Udara hari ini semakin dingin. Di penghujung musim gugur yang berarti akan memasuki musim dingin, angin bertiup kencang dan udara menjadi menusuk dari biasanya.
Yoongi sedang berkutat di depan kaca kamar mandi. Sehabis berendam di air hangat, ia mengoleskan beberapa produk pelembab untuk wajahnya. Kulit mudah kering jika mulai memasuki musim dingin.
Berlatar di apartement milik sang kekasih—Park Jimin— ia menggumam lagu favoritnya yang sering ia dengar belakangan ini.
Selesai. Tersenyum puas melihat pantulan dirinya yang tampak semakin tampan—cantik—dari hari ke hari.
Ia telah memakai sweater kuning yang kebesaran di tubuhnya, dipadu dengan celana training hitam.
Melangkah keluar dari kamar mandi, letaknya di dekat dapur. Ide terlintas untuk membuat coklat panas, minuman penghangat sebelum tidur.
Sebelum bertindak bertanya pada kekasihnya dulu, mungkin dia ingin dibuatkan juga.
Jimin berada dikamar. Tiduran dengan posisi senyaman mungkin, melintang di tengah kasur. Dengan ponsel yang ia angkat di atas muka.
Terdengar suara wanita dan pria yang bersahutan, bercakap dalam bahasa inggris. Kemudian disusul oleh Jimin yang menirukan apa yang diucapkan.
Kening Yoongi mengernyit, bingung dengan apa yang kekasihnya itu lakukan.
"Jiminie sedang apa?" Berjalan mendekat pada ranjang yang diatasnya terbaring sang kekasih.
Yang ditanya menoleh, tersenyum kecil kemudian menarik pergelangan tangan Yoongi yang berdiri di sisi ranjang.
Mau tak mau si manis mendekat, terduduk sejenak yang kemudian ditarik lembut untuk ikut berbaring. Yoongi menyamankan posisi disisi Jimin. Kepalanya ia baringkan pada dada padat si tampan, dan satu tangannya melingkar pada perut. Dengan satu tangan Jimin yang bebas mengusap sayang rambutnya.
"Udah wangi kamu." Jimin buka suara, mengecup sekilas pucuk kepala Yoongi yang bau strawberry.
"Apa guna mandi kalau tetap bau." Jawab Yoongi, suaranya teredam pada dada Jimin yang terkekeh kecil akan jawaban si manis.
'Would you like to go outside?'
Suara pria yang berada di ponsel Jimin terdengar, berbicara kalimat berbahasa Inggris yang Jimin simak sedari tadi.
"Would you lyke to go—apa tadi?" Jimin mengernyit bingung, ia hampir menyelesaikan kalimatnya. Namun lupa apa kata terakhir yang diucapkan orang yang di dalam video.
Si manis menyimak yang dilakukan kekasihnya malah tertawa. Ekspresi lucu yang Jimin tunjukan membuat tawanya menyembur hingga wajahnya memerah.
"Ketawa kamu. Ngetawain aku ya?" Menoleh pada si manis yang masih tertawa di pelukannya. Sedikit kesal karena Yoongi yang menertawainya.
Memangnya dia bisa?
Si tampan menyeringai, jemarinya ia bawa ke daerah pinggang Yoongi. Menggelitiki si manis yang langsung terpekik.
"Jimin udah~" tubuh Yoongi menggeliat, berusaha menghindari jemari jahil sang kekasih.
Beralih pada tengkuk Yoongi yang sangat sensitif akan sentuhan kecil, "Jimin! Gelii~" pekik si manis lagi, beringsut menjauh.
"Kamu ngetawain aku tadi harus dihukum." Ujar Jimin menarik Yoongi mendekat untuk kembali ia gelitiki.
"Iya iya ampun." Tawanya mereda, berganti dengan rengekan manja yang membuat Jimin ingin mengurungnya dikamar hingga esok.