Malamnya Radit memutar otak agar dapat membuka obrolannya dengan Rahma. Ia memang tak punya banyak pengalaman dalam mendekati perempuan.
Ia pun mulai berpikir, siapa yang dapat ia minta bantuan.
Aha!
Freya
Ia pun mengambil handphonenya yang tergeletak di ranjangnya. Lalu membuka obrolannya dengan Freya dan mengetik beberapa kata.
"frey"
"Woy"
Beberapa menit kemudian ia pun mendapatkan balasan dari perempuan itu.
"Kenapa lo tya?"
Freya mengejek lelaki itu, ya namanya Raditya. Tapi, Freya selalu meledeknya dan memanggilnya 'tya' karena mirip dengan nama perempuan.
Dengan sigap ia pun mengetikkan balasannya.
"Eh bantuin gue dong" balasnya.
"kenapa?" Tanyanya.
"Gue mau ngechat orang tapi, gue enggak tau gimana buka obrolannya." Jawab Radit
"lo baru ngeadd itu orang ya?" tembaknya.
"iya"
"Lo bilang 'add back ya' " kata Freya.
Dengan arahan Freya ia membuka aplikasi hijau itu lalu menyentuh kontak Rahmania mengaddnya lalu mengikuti instruksi yang Freya berikan.
Raditya : Add back ya
Tak lama berselang Rahmania membalas chat yang Radit kirimkan.
Rahmania: Udah ya
Ia pun gusar, obrolannya tidak boleh berhenti sampai disitu saja.
Radit pun membuka obrolannya dengan Freya.
"Frey, abis itu gimana lagi? Biar obrolannya panjang gitu. Hehe" tanyanya.
Beberapa menit kemudian ia mendapatkan balasnnya.
"Lo tanyain , lo sekolah dimana? Oh lo kenal ini ga? gitu-gitu pak tua gimana si lo udah tua masih aja kaga ngerti wkwk"
Radit hanya terseyum mendapakan balasan dari freya. Walaupun usianya diatas freya ia masih nol dalam urusan mendekati perempuan. Ia hanya mempunyai beberapa mantan yang bisa dihitung pakai satu tangan.
"Iya deh lo kan jago frey dalam hal beginian. Nanti gue nanya lagi yak Frey! Hehe" balasnya ke Freya.
Raditya: Lo sekolah di SMA Bhakti ya?
Rahmania: Iya, hehe
Raditya: Lo kenal mahesa?
Read
Radit pun menantikan jawaban dari si pembaca. Bermenit-menit lamanya ia menanti jawabannya tapi tak kunjung mendapat tanggapan.
"Wah anjir cuma di read" ia melempar handphonenya.
Frustasi, itu yang dirasakannya.
sepertinya jalannya tak terlalu mulus tuk dapat mendekati wanita itu.
Tak lama handphonenya bergetar, lalu ia melirik handphonenya yang menampilkan sebuah pop up.
'Pesan baru'
Ia bergegas menjangkau handphone yang ada di ranjangnya, lalu membuka pesan tersebut.
Ah sial, Official Account.
Ia meletakkan benda persegi panjang tersebut di nakas, lalu merebahkan dirinya di kasur.
Satu menit
Dua menit
Lima menit
Sepuluh menit
Ting!
Rahmania : Iya, kenapa ya?
Radit sebenarnya bingung apa yang harus ia lakukan.
Aduh, cari topik apa lagi ya?
Pertanyaan seribu umat pun keluar.
Raditya : ga apa-apa si hehe, btw lo lagi apa?
Radit memang tak pandai dalam memulai percakapan seperti ini, menurutnya lebih baik secara lansung daripada harus seperti ini.
Rahmania : Baca novel nih, lo?
Raditya : Lo suka baca novel? Judul apa ?
Setengah jam kemudian tidak ada jawaban dari room chat radit. Ah, frustasi dirinya. Akhirnya matanya terpejam karena menunggu chat tersebut.
Halo, udah lama banget ga nulis di lapak ini. Hope u enjoy with this story.
Will be back soon as I can. Heheeee
KAMU SEDANG MEMBACA
A Pieces Heart Of Radit
Roman pour AdolescentsDidedikasikan untuk teman saya. Terinspirasi dari cuplikan kehidupan percintaannya. Mei 2018