VICTOR 19

26.8K 3K 686
                                    

Happy Reading!

"Sekarang kau tinggal memilihnya. Siapa yang akan tetap hidup diantara keduanya. Enjoy your punishment, baby."

Tubuh Clementine menegang bersamaan dengan nafasnya yang tidak teratur. "Tidak, jangan. Jangan lakukan ini kepada mereka. Mereka adalah orang-orang yang aku sayangi."

Clementine bisa merasakan tangan jemari Victor yang merambat sensual di leher jenjangnya. Hidung mancung milik pria itu bergerak mengendus-endus permukaan kulitnya yang mengkilap karena keringat. Tanpa sadar tangan Clementine meremas kemeja yang Victor kenakan.

Sedetik kemudian hidung Victor berhenti tepat di telinga Clementine. Pria itu tersenyum smirk kala tidak mendapati penolakan dari Clementine. Bagus, ia sangat suka jika Clementine diam dan penurut seperti ini. Perempuan itu harus tunduk dan menerima semua perlakuan manisnya itu.

"Lantas?"

"Aku mohon kepadamu lepaskan mereka berdua. Jangan libatkan mereka dalam hal ini." Clementine mulai berkaca-kaca. Perempuan itu terlihat putus asa.

"Kau yang melibatkan mereka, Amore. Kenapa kau justru menyalahkan priamu ini, hm?" Suara Victor terdengar serak seperti tengah menahan sesuatu yang bergejolak dalam dirinya.

"Aku sudah berada di sini bersamamu. Itu 'kan hal yang kau inginkan? Sekarang lepaskan mereka!" tekan Clementine. Perempuan itu sudah benar-benar muak dengan drama yang Victor ciptakan.

Victor terkekeh remeh. Batinnya mentertawakan pernyataan polos Clementine. Tidakkah perempuan itu mengerti apa yang dia mau? Ini adalah pertemuan mereka yang kesekian kalinya, tetapi perempuan itu tidak kunjung memahami dirinya. Apakah Clementine membutuhkan sebuah pengajaran dari Victor?

Dengan sekali tarikan, Victor mendorong tubuh Clementine hingga membentur dinding. Clementine meringis kesakitan karenanya. Kedua tangan Victor bergerak mengurung tubuh Clementime di dalamnya.

Clementine menatap takut Victor. Dengan siaga, Clementine menyilangkan kedua tangannya di dada. Perasaannya mulai bercampur aduk saat tatapan nakal Victor mengarah pada aset berharganya.

"Jangan macam-macam dengan diriku!" ancam Clementine walaupun dirinya sendiri tidak yakin bahwa itu adalah sebuah ancaman.

Selang beberapa detik, Victor memajukan wajahnya membuat Clementine menahan nafasnya. Ia berusaha untuk menjauhkan wajahnya walau dirasa sudah tidak bisa lagi. Sebuah tembok besar menghalangi pergerakannya seolah mendukung perlakuan tak senonoh yang akan Victor lakukan kepadanya.

Secara perlahan tangan Victor bergerak merambat dan melilit pinggang ramping Clementine. Dengan cepat Victor menarik Clementine hingga kening perempuan itu membentur dada bidangnya.

Jemari Victor mengambil dagu Clementine sehingga kini tatapan mereka beradu. "Aku hanya mengagumi bentuk tubuh gadisku. Beberapa bagian membesar di bagian yang tepat. Aku menyukainya ..." ujar Victor menjilat bibirnya sendiri.

Plak!

Ternyata perkataan Victor yang kotor itu berhasil menyulut Clementine. Emosinya yang tertahan kini meluap begitu saja karena perkataan Victor yang seakan melecehkannya. Dengan santainya bibir pria itu mengatakan hal kurang ajar seperti itu. Harga dirinya seakan tidak berharga di mata pria itu.

"Tidak tahu malu!" teriak Clementine terlihat begitu marah. Dadanya terlihat naik turun dengan cepat dengan kedua matanya yang melebar.

Victor menatap nyalang Clementine seraya memegangi pipinya yang panas akibat tamparan yang dia terima. "Kau menampar diriku, Amore?!"

VICTOR [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang