratkan bokongnya dengan Clementine yang duduk di sampingnya. Sekarang perempuan itu duduk diantara dinding dan Victor. Tetapi Clementine hanya diam, membiarkan Victor melakukan apapun yang dia mau.

VICTOR [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang